TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Peringatan Orang Kudus Katolik hari ini 9 Desember 2021.
Orang Kudus Katolik pada 9 Desember merayakan Santa Gorgonia dan Santo Juan Diego.
Mereka mengabdikan dirinya dalam melayani Tuhan dengan cara hidup saleh.
Kesalehan dan sikap hidup yang baik mengantar mereka menjadi kudus.
1. Santa Gorgonia
Santa Gorgonia adalah saudari dari dua santo pada abad ke-4 di Asia Kecil yaitu Santo Gregorius dari Nazianz Muda, dan Santo Caesarius dari Nazianz.
Mereka bertiga adalah putera-puteri dari pasangan suami isteri kudus; Santo Gregorius dari Nazianz Tua dan Santa Nonna.
Ia menikah dengan seorang pria yang berpengaruh di Pisidia, yang namanya kadang-kadang disebut Vitolian, kadang Meletius (sumber bervariasi).
Santa Gorgonia dikatakan memiliki beberapa putra dan tiga putri.
Dua kali dalam hidupnya Gorgonia secara ajaib sembuh dari sakit parah dengan hanya mengandalkan iman dan kekuatan doa.
Yang pertama adalah ketika ia terinjak-injak segerombolan bagal (hewan persilangan antara kuda dan Keledai) dan membuat tulang-tulangnya patah dan organ tubuhnya hancur.
Santa Gorgonia menolak untuk memanggil dokter, karena saat itu tidak ada dokter wanita dan ia merasa tidak sopan bila diperiksa oleh dokter laki-laki.
Menurut legenda, kesopanan-nya serta doa-doa yang ia daraskan setiap malam akhirnya membuat Gorgonia pulih kembali.
Dilain kesempatan, Santa Gorgonia sembuh secara ajaib dari sakit kepala, demam, dan kelumpuhan melalui kekuatan doanya.
Santa Gorgonia tutup usia mendahului kedua orang tua dan saudara-saudaranya pada sekitar tahun 375.
Misa pemakamannya dipimpin oleh Uskup Nazianz, kakaknya Santo Gregorius dari Nazianz Muda.
Arti Nama
Gorgonia berasal dari kata Yunani kuno gorgós yang berarti : "Menakutkan".
Awalnya adalah nama sebuah figur dalam mitologi Yunani : Gorgon.
2. Santo Juan Diego
Juan Diego adalah orang Kudus pertama yang berasal dari kalangan seorang pribumi Amerika (Indian) di Meksiko.
Ia terlahir dengan nama Cuauhtlatoatzin pada tanggal 12 Juli 1474 dari klan Chichimeca Suku Indian Aztec.
Cuauhtlatoatzin berusia 47 tahun ketika bangsa Spanyol datang di Amerika Selatan.
Ia bersama istrinya menyambut para misionaris Fransiskan dan merupakan generasi pribumi Mexico pertama yang memberikan diri mereka untuk dibabtis.
Dia mengambil nama Kristen Juan Diego sedangkan istrinya dibabtis dengan nama Maria Lucia.
Kemudian, mereka pindah ke Tolpetlac agar lebih dekat dengan Tenochtitlan (Mexico City) dimana misi Katolik yang telah didirikan oleh para biarawan Fransiskan.
Menurut legenda, setelah mendengar khotbah para Fransiskan tentang kemurnian hidup, Juan Diego dan istrinya memutuskan untuk menjalani hidup suci dan selibat.
Pada tahun 1529 Maria Lucia meninggal dunia.
Juan diego sangat sedih, namun ia tetap menerima kepergian istrinya sebagai sebuah berkat.
Setelah menduda, Juan semakin tenggelam dalam kehidupan rohani.
Ia berdoa setiap hari. Setiap hari Sabtu dan Minggu; pagi-pagi sekali Juan Diego sudah terlihat berjalan kaki ke gereja.
Dinginnya udara pagi tidak menyurutkan langkahnya untuk bertemu Tuhan.
Walau hanya mengenakan kain tenun tradisional yang disebut tilma atau ayate, juan dengan penuh semangat menembus kabut yang pekat dan dinginnya udara pagi menuju ke Gereja.
Pada Sabtu pagi, 9 Desember 1531, saat dalam perjalanan ke gereja, Juan mendengar suara burung bernyanyi di Tepeyac bukit dan seseorang memanggil namanya.
Dia berlari ke atas bukit, dan ada melihat seorang wanita yang sangat anggun dan dikelilingi oleh cahaya yang terang benderang.
Wanita itu berbicara kepadanya dalam bahasa Indian Nahuatl, bahasa ibunya; meminta Juan Diego untuk memberitahu uskup Meksiko, seorang biarawan Fransiskan bernama Juan de Zumárraga, bahwa ia ingin agar sebuah Gereja dibangun di tempat di mana ia berdiri.
Menyadari bahwa yang sedang menampakkan diri adalah Santa Perawan Maria, dengan patuh Juan Diego pergi ke uskup seperti yang diperintahkan kepadanya.
