Puluhan Pemuda Karang Taruna dan Mahasiswa Merawat Situs Budaya Surau Raden Sulaiman Sambas

Penulis: Imam Maksum
Editor: Hamdan Darsani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan pemuda Karang Taruna Kabupaten Sambas dan organisasi mahasiswa di Sambas lakukan bakti sosial penyigaran Halaman Surau Raden Sulaiman, salah satu Cagar Budaya di Kabupaten Sambas, Minggu 23 Januari 2022.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Puluhan Pemuda yang terlibat aktif di Karang Taruna Kabupaten Sambas dan berbagai organisasi pemuda dan mahasiswa melakukan penyigaran Halaman Cagar Budaya Surau Raden Sulaiman, Minggu 23 Januari 2022.

Ketua Karang Taruna Kabupaten Sambas Erik Darmansyah mengatakan bakti sosial di Halaman Surau Raden Sulaiman dapat bermanfaat di masa mendatang.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh rekan-rekan yang telah hadir dan masyarakat yang terlibat. Aktivitas kecil ini semoga bermanfaat di masa yang akan datang," ucapnya 

Erik Darmansyah mengatakan, rencananya kolaborasi itu bergantian dengan OKP lainnya bertujuan untuk menjaga semangat yang harus tuntas. 

Puluhan Mahasiswa dan Pemuda di Sambas Bersihkan Halaman Cagar Budaya Surau Raden Sulaiman

“Awalnya kita hanya berani melakukan penyigaran halaman, cita-cita besar kita nantinya akan ada silaturahmi untuk membicarakan terkait dengan cagar budaya yang disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Sambas," jelasnya.

Pengurus Surau Raden Sulaiman Sapawi juga mengucapkan terima kasih atas kerja samanya melakukan baksos penyigaran halaman surau

"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Karang Taruna yang bekerja sama dengan tiga BEM Kampus yang telah membantu kami memelihara halaman surau Raden Sulaiman," ucapnya.

Sapawi menuturkan, Tahun 2021 Surau Raden Sulaiman sudah diakui sebagai salah satu situs budaya yang ada di Kabupaten Sambas dengan diterbitkannya SK Bupati. 

“Berkaitan dengan sejarah surau ini saya mohon maaf tidak bisa menginformasikan secara terperinci dan saya hanya meneruskan mengelola aktivitas sehari-hari di surau ini,” katanya.

Menurut Sapawi, cerita dari mulut ke mulut sudah banyak diketahui hanya saja kurang diangkat dan kurang diperhatikan selama ini.

Sapawi, lelaki berusia 51 tahun itu berharap keberadaan surau ini mendapatkan perhatian lebih dari pihak mana pun serta Surau bisa dipromosikan kepada masyarakat.

"Dengan diakuinya surau ini diharapkan keberadaannya menjadi cikal bakal berdirinya lebih mendapat perhatian terutama dari pihak pemerintah mana pun pihak lainnya," harapnya

Sapawi berharap bisa mempromosikan keberadaan Surau Raden Sulaiman yang masih perlu perhatian bersama, bukan hanya milik warga Desa Sebangun tetapi milik Kabupaten Sambas. (*)

[Update Informasi Seputar Kabupaten Sambas]

Berita Terkini