TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit dirasakan petani masih rendah. Beberapa petani mengaku harga TBS masih berkisaran di angka Rp800 hingga Rp900 per kilogramnya, Rabu 13 Juli 2022.
Ketua Umum HMI Komisariat Agrobisnis Politeknik Negeri Sambas Farhan berkomentar agar Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas mengambil langkah dan solusi supaya harga TBS kembali stabil.
"Sampai hari ini di lapangan harga sawit masih tergolong turun khususnya di s
Sambas di angka 800-900 per kilogramnya, di harga tingkat petani dan harga di tingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di angka 1200-1500," kata Farhan, Rabu 13 Juli 2022.
Dia mengatakan sesuai Permentan no 1 tahun 2018 dalam mengatur penetapan TBS melalui daerahnya Pemerintah Provinsi sudah mengatur harga TBS melalui Dinas Perkebunan dikatakan pada Juni lalu pernyataan dari Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar M Munsif di Pontianak.
"Berdasarkan hasil rapat tim penetapan harga TBS kelapa sawit produksi pekebun Kalbar pada 15 Juni 2022, ditetapkan harga untuk periode I Juni 2022. Harga tertinggi di umur 10- 20 tahun yakni Rp2.733 per kilogram. Untuk harga terendah di umur 3 tahun yakni Rp2.040,12 per kilogram. Sedangkan untuk harga CPO Rp12.237,82 per kilogram dan PKO Rp7.217,53 per kilogram," kata Farhan.
• 17 Atlet Politeknik Negeri Sambas Ikuti Porseni di Banjarmasin
Jika ditemukan jauh timpang dengan harga yang telah ditetapkan dengan yang di lapangan, kata Farhan, dalam hal ini Pemda harus tegas dan memberikan sanksi agar pihak perusahaan tak semena-mena.
"Kita tahu tidak stabilnya harga TBS karena semrawutnya dalam regulasi dilarangnya ekspor CPO dan lalu dibuka kembali kran ekspor," tuturnya.
Perihal pernyataan itu, imbuh dia, khususnya sawit merupakan ketergantungan penghasilan masyarakat Sambas terhimpun dari data BPS per tahun 2021 perkebunan sawit rakyat di Sambas ada sekitar 74.914 hektar.
"Menjadi atensi dan sangat mengkhawatirkan jika harga terus turun merosot ditambah lagi harga pupuk yang mahal sekaligus langka. Perlu adanya langkah tegas dan solusi dari Pemda,
jika ini dibiarkan tanpa ada langkah terkesan Pemda membiarkan nasib rakyatnya. Terutama petani Sambas yang ketergantungannya hasil dari sawit," katanya.
Dia berharap Pemda melakukan koordinasi dengan perusahaan sawit yang ada di Sambas perihal harga TBS yang tidak stabil.
"Dalam menyesuaikan harga dan memberikan tindakan sanksi tegas jika ada perusahaan yang membeli harga TBS terendah tidak sesuai harga yang ditetapkan," harapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News