TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan bahwa sebelum pandemi wisatawan yang masuk ke Wisata Temajok di Kabupaten Sambas, Kalbae bisa mencapai 3000 orang perminggu.
Hal itu disampaikan Gubernur Sutarmidji ke Menparegraf Sandiaga Uno di Kalbar saat FGD mengangkat tema “Bangkit Bersama dalam Pengembangan Pariwisata di Kalbar” pukul 10.00 - 11.00 di Hotel Ibis Pontianak, 9 Maret 2022.
“Maka dari itu kawasan Temajok akan saya kembangkan dan kita juga kan satu rumpun dengan Malaysia. Maka infrastruktur Sambas akan kita benahi dengan membangun waterfront dan komplek rumah Melayu,”ujarnya.
Jadi wisatawan Malaysia yang datang tidak hanya ke Temajok saja, bisa langung ke Sambas.
“Wisata di Sambas juga terkenal dengan adanya ulama besar Masjidil Haram dan semua peninggalan beliau di Sambas yang bisa menjadi data tarik wisatawan yang datang,”ujarnya .
• Menparekraf Sandiaga Uno Lirik Potensi Wisata Temajuk di Kabupaten Sambas
Sehingga kalender wisata di Kalbar sudah harus memperhatikan bagaimana pengembangan wisata, tidak bisa hanya mengandalkan SDA dan sektor pariwisata bisa menjadi andalan kedepannya.
Kabar terbaru 1 April 2022 Malaysia rencananya akan membuka Border perbatasan.
“Saya harap ini betul dilakukan karena sudah cukup lama border ditutup dan semoga sektor pariwisata yg masuk dari Malaysia bergairah kembali,”harapnya.
Sutarmidji juga menyampaikan keluhannya kepada Menparekraf Sandiaga Uno terkait mobil Malaysia yang masuk ke Indonesia harus bayar Rp 400 untuk satu bulan.
“Nah sejak diberlakukan itu, wisatawan semakin kecil yang kesini. Bahkan jarang saya lihat mobil Malaysia yang masuk ke Kalbar. Kalau sebelumnya sangat banyak. Berbeda kalau kita kesana bebas saja dan tidak bayar,”ujarnya.
Sutarmidji juga menyampaikan bahwa Tanaman Mangrove di Kalbar bisa terbilang paling luas di Indonesia dan tentu memiliki potensi yang luar biasa.
Selain itu dikatakannya bahwa saat ini Kalbar memiliki 2031 desa dan sudah bebas dari status desa sangat tertinggal , dan terdapat 385 desa mandiri.
“Desa yang sangat potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata seperti desa yang berada pada kategori desa maju dan berkembang,”pungkasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)