TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sumpit merupakan satu diantara senjata tradisional masyarakat suku Dayak di Kalimantan.
Dahulu, Sumpit digunakan masyarakat Dayak untuk berburu dan juga berperang.
Namun, saat ini Sumpit lebih dikenal sebagai olahraga tradisional khas masyarakat Dayak.
Berbentuk tongkat bulat panjang dengan lubang ditengahnya, sumpit merupakan alat olahraga yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi dan teknik pernafasan khusus dalam menggunakannya.
• Universitas Nahdlatul Ulama Kalbar Harap Wisudawan Sarjana II Dongkrak IPM Daerah
Elisabeth Asri Sukarsih (22), satu diantara peserta lomba Menyumpit mewakili Polres Melawi dalam lomba menyumpit yang digelar oleh Polda Kalbar dalam rangkaian Hari Bhayangkara menyampaikan, ada sejumlah gaya dalam menyumpit.
Pertama gaya berdiri, kedua gaya duduk, ketiga gaya berjongkok, dan terakhir gaya menyumpit sembari tiarap.
Asri panggilannya menjelaskan, dalam memegang sumpit yang memiliki panjang rata - rata 2 meter, bila tidak kidal, tangan kanan memegang pangkal sumpit, dan tangan kiri memegang bagian sumpit sekira 50 cm dari pangkal dengan siku menempel di badan untuk menjaga keseimbangan.
Untuk menembakkan anak sumpit ke sasaran diperlukan satu kali tiupan langsung.
Sebelum meniup, dikatakannya penyumpit harus lebih dahulu mengumpulkan udara di mulut dan menahannya ketika melihat target.
Saat merasa target sudah pas, barulah nafas udara yang ditahan di mulut tadi ditiupkan dengan teknik satu kali tiupan.
"Pada saat kita mengumpulkan udara di mulut,.itu tidak boleh bocor,.karena kalau bocor nanti tidak terlalu jauh tembakannya,"ujarnya.
Menyumpit tidaklah terlalu sulit menurutnya, namun memang harus sering berlatih untuk menambah daya konsentrasi dan melatih nafas agar mampu menembakkan anak panah dengan jauh dan tepat.
Untuk memperkuat nafas dalam menyumpit harus sering melakukan olahraga fisik lainnya seperti pushup.
Hal tersebut dilakukan untuk menambah kekuatan tubuh dan pernafasan.
Asri menceritakan, dirinya sudah belajar menyumpit sejak tahun 2016 lalu ketika SMA, dan hingga kini dirinya berkuliah semester 8 di universitas Tanjungpura Pontianak, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ia masih terus berlatih.
Asri mengatakan Sumpit membuatnya tenang, dan bersemangat, dirinya pun menikmati ketegangan membidik sasaran dengan posisi menahan nafas untuk melakukan tembakan.
Kepuasan akan konsentrasi, dan suasana tegang sebelum menembak dan melihat anak sumpit tepat sasaran itulah yang membuatnya terus semangat dalam olah raga sumpit.
"Yang membuat saya masih terus belajar Sumpit ini karena saya suka ya, dan saya juga suka berbagai olahraga tradisional, saya ingin olahraga ini tidak hilang termakan jaman, jadi saya terus ingin belajar dan mengajak lainnya untuk belajar Sumpit ini,"tuturnya.
Sekira 6 tahun ia menemui olahraga Sumpit ini, sudah banyak pertandingan yang ia menangkan.
Tidak banyak target yang ingin dicapainya, fokus menekuni olahraga tradisional nenek moyang ini dan menyebarkan semangat olahraga sumpit, agar Sumpit terus lestari yang menjadi motivasinya saat ini.
Polda Kalbar, dalam rangkaian Hari Bhayangkara menggelar perlombaan olahraga Tradisional diantaranya menyumpit, yang dilaksanakan di halaman ex Cafe Nineteen Pontianak, Sabtu 25 Juni 2022. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News