TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Unggas merupakan salah satu jenis hewan ternak yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia.
Meski menjanjikan keuntungan atau bisa dikonsumsi, unggas ternyata merupakan salah satu jenis hewan ternak yang dapat menimbulkan penyakit.
Selain itu, sapi, kambing, dan babi juga merupakan hewan ternak yang sering menularkan penyakit pada manusia.
Dilansir dari alodokter.com, berikut adalah beberapa penyakit yang umum ditularkan dari hewan ternak pada manusia:
- Flu burung
Flu burung atau dikenal juga dengan nama avian influenza adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyebar antar unggas.
• CIRI - ciri Penyakit Ginjal, Jangan Sepelekan Bisa Sebabkan Kondisi Berbahaya !
Salah satu jenis virus flu burung, H5N1, adalah jenis yang sangat mematikan bagi burung, manusia, dan mamalia lainnya.
Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan unggas, baik dari kotoran atau cairan unggas; menghirup udara yang mengandung virus; virus di udara atau air menempel di mata, hidung, atau masuk ke mulut manusia; dan juga karena membersihkan daging unggas.
Penularan dari konsumsi daging unggas yang dimasak hingga matang tidak pernah terjadi.
Sementara penyebaran virus ini antar manusia, jarang sekali ditemukan.
Gejala akibat terinfeksi flu burung pada manusia bisa sangat beragam.
Awalnya akan muncul gejala seperti sakit flu biasa, tapi akan berkembang menjadi gangguan pernapasan berat yang bisa mematikan.
- Brucellosis
Penyakit brucellosis biasanya menyerang hewan ternak, seperti kambing dan sapi.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella.
Penularannya kepada manusia dapat terjadi melalui produk hasil hewan ternak yang sudah terkontaminasi dan kemudian dikonsumsi oleh manusia.
Menghirup udara yang sudah terkontaminasi dengan bakteri ini, atau melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi, juga dapat tertular penyakit ini.
• PENYEBAB Penyakit OAT yang Memicu Pasangan Tak Kunjung Punya Anak
Bakteri Brucella dapat keluar dari tubuh sapi atau kambing melalui susu, urine, cairan plasenta, dan cairan lainnya dari tubuh hewan ternak.Jika tertular, gejala yang muncul antara lain tubuh merasa lemas, pusing, berat badan turun, nafsu makan menurun, sakit punggung, seluruh sendi tubuh terasa sakit, demam, menggigil, dan berkeringat di malam hari.
Pada pemeriksaan biasa ditemukan pembesaran organ hati dan limpa.
- Taeniasis/sistiserkosis
Taeniasis merupakan infeksi usus.
Kondisi ini disebabkan oleh cacing pita dewasa yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi daging sapi atau daging babi yang kurang matang, atau bahkan mentah.
Kondisi daging seperti ini masih terdapat bentuk kistik yang berisi larva cacing pita.
Larva kistik yang masuk ke dalam tubuh manusia akan berkembang biak di otot, kulit, mata, dan sistem saraf pusat.
Penderita taeniasis akan mengeluarkan telur cacing melalui tinja yang kemudian dapat mengontaminasi lingkungan.
Telur cacing yang tertelan dapat berkembang di susunan saraf pusat pada otak (neurosistiserkosis) dan mengakibatkan epilepsi, meski sebelumnya penderita tidak memiliki riwayat epilepsi.
Penyakit ini ditandai dengan kejang-kejang, sakit kepala berlebihan, demensia, meningitis, kebutaan, atau hidrosefalus.
Harus Waspadai, Hewan-hewan ini Bawa Penyakit
Binatang selama ini memang diketahui sebagai salah satu sumber penyebaran penyakit.
Oleh karena itu, penting artinya bagi Anda para penggemar hewan untuk mengenali ancaman dari keberadaan binatang peliharaan.
Yang tidak kalah penting adalah selalu rutin menjaga kesehatan dan kebersihan hewan kesayangan beserta kandangnya.
Menurut sebuah penelitian, dibutuhkan setidaknya waktu satu tahun untuk menghilangkan pengaruh alergi hewan peliharaan, setelah hewan tersebut tidak berada di sekitar kita.
Yang mesti diperhatikan, enggak cuma alergi saja, masih ada berbagai macam penyakit yang bisa ditularkan dari hewan peliharaan.
• SIAPA yang Berisiko Besar Terkena Penyakit Kanker Paru-paru?
Dilansir dari halodoc.com, berikut hewan pembawa penyakit yang mesti diwaspadai.
- Tikus
Hantavirus adalah penyakit yang ditularkan oleh tikus.
Hantavirus terdapat pada tinja, air liur, dan air kencing tikus.
Gejala pada penderita antara lain demam dan nyeri otot, sakit perut, diare, dan muntah.
Gejala berlanjut menjadi batuk dan sesak napas dalam 4-5 hari setelah terinfeksi.
Jika tak segera ditangani, maka penyakit ini bisa berakibat fatal, yakni infeksi paru-paru.
Bukan hanya itu, tikus juga dapat menularkan penyakit leptospirosis.
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan meningitis.
Bakteri tersebut juga dapat menularkan bakteri salmonela dan giardia, yang dapat menyebabkan penyakit pencernaan.!
- Reptil
Reptil adalah hewan yang sangat berbahaya karena secara alami membawa bakteri salmonela pada kulit mereka.
"Sama halnya dengan manusia yang memiliki (bakteri Staph) pada kulit, reptil juga mempunyai bakteri, yakni salmonela, pada kulit mereka," kata Emilio DeBess, seorang dokter hewan.
Menurut DeBess, anak-anak sangat rentan terhadap infeksi salmonela yang disebabkan oleh reptil.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperkirakan bahwa sekitar 74.000 orang terpapar bakteri salmonela yang berasal dari reptil.
• PENYAKIT Achalasia Ditandai Sulit Menelan, Gejala Akalasia Muntah & Batuk di Malam Hari
- Sapi
Menurut Emilio DeBess, sapi mempunyai keterkaitan dengan penyebaran tiga penyakit utama, seperti infeksi salmonela, infeksi E coli, dan ensefalitis.
Strain bakteri E coli yang dikenal sebagai O157: H7 tidak berbahaya untuk hewan ternak, tetapi dapat menyebabkan penyakit serius dan bahkan kematian pada manusia.
Ensefalitis sapi, atau Mad Cow Disease, adalah penyakit peradangan otak akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Jika menyebar ke manusia, maka penyakit ini dapat menyebabkan Creutzfeld-Jakob Disease, suatu penyakit degeneratif otak dan bisa mematikan pada manusia.
DeBess mengatakan, sulit untuk mengetahui berapa banyak jumlah kasus Creutzfeld-Jakob karena masa inkubasinya cukup panjang.
- Kucing
Kucing termasuk hewan pembawa penyakit yang perlu diwaspadai.
Selain rabies, kucing juga bisa menularkan penyakit toksoplasmosis.
Menurut ahli, toksoplasma dapat terpapar pada manusia jika mereka melakukan kontak dengan kotoran kucing yang terkontaminasi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.
Bagi kamu yang sedang mengandung, sebaik perlu berhati-hati terhadap penyakit ini.
Pasalnya, para ahli sangat khawatir virus ini dapat menyebar dari ibu ke janin.
Gawatnya, toksoplasma sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat menyebabkan keguguran, cacat pada bayi, bahkan kematian bayi dalam kandungan.
Yang perlu diketahui, toksoplasma berat bisa menimbulkan kerusakan pada mata, otak, dan organ lainnya.
• BUAH yang Bermanfaat untuk Mencegah Penyakit Flu dan Pilek Serta Batuk
- Anjing
Menurut UN News Centre, rabies yang ditularkan melalui anjing menempati 99 persen kasus rabies manusia.
Setidaknya diperkirakan 59.000 orang meninggal tiap tahunnya karena penyakit ini.
Penyakit ini disebabkan oleh virus lyssaviruses yang ditularkan ke manusia dari hewan yang telah terjangkit penyakit ini.
Cara penularan penyakit ini bisa melalui air liur yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan.
