Citizen Reporter
Samuel, Komsos Keuskupan Agung Pontianak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - "Dimana Ada Kasih, disitu ada Tuhan," kata Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus.
Setidaknya itulah yang Mgr. Agustinus Agus katakan dalam menutup sambutan dalam acara perayaan 110 tahun Rumah Sakit St. Vincentius Singkawang pada Sabtu, 5 September 2020 di Aula Sr. Alena Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang Jl. P. Diponegoro No.5, Pasiran, Singkawang Bar., Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Siang itu tepat pada hari Sabtu 5 September 2020 acara misa syukur dipimpin langsung oleh Mgr. Agustinus Agus sebagai Uskup Agung Pontianak sebagai selebran utama dan didampingi oleh P. Frederik Samri OFMCap dan diikuti oleh peserta undangan yang terbatas berhubung dengan suasana Covid19.
Misa syukur dimulai pada pukul 09.00 WIB dan usai misa, dilanjutkan dengan pelantikan direksi baru Rumah Sakit St. Vincentius Singkawang.
Dalam kesempatan sambutan Uskup Agung Pontianak, ia sangat mendukung dengan sikap yang mengedepankan kemajuan dalam bidang teknologi informasi.
Mgr. Agus mengatakan bahwa sekarang manusia tidak bisa lagi menghindari perkembangan zaman seperti teknologi, kedepan itulah yang harus diutamakan.
“Memang banyak tantangan, covid19 tidak akan lari dari muka bumi. Ibarat kita bertemu dengan harimau yang buas, secara fisik kita tidak mungkin akan mampu membunuhnya, maka bagaimana kita menjamin persahabatan dengan harimau yang ganas itu,” katanya.
Mgr. Agus mengatakan bahwa Kasus Covid-19 ini adalah hal yang tidak biasa, maka hal itu juga harus mengatasinya dengan cara yang tidak biasa juga dan itulah yang harus dicari jalan keluarnya bersama.
“Tapi dalam hal ini bagi saya yang mendorong kita adalah semangat yang mendorong kita, untuk melaksanakan apa yang bisa kita tuangkan dalam program kerja,” ujarnya.
Rumah Sakit Santo Vincentius ini adalah Rumah Sakit milik Keuskupan Agung Pontianak yang dikelola oleh para Suster dari SFIC dengan Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius.
Tepat pada hari Sabtu 5 September 2020 telah diangkatnya dr. Nurtanti Indriyani, MPH sebagai direktur Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang untuk Periode 2020-2023.
Dalam kesempatan itu ada dua acara sekaligus yang dilaksanakan yaitu antara lain Pelantikan Direksi Rumah Sakit Santo Vincentius dan Perayaan 110 Tahun Rumah Sakit Santo Vincentius.
Adapun para direksi yang dilantik yaitu dr. Nurtanti Indriyani MPH (direktur), dr. Hendry Halim, Sp.PD, dr. Melda, M.Sc. Sp.A, Ns. Ignatius Nandang, S.Kep CWCS, Sr. Fransiska Nurhayati SFIC dan Sr. Ancilla Pangan SFIC.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Lagu Mars Rumah Sakit Santo Vincentius.
Lanjut dengan pelantikan direksi RSSV, kata sambutan kemudian lanjut dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Sebagai ketua Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius, Sr. