Haji 2022

Asyarin Menunggu 10 Tahun untuk Berangkat Haji Bareng Istri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asyarin warga Dusun Parit Jawai, Desa Bukit Segoler, Kecamatan Tebas, Sambas satu diantara calon jemaah haji Kabupaten Sambas, Rabu 11 Mei 2022.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Calon jemaah haji, warga Desa Parit Jawai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Asyarin harus menunggu hampir 10 tahun lamanya untuk bisa berangkat ke tanah suci Mekkah, Arab Saudi.

Laki-laki berusia 58 tahun itu mendaftar haji sejak tahun 2013. Asyarin awalnya direncanakan baru bisa berangkat haji tahun 2023, namun angin segar berhembus, saat namanya muncul dalam kuota haji tahun 2020.

“Waktu itu tahun 2020, ada penambahan kuota saya ditarik untuk calon jemaah haji Tahun 2020. Namun ada pandemi sehingga tahun 2020 ditunda, saya tidak bisa berangkat,” katanya kepada Tribun Pontianak, Rabu 11 Mei 2022.

Setelah dua tahun pandemi covid-19 melanda, dua tahun pula keberangkatan haji Indonesia ditunda. Di tahun 2022 ini Asyarin baru bisa berangkat menunaikan ibadah haji.

“Memang luar biasa senangnya karena nama saya muncul, saya bersama istri, saya suami istri akan berangkat ke tanah suci Mekkah,” ucap Asyarin senang.

Asyarin hadir di Kantor Kemenag Sambas untuk mengecek kesehatan dan melakukan suntik vaksin meningitis dan influenza sebagai persiapan keberangkatan haji.

Binar mata Asyarin tak mampu ia sembunyikan sebab tak lama lagi ia akan berangkat untuk menjadi haji yang mabrur. Bersama istrilah ia akan ke tanah suci, serta 141 jemaah haji Kabupaten Sambas lainnya.

143 Calon Jemaah Haji Sambas Suntik Vaksin Meningitis dan Influenza

Namun demikian ia harus menerima kenyataan tak bisa haji bersama satu orang keponakannya yang juga mendaftar bersamanya. Nama keponakannya itu tidak muncul dalam kuota haji 2022.

“Kebetulan ada keponakan juga yang mendaftar tetapi sayang namanya tidak timbul sehingga tidak berangkat lah ia. Saya sama istri Murina, sama sama daftar tahun 2013 dengan perjuangan menabung untuk biaya haji,” katanya.

Asyarin mengaku berjuang menabung selama puluhan tahun untuk mengumpulkan biaya haji. Ia bekerja sebagai tukang kayu, berkebun sawit, jeruk untuk mengumpulkan pundi-pundi Rupiah.

“Saya macam-macam pekerjaan dan usaha dilakukan, mulai kerja kayu, berkebun, menabung yang awalnya biaya haji 26 Juta hingga berangkat berdua harus mengumpulkan 52 Juta Rupiah lebih,” katanya.

Asyarin mengaku bahagia dan haru dapat berangkat ke tanah suci. Ia pun sadar harus menjaga kesehatan dan kebugaran fisik dari sejak lama. Hingga jelang keberangkatan, kata dia, mesti menjaga kesehatan.

“Senang saya bercampur haru bisa berangkat. Selama ini saya menjaga kesehatan supaya kita berangkatnya tidak ada halangan mudahan dengan ini saya bisa menjadi haji yang mabrur,” ucapnya.

Asyarin berharap bisa berangkat dengan sehat dan kembali ke tanah air pun dengan keselamatan. (*)

(Simak berita terbaru dari Sambas)

Berita Terkini