Pengurus MUI Kabupaten Sambas Dilantik, Sebut PR Besar Atasi Kasus Cabul

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajaran Pengurus MUI Kabupaten Sambas usai dilantik di Aula Utama Kantor Bupati Sambas, Senin 20 Juni 2022.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sambas resmi dikukuhkan oleh Ketua MUI Kalimantan Barat, Basri Har. Kegiatan pengukuhan dan pelantikan Dewan Pimpinan MUI Kabupaten Sambas masa khidmat 2022-2027 dilaksanakan di Aula Utama Kantor Bupati Sambas, Senin 20 Juni 2022.

Pelantikan tersebut dihadiri oleh Bupati Sambas H Satono dan Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi serta Sekda Kabupaten Sambas Fery Madagaskar.
Pengukuhan itu mengusung tema merekat ukhuwah islamiah menebar Islam wasathiyah menuju Sambas Berkemajuan.

"Alhamdulillah pengukuhan dan ta'aruf dihadiri semua elemen masyarakat, ini artinya MUI Kabupaten Sambas tahun ini merangkul seluruh elemen masyarakat," kata Ketua MUI Kabupaten Sambas Sumar'in Asmawi, dalam sambutannya.

Sumar'in Asmawi mengatakan, MUI Kabupaten Sambas berkomitmen untuk mengumpulkan, merangkul, seluruh elemen masyarakat Sambas mulai dari akademisi, da'i dan semuanya. Hal itu dilakukan untuk mengembalikan julukan Sambas sebagai Serambi Mekkah.

Hadiri Wisuda Tahfidz di Pemangkat, Satono: Generasi Muda Harus Ditaburi Iptek di samping Agama

"Kita sudah punya modal sejarah, 200 tahun yang lalu ada ulama sampai di Sambas, ia menetap dan menjadi ulama di Mekkah dan Madinah, ia bernama Syekh Khatib As-Sambasi. Karena beliau lah Sambas dikenal di se antero Indonesia," ujarnya.

Sumar'in Asmawi bercerita, Syekh Khatib As-Sambasi juga mempunyai berbagai murid yang menyebarkan keilmuannya dan melahirkan tokoh-tokoh besar. Sehingga kiprah itu, Sambas terkenal di Indonesia bahkan di dunia.

"Kemudian, 100 tahun lalu, lahir ulama dunia dan juga maharaja Imam Muhammad Basuni Imran. Lewat pertanyaan kenapa umat Islam terbelakang. Usai pertanyaan itu, ulama di dunia pun menanggapinya, dengan berdiskusi, karena pertanyaan itu dari orang Sambas," katanya.

Dia mengingatkan bahwa Sambas mestinya dapat mengikut siklus sejarah dalam seratus tahun melahirkan ulama besar. Maka itu, kata dia, sekarang adalah fase yang tepat untuk memulai memunculkan ulama pembaharuan Islam.

"Kita lihat siklus sejarah, mestinya ada juga ulama yang harus kita mulai dari sekarang. Sekarang fasenya mesti mulai muncul ulama pembaharu yang dibilang Nabi SAW, muncul setiap siklus seratus tahun," jelasnya.

Tetapi, imbuhnya, hal itu tidak akan bisa kita lakukan jika melihat kondisi Sambas hari ini. Maka dari itu, inilah yang menjadi pekerjaan rumah semua masyarakat Sambas. Diantaranya adalah menekan angka kasus cabul yang masih tinggi di Kabupaten Sambas.

"Apa yang menjadi visi misi Ketua MUI Sambas, yakni kami punya PR besar Sambas yang saat ini menjadi wilayah angka cabul tinggi. Kita tidak bisa menyalahkan, tetapi ini PR kita untuk bergandengan tangan untuk kembali menjadi wilayah yang disegani sebagai Serambi Mekkah," ucapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini