Doa Katolik

Renungan Harian Katolik Advent Pertama Kamis 1 Desember 2022 Lengkap Bacaan Injil Matius 4:18-22

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lihat bacaan renungan harian Katolik Kamis 1 Desember 2022. Bacaan renungan harian Katolik hari ini disampaikan Romo Valentinus Sri Teja Anthara SCJ.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lihat bacaan renungan harian Katolik Kamis 1 Desember 2022.

Bacaan renungan harian Katolik hari ini disampaikan Romo Valentinus Sri Teja Anthara SCJ.

Bacaan renungan harian Katolik hari ini merupakan hari Minggu Advent pertama.

Pada Minggu Advent pertama hari ini Gereja Katolik merayakan peringatan wajib Beato Dionisius dan Redemptus.

Suatu ketika Raja Muda di Goa bermaksud mengirim utusan ke Aceh, Indonesia, yang baru saja berganti sultan dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani.

Ia ingin menjalin hubungan persahabatan karena hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik.

Sebagai seorang bekas pelaut yang sudah pernah datang ke Banten, Dionisius ditunjuk sebagai almosenir, juru bahasa dan pandu laut.

Bruder Redemptus dengan izinan atasannya ikut serta dalam perjalanan dinas itu sebagai pembantu.

Cerita Alkitab Singkat Kristen Katolik Bacaan Ayat Alkitab Rut: Satu Kisah Cinta

Pastor tentara Dionisius bersama rombongannya berangkat ke Aceh pada tanggal 25 September 1638 dengan tiga buah kapal: satu kapal dagang dan dua kapal perang.

Penumpang kapal itu ialah Don Fransisco de Sosa (seorang bangsawan Portugis).

Pater Dionisius, Bruder Redemptus, Don Ludovico dan Soza, dua orang Fransiskan Rekolek, seorang pribumi dan 60 orang lainnya.

Mereka berlabuh di Ole-Ole (kini: Kotaraja) dan disambut dengan ramah.

Tetapi keramahan orang Aceh ternyata hanya merupakan tipu muslihat saja.

Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang hanya untuk meng-katolik-kan bangsa Aceh yang sudah memeluk agama Islam.

Mereka semua segera ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa agar menyangkal imannya.

Dionisus berdoa kepada Tuhan agar niatnya menjadi martir dikabulkan.

Dan permintaan itu akhirnya dikabulkan Tuhan.

Dionisius menyerahkan diri kepada algojo-algojo itu.

Seorang algojo orang Kristen Malaka yang murtad mengangkat gada dan disambarkan keras-keras mengenai kepala Dionisius, disusul dengan kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya.

Kemartiran Dionisius dengan kawan-kawannya disahkan Tuhan.

Mayat mereka selama 7 bulan tidak hancur, tetap segar seperti sedang tidur.

Menurut saksi mata, jenazah Dionisius sangat merepotkan orang sekitarnya, karena setiap kali dibuang ke laut dan tengah hutan senantiasa kembali lagi ke tempat ia dibunuh.

Akhirnya jenazahnya dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien ('pulau buangan').

Kemudian dipindahkan ke Goa, India.

Martir-martir itu dibunuh pada tanggal 29 Nopember 1638.

Bersama Redemptus, Dionisius digelarkan 'beato' pada tahun 1900.

Kisah Beato Dionisius dan Redemptus menjadi bahan renungan yang baik.

Bacaan renungan harian Katolik merujuk pada bacaan pertama dan bacaan injil.

Bacaan injil diambil dari Matius 7:21,24-27.

Sementara bacaan pertama diambil dari Yes. 26:1-6.

Berikut renungan harian Katolik hari ini:

Oleh Romo Valentinus Sri Teja Anthara SCJ

Membaca dan merenungkan bacaan ini, saya ingat pepatah yang mengatakan ‘jarkoni’ iso ujar orang iso nglakoni; ‘gajah diblangkoni, iso kojah ning ora iso nglakoni;.

Keduanya mempunyai arti orang bisa ngomong, bisa berkotbah tetapi tidak bisa menjalankan. Omongnya gedhe, tetap tidakannya kosong.

Pengertian ini tepat dikaitkan dengan sabda Jesus.

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Masuk surga itu bukan soal pinter omong, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan yang kongkrit.

Sabda Jesus ini berkaitan bagaimana sikap yang tepat dalam menanggapi sabda dan ajaran Jesus.

Mengerti dan menerima ajaran Jesus itu, tidak cukup. Menjadi lengkap bila diwujudkan dalam tindakan.

Perumpamaan yang Jesus ambil untuk meneguhkan ajarannya tidak perlu penjelasan lebih lanjut.

Itulah sikap yang tegas dan jelas bagaimana reaksi orang yang menerima atau tidak menerima sabda Jesus.

Hal itu seperti membangun rumah dalam dasar atau foundasi yang berbeda. Membangun diatas batu dan diatas pasir.

Tantangan yang terjadi, atau alam yang menerjang; hujan dan banjir yang melanda menjadi penentu dari kualitas bangunan yang didirikan oleh pribadi kita.

Pendengar Resi yang dikasihi Tuhan. Pada intinya makna mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya adalah jalan menjadi orang bijaksana.

Hanya mendengarkan sabda-Nya adalah tindakan baik tapi tidak berdampak.

Mengaku melaksanakan kehendak Tuhan namun tidak membaca sabda-Nya adalah omong kosong.

Oleh karena itu mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan berarti kita membangun diri kita diatas Batu Karang yang kokoh, badai dan gelombang akan berlalu, kita tetap bisa berdiri kokoh kuat.

Marilah mendirikan bangunan diri kita dengan sabda Tuhan dan pelaksanaanya.

Marilah menyadari tindakan dan perbuatan kita dalam dasar atau foundasi Sabda Tuhan, bukan dasar yang lain.

Semoga dengan demikian, penantian kita menjadi penantian yang membawa keselamatan saat ini dan keselamatan kekal.

Semoga Hati Kudus menjadi sumber kerendahan hati yang tidak pernah sirna karena dihadang oleh kehidupan yang berat.

Tetap setia walaupun menderita. Tuhan memberkati. Amin

Kalender 2023 Liturgi Katolik, Arti Simbol Tanda Salib dalam Gereja Katolik

Sumber: resi.dehonian.or.id

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini