TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Warga Desa Segarau Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas itu mengatakan mendapat ikan tirus sudah ketiga kalinya. Sebelumnya Dirinya pernah mendapat ikan tirus saat memancing di Sungai Sambas Besar beberapa tahun lalu.
“Pernah mendapat ikan turusan beberapa kali, kali pertama mendapat ikan yang seberat 8 kilogram harganya Rp700 ribu, ini murah, karena ikan betina,” ungkapnya.
Wardi mengungkapkan kali kedua ia mendapatkan ikan tirus seberat 7 kilogram namun dihargai hanya Rp2 Juta.
• Terjual Ratusan Juta, Nelayan di Sambas Ungkap Bagian Termahal Pada Ikan Tirus yang Didapatkanya
“Ini masih murah karena betina, saya dapat ikan ini juga di Sungai Sambas Besar ini,” katanya.
Wardi mengatakan dari penjualan ikan tirus tersebut ia gunakan untuk memperbaiki perahu miliknya.
[Update Informasi Seputar Kabupaten Sambas]
“Jadi waktu itu uangnya digunakan untuk memperbaiki perahu yang mulai rusak,” katanya.
Wardi warga Desa Segarau tinggal bersama istrinya hampir 12 tahun. Namun sejak menikah ia belum dikarunia anak.
Ia bekerja sebagai nelayan sejak lulus SD.
“Sudah menikah 12 tahun, bekerja sebagai nelayan sehari hari mencari ikan di sungai dengan berbagai tangkapan ikan yang tak menentu,” katanya.
Wardi menyebutkan penghasilannya sebagai nelayan tidak menentu. Kata dia, terkadang mendapat ikan mancung, senangin dan kakap nipah.
“Kalau dapat ikan tirus ini jarang karena memang sulit didapat, ada musim musim tertentu juga,” ujarnya.
Berencana Renovasi Rumah
Ikan Tirus yang didapatkan oleh Wardi Dibeli oleh warga yang tinggal tak jauh dengan rumahnya.
“Uangnya sudah saya terima, pembelinya bernama Damak, warga sini juga yang pembelinya,” katanya diwawancarai wartawan di kediamannya di Dusun Pantai, Desa Segarau, Kecamatan Tebas, Kamis 10 Februari 2022.
Wardi mengatakan uang hasil penjualan ikan tirus itu rencananya akan digunakan untuk merenovasi rumah.
Selain merenovasi rumah, kata Wardi uang tersebut juga digunakan untuk membeli sampan.
“Untuk keperluan dan kebutuhan rumah tangga, kemudian untuk memperbaiki sampan dan membeli alat alat memancing,” kata Wardi.
Wardi mengungkapkan sampan miliknya itu sudah mulai rusak dan rapuh. Oleh sebab itu ia ingin menyisihkan sebagian uang tersebut untuk membeli atau memperbaiki sampan.
Wardi mengatakan bekerja sebagai nelayan sejak lajang. Tepatnya saat ia selesai menempuh pendidikan tingkat dasar.
“Dari bujangan sebelum menikah sudah sering bekerja jadi nelayan, kemudian sempat merantau ke negeri Jiran Malaysia, pulang dari sana jadi nelayan lagi,” katanya.
Wardi mengatakan tidak menyangka bisa mendapat ikan tirus untuk ketiga kalinya. Ia mengaku bersyukur harga ikan yang didapatnya dibayar dengan harga yang fantastis.
“Harganya sebetulnya 150 Juta Rupiah kalau dijual kering, ini saya jual 140 Juta Rupiah karena masih basah,” katanya. (*)