TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Siswa SMAN 1 Pontianak kampanyekan toleransi bagi kalangan orang muda. Hal tersebut dilakukan juga melalui film pendek yang telah dibuat dengan judul "Toleransi Beragama dalam Lingkup Orang Muda".
Sebagaimana diketahui, bahwa toleransi menjadi tonggak penting dalam kehidupan bermasyarakat ditengah keberagaman yang ada di Indonesia yang tersebar ke seluruh penjuru Indonesia termasuk di Provinsi Kalimantan Barat, mulai dari budaya, bahasa, keyakinan dan lainnya. Namun gama menjadi salah satu aspek keragaman yang sangat dekat dengan kehidupan.
Selain dianggap vital, agama juga dianggap sensitive sehingga merawat kesadaran dalam rangka penerimaan satu sama lain harus dilakukan.
Maka dalam hal ini, SMAN 1 Pontianak menganggap, bahwa anak muda menjadi tonggak dan agen yang diharapkan untuk menjadi penggerak toleransi, tidak hanya hari ini namun juga dimasa mendatang.
Sebagaimana hal tersebut disampaikan oleh, Kepala SMAN 1 Pontianak, Dwi Agustina.
Ia mengungkapkan, bahwa berdirinya Indonesia hingga saat ini tidak terlepas dari peranan toleransi seluruh masyarakat dan pejuang yang ada. Hal ini pula yang kemudian membuat NKRI besar dan kaya akan hal yang beragam.
Berbagai pengetahuan dan kreativitas dapat dimanfaatkan dalam upaya mengkampanyekan toleransi khususnya dalam hal beragama.
Hal ini pula yang turut dilakukan oleh ONE4K, ekstrakurikuler di SMAN 1 Pontianak yang memfasilitasi siswa dalam bidang fotografi dan videografi.
Untuk diketahui, bahwa kegiatan ektrakurikuler ini baru saja merampungkan sebuah film pendeknya berjudul ‘Toleransi Beragama dalam Lingkup Orang Muda’.
• Pengurus Masjid Sirajul Munir Pontianak Maafkan Pelaku, Kasus Pembobolan Kotak Amal Berkahir Damai
"Kehidupan toleransi di SMAN 1 Pontianak tidak hanya dalam ranah agama, melainkan juga aspek lainnya terjalin baik sejak dahulu. Tidak pernah ada gesekan satu sama lain dan terjalin hubungan yang harmonis antara guru, tenaga pendidikan serta seluruh siswa yang ada. SMAN 1 Pontianak toleransinya luar biasa,” ujar Kepsek SMAN 1 Pontianak dalam keterangan persnya pada Selasa 23 Agustus 2022.
"Maka kita mengapresiasi film pendek karya siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler ONE4K ini," ucapnya.
Kepsek SMAN 1 Pontianak berharap, kreativitas tersebut bisa terus diasah sehingga bermanfaat untuk lebih banyak orang lain.
"Tetapi siswa juga tidak boleh melupakan aspek akademiknya," pintanya.
Tidak hanya cukup sampai disitu, film pendek tersebut juga kemudian dipertunjukkan kepada puluhan siswa yang hadir dalam kegiatan nonton bareng dan diskusi yang diselenggarakan di Amphiteater SMAN 1 Pontianak.
Kegiatan tersebut merupakan bentuk kerjasama antara ONE4K, Yayasan SAKA dan Sadap Indonesia yang digelar pada Jumat 19 Agustus 2022 kemarin.
Nobar dan diskusi tersebut turut dihadiri oleh Kepala Sekolah, guru PPKN dan Agama serta beberapa narasumber diskusi, diantaranya Afif Al-Hauzaan Alfian selaku ketua ONE4 dan penggagas ide cerita, Rio Pratama selaku pembina ekstrakurikuler ONE4K dan orang muda pegiat isu toleransi, Ningsih Sepniar Lumbantoruan selaku ketua SAKA/orang muda pegiat isu toleransi dan juga Hatta Budhikurniawan selaku pegiat film Kalimantan Barat.
Rio Pratama pun mengapresiasi atas suksesnya kegiatan tersebut.
Rio yang juga merupakan pembina ekstrakurikuler ONE4K menyampaikan, bahwa film pendek dengan tema toleransi ini tidak terlepas dari hasil refleksi bersama yang kerap dilakukan ketika proses ektrakurikuler berlangsung.
"Hal ini juga tidak terlepas dari kondisi Kalbar yang memiliki sejarah konflik panjang dan agama menjadi salah satu sumber permasalahannya," paparnya.
Sebagai pembina pula, Rio Pratama juga mengaku bersyukur, lantaran bisa terlibat dalam proses penyusunan film pendek tersebut.
Pasalnya, dalam proses pembuatan film pendek tersebut, tidak hanya terlepas film pendek dengan latar toleransi beragama rampung dibuat, namun juga karena sekaligus menjadi ajang refleksi bersama bagi anak-anak didiknya dalam belajar dan mengkampanyekan toleransi sejak usia muda.
“Semoga fim pendek ini dapat menjadi refleksi bersama tentang pentingnya menerima perbedaan apapun bentuknya, sehingga toleransi dan pluralisme dapat tercipta dalam lini kehidupan hari ini dan seterusnya,” harapnya.
Pegiat film Kalimantan Barat, Hatta Budhikurniawan juga menyampaikan apresiasinya. Kata dia, dalam segi pesan, film pendek ini lekat akan pesan yang mudah diterima oleh penontonnya.
Menyaksikan film pendek karya siswa, Nurjanah yang merupakan guru agama Islam menuturkan bahwa film tentang toleransi beragama erat kaitannya dengan kehidupan di SMAN 1 Pontianak. Tidak pernah terjadi gesekan antar umat beragama karena yang dikedepankan adalah toleransi satu sama lain. Hal serupa diungkapkan Mangit, ia yang merupakan guru agama Kristen menuturkan pentingnya toleransi dalam kehidupan harus senantiasa dirawat dan diimplementasikan dalam kehidupan.
Sementara itu Yenni selaku guru PPKN di SMAN 1 Pontianak juga menyatakan, bahwa kehidupan toleransi tidak hanya dalam aspek agama telah diimlementasikan serta sejalan dengan proses pembelajaraan saat ini.
"Pengamalan nilai pancasila dalam menjadikan masyarakat saling toleran dan plural menjadi kesadaran bersama serta sejalan dengan visi dan misi di SMAN 1 Pontianak," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News