Enggak cuma itu, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui cakaran jika sebelumnya hewan rabies tersebut menjilati kuku-kukunya.
Selain itu, dalam beberapa kasus, ada juga seseorang yang terjangkit rabies karena luka ditubuhnya terjilat oleh hewan yang terinfeksi rabies.
Nah, ketika seseorang sudah terjangkit rabies, penyakit ini pun bisa menular dari manusia ke manusia.
Namun, hingga saat ini yang terbukti adalah penularan melalui transplantasi atau pencangkokan organ.
Sama halnya dengan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, waktu virus rabies untuk berinkubasi sangat bervariasi.
Namun, menurut ahli virus ini biasanya bisa berinkubasi antara dua minggu sampai tiga bulan.
• BUAH yang Baik untuk Penderita Covid, Kandungan Vitamin C Buah Rukem Tinggi
Nah, setelah masuk ke dalam tubuh lewat gigitan hewan yang terinfeksi, virus ini akan berkembang biak di dalam tubuh yang diinanginya.
Tahap berikutnya, virus akan menuju ujung saraf dan berlanjut ke saraf tulang belakang, hingga otak dengan perkembangbiakkan yang terjadi sangat cepat.
Enggak terhenti sampai di situ, virus ini pun bisa menyebar ke paru-paru, ginjal, hati, kelenjar air liur, dan organ-organ lainnya. Tuh, ngeri kan?
- Burung
Penyakit yang satu ini merupakan kondisi berupa infeksi ganas yang menyerang sistem imun.
Enggak cuma itu, penyakit lyme juga bisa menyebabkan ensefalitis, meningitis, dan kelumpuhan.
Kata ahli, lyme disebabkan oleh gigitan kutu yang hidup pada hewan seperti burung, rusa, dan tikus.
Nah, bagi kamu yang memelihara burung, sebaiknya perlu berhati-hati.
Nah, karena gigitan dari kutu yang disertai ruam merah kecil di kulit tak terasa sakit, banyak orang tak menyadari bila telah tergigit kutu tersebut.
Ruam ini bisa berkurang atau hilang dalam waktu 1-2 minggu dan kadang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi yang bengkak.
- Monyet
Sejumlah pakar penyakit menular menyatakan, kera atau monyet bisa membawa virus Herpes B yang dapat ditularkan melalui air liur dan berpotensi mematikan.
"Herpes B dapat menyebabkan ensefalitis, pembengkakan otak.
Virus ini terdapat dalam air liur dan dapat masuk ke otak. Untungnya, kasus ini masih cukup jarang terjadi," kata dr William Schaffner, profesor dan chairman di Department of Preventive Medicine dari Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee.
- Kelelawar
Meskipun kelelawar jarang ditemukan, binatang ini juga dapat menyebabkan penyakit serius. "Kelelawar dapat menyebabkan rabies pada manusia," ungkap Schaffner.
Virus rabies lebih sering menyebar melalui kontak dengan binatang lain yang terinfeksi, seperti serigala, anjing hutan, rakun, selain juga anjing dan kucing.
Rabies dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi, kelumpuhan parsial, dan kesulitan menelan.
Jika tidak diobati, maka rabies biasanya berakibat fatal dalam beberapa hari setelah gejala ini muncul.
• Buah Bit Adalah Buah Antikanker, Penelitian Buktikan Bit Mampu Mengurangi Pertumbuhan Sel Kanker
- Kelinci liar
Sebagai binatang peliharaan, kelinci memang terlihat begitu manis dan menggemaskan.
Namun, kelinci juga bisa membahayakan karena dapat menularkan penyakit tularemia.
Tularemia adalah penyakit yang dapat menyebabkan masalah pernapasan serius.
Tularemia juga dikenal sebagai demam kelinci.
Gejala yang ditimbulkan di antaranya demam mendadak, menggigil, nyeri sendi, dan lemah.
Bahkan, orang yang terinfeksi dapat berisiko terkena pneumonia (radang pada organ paru) dan kesulitan bernapas.
Ahli Penyakit Menular dari University of Miami Miller School of Medicine, dr Gordon Dickinson, mengatakan bahwa orang-orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini adalah pemburu. (*)