TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sistem reproduksi adalah sistem yang digunakan dalam proses berkembangbiak dengan cara melahirkan keturunan.
Sistem reproduksi pada manusia dibedakan pada sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ dalam atau alat kelamin dalam dan kelamin luar.
Organ dalam terdiri dari ovarium, tuba fallopi, (tuba uterine/oviduk), uterus dan vagina.
Sementara organ luar terdiri dari vulva (pudendum).
• Organ Apa Saja yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia?
Alat Reproduksi Dalam Wanita
1) Ovarium
Ovarium atau indung telur, berbentuk seperti telur dan berjumlah sepasang.
Ovarium terlindungi kapsul keras dan terdapat folikel-folikel.
Setiap folikel mengandung satu sel telur, berfungsi memberikan makanan dan melindungi sel telur yang sedang berkembang hingga matang.
Setelah sel telur matang, folikel akan mengeluarkannya dari ovarium (ovulasi).
2) Uterus (rahim)
Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama masa kehamilan.
Bentuknya seperti buah pir. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pada bagian bawah uterus terdapat struktur yang mengecil.
Bagian ini disebut serviks atau leher rahim.
Lapisan penyusun uterus, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot (miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium).
Lapisan endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan lendir.
3) Vagina
Vagina merupakan saluran dengan dinding dalam berlipatlipat dan memanjang dari leher rahim ke arah vulva ( 7-10 cm).
Bagian luar vagina berupa selaput yang menghasilkan lendir dari kelenjar Bartholini.
Vagina berfungsi sebagai saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir juga berfungsi sebagai tempat kopulasi.
Alat Reproduksi Luar Wanita
1) Vulva bagian paling luar organ kelamin wanita yang bentuknya berupa celah.
2) Pubic bone (Mons pubis) bagian atas dan terluar vulva yang tersusun atas jaringan lemak.
Saat masa pubertas, bagian ini banyak ditumbuhi oleh rambut.
3) Bibir besar (Labia mayora) lipatan yang jumlahnya sepasang dibawah mons pubis.
4) Bibir Kecil (Labia minora) bagian dalam labia mayora terdapat lipatan berkelenjar, tipis, tidak berlemak, dan berjumlah sepasang.
Fungsi kedua bagian ini adalah sebagai pelindung vagina.
5) Klitoris tonjolan kecil yang mengandung banyak ujung-ujung saraf perasa sehingga sangat sensitive.
Seperti halnya penis laki-laki, klitoris akan bereaksi bila ada rangsangan (mengandung banyak jaringan erektil).
6) Orificium erethrae, muara saluran kencing.
7) selaput dara atau hymen bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina, yang berselaput mukosa dan mengandung banyak pembuluh darah.
Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi wanita yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju uterus (rahim) dinamakan saluran telur (oviduk) atau tuba Fallopi.
Pada bagian pangkalnya terdapat bagian mirip corong yang dinamakan infundulum, yang berjumbai-jumbai (fimbrae).
Fungsinya penangkap sel telur (ovum) yang lepas dari ovarium melalui gerakan peristaltik, lalu disalurkan melalui oviduk menuju uterus.
Hormon pada Sistem Reproduksi Wanita
Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin.
Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH.
Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium.
Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon estrogen.
Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya.
Selain itu, estrogen juga membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium.
Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH.
Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum.
Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi).
Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron.
Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi.
Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti.
Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti.
Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon progesteron.
Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah.
Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.
Sumber: Modul Biologi Kelas XI