TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bulan Ramadhan 1443 Hijriyah di tahun 2022 jatuh pada hari Sabtu 2 April 2022.
Artinya, 45 hari lagi akan memasuki bulan Ramadhan tahun ini.
Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah setelah Sya'ban dan sebelum Syawal.
Ramadhan secara bahasa berarti bulan membakar, apa maksudnya?
Komaruddin Hidayat, Dosen UIN Jakarta menyatakan, secara bahasa, bulan Ramadan artinya bulan pembakaran (atau membakar -red).
• Mengenal Malam Nisfu Syaban, Malam Istimewa Sebelum Bulan Ramadhan
Maksudnya, sebagaimana karat yang menempel pada logam mulia, maka dengan berpuasa Ramadan diharapkan berbagai dosa dan sifat-sifat buruk yang melekat pada seorang muslim akan rontok, menjadi bersih dan kembali ke posisi awal sebagai hamba Tuhan yang fitri.
Karenanya, setiap muslim yang melakukan puasa Ramadan, di penghujungnya akan merayakan sebuah wisuda yang disebut idul fitri.
Jadi bisa disimpulkan maksud dari Ramadhan bulan membakar adalah membakar dosa-dosa dan sifat buruk.
Sementara Ustadz Abdul Somad mengatakan, Ramadan merupakan satu-satunya bulan yang disebutkan Allah di dalam al Quran.
• Kata Bijak Menyambut Ramadhan 2021 Ramadhan 1442 H
Biasanya sesuatu yang disebutkan namanya di Quran karena sangat buruk, tapi juga karena kemuliaan dan keagungan yang luar biasa.
UAS menjelaskan pengertian Ramadhan secara bahasa.
Menurutnya, Ramadan, asal katanya adalah 'Romdho' yang artinya panas.
"Kenapa bulan ini disebut panas? Karena memang pada saat siang hari, leher ini rasanya kering karena memang panas luar biasa," kata Ustadz Abdul Somad.
"Karena tidak ada air yang lalu di tenggorokan dari terbit fajar sampai terbenam matahari," kata Ustadz Abdul Somad.
Tapi ada juga makna lain dari Ramadan.
"Dia disebut panas ketika kita gali tanah, ditemukan ada besi yang sudah lama di dalam tanah, berkarat, lalu kemudian besi itu kita panaskan ke dalam api yang bergejolak," kata UAS.
"Setelah dia memerah lalu kita tarik, kita pukulkan ke lantai. Satu kali hentakan maka rontoklah karatnya. Begitulah agaknya kita dengan bulan Ramadan," kata Ustadz Abdul Somad.
Selama 11 bulan semuanya berkarat.
Mata berkarat, telingan berkarat, lidah berkarat, otak berkarat, hati berkarat, semuanya berkarat dengan karat-karat dosa.
Lalu dilepaskan semuanya ini dengan panaskan dengan ibadah-ibadah.
"Siangnya diisi dengan shiyam (berpuasa), malamnya diisi dengan qiyam," kata UAS.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, siapa yang tegak di waktu malam, karena keimanan dan hanya berharap balasan dari Allah maka diampunkan juga dosa-dosanya di masa lalu.
Lalu kemudian ada waktu yang utama menjelang waktu Subuh, menjelang azan subuh berkumandang, pada waktu sahur manfaatkan untuk beristighfar.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, keutamaan-keutamaan bulan ini andai kita tidak mendapatkannya di awal maka jangan sampai di tengah dan akhirpoun tidak mendapatkan.
"Usahakan. Semangatkan diri, bangkitkan jiwa. Jiwa-jiwa yang tertidur bangkitlah, bangunlah. Bersemangatlah. Jadikan ini sebagai Ramadan terakhir," kata Ustadz Abdul Somad.
7 Persiapan Menyambut Ramadhan
1. Kenali Ramadan dengan baik
2. Perbaiki hubungan dengan Allah melalui taubat nashuha
3. Perbaiki hubungan dengan sesama
4. Siapkan Alquran
5. Bayar hutang puasa tahun lalu
6. Siapkan budget lebih untuk sedekah puasa
7. Jaga kesehatan, karena puasa dan Qiyamul Lail membutuhkan kesehatan fisik