Tapi bapa uskup meragukan kesaksian Juan Diego dan mengatakan bahwa ia membutuhkan tanda.
Juan Diego kembali ke bukit Tepeyac dan menjelaskan kepada Bunda Maria bahwa bapa uskup tidak percaya padanya.
Juan juga meminta Bunda Maria untuk mengutus orang lain saja karena merasa bahwa dirinya tidak layak dipermuliakan dengan menerima tugas seperti ini.
Namun Bunda maria mengatakan; yang paling penting ialah bahwa Diego berbicara kepada uskup atas namanya.
Pada hari Minggu, Juan Diego melakukan seperti yang dikatakan oleh Bunda Maria; tapi sekali lagi bapa uskup yang berasal dari Castille Spanyol itu tidak percaya dan tetap meminta tanda.
Kemudian pada hari itu, Bunda Maria berjanji pada Juan Diego bahwa dia akan memberinya tanda pada hari berikutnya.
Juan Diego kembali ke rumah malam itu, lalu ia pergi menjenguk pamannya Juan Bernardino, dan menemukannya sedang sakit parah.
Keesokan paginya Juan Diego memutuskan untuk tidak pergi ke bukit Tepeyac untuk bertemu dengan Bunda Maria, tetapi ia akan mencari seorang imam yang bisa memberikan Sakramen Minyak suci kepada pamannya yang sedang sekarat.
Namun ketika ia mencoba untuk berjalan melingkar untuk menghindar dari gunung Tepeyac, Bunda Maria menahannya, dan mengatakan bahwa pamannya tidak akan mati.
Bunda meminta Juan untuk untuk mendaki bukit dan mengumpulkan bunga-bunga yang ditemukan di sana.
Saat itu bulan Desember, ketika biasanya bunga tidak akan mekar karena udara yang begitu dingin.
Namun keajaiban terjadi. Dipuncak bukit itu Diego menemukan bunga-bunga mawar yang hanya tumbuh di wilayah Castille Spanyol, di bekas rumah uskup Zumárraga.
Bunda Maria meminta Juan Diego untuk membawa mawar-mawar tersebut dengan hati-hati dalam lipatan baju tilmanya.
Ia tidak boleh membukanya bagi siapa pun kecuali untuk uskup Zumárraga.
Dihadapan Sang Uskup; ketika Juan Diego membuka tilmanya; tampaklah bunga mawar Castille yang masih segar yang semerbak wanginya sangat akrab dengan bapa uskup karena mawar jenis tersebut banyak tumbuh di bekas rumahnya di Castille Spanyol.
Juga secara ajaib, pada tilma Juan Diego tampaklah sebuah lukisan Bunda Maria yang kini menjadi ikon Bunda Maria dari Guadalupe.
Mukjizat ini membuat bapa uskup segera jatuh berlutut.
Dalam waktu dua minggu, Ia memerintahkan untuk mendirikan sebuah Gereja di tempat dimana Bunda Maria menampakkan diri; sesuai dengan pesan Bunda Maria melalui Juan Diego.
Gereja tersebut saat ini dikenal dengan nama Basilica of Our Lady of Guadalupe Mexico City
Sesudah misi utama Juan selesai, dikatakan bahwa ia menjadi seorang pertapa.
Ia melewatkan seluruh sisa hidupnya dengan berdoa dan bermatiraga.
Gubugnya yang kecil terletak dekat kapel pertama yang dibangun di Bukit Tepeyac.
Juan amat dikagumi. Para orangtua mendambakan agar anak-anak mereka kelak menjadi seperti Juan Diego.
Juan merawat kapel dan menemui para peziarah yang mulai berdatangan ke sana untuk menghormati Bunda Maria dari Guadalupe.
Ia akan menunjukkan kepada mereka tilma atau jubah yang menakjubkan dimana terlukis gambar Bunda Maria yang amat indah.
Paus Yohanes Paulus II menyatakan Juan Diego sebagai “beato” pada tanggal 9 April 1990.
Paus secara pribadi mengunjungi Gereja Bunda Maria dari Guadalupe yang agung dan indah.
Ia berdoa di sana bagi segenap rakyat Meksiko.
Ia berdoa teristimewa bagi mereka yang wafat selama masa penganiayaan Gereja yang dahsyat yang terjadi pada awal abad.
Ia juga berdoa bagi segenap peziarah yang datang mengunjungi gereja yang indah tersebut dengan iman yang begitu besar kepada Bunda Allah.
Pada tanggal 31 Juli 2002, di Basilika Santa Perawan Maria Guadalupe, Meksiko, paus yang sama memaklumkan Juan Diego sebagai “Santo”.
Arti Nama
Juan : Bentuk Spanyol dari → Yohanes.
Diego : berasal dari kata Latin Didacus, yang kemungkinan diambil dari kata Yunani διδαχη (didache) yang berarti : "Mengajarkan".
Variasi Nama
Ioannes Didacus (Latin), Yohanes Didakus (Indonesian).
Sumber: katakombe.org
(Update informasi seputar katolik klik di sini)
(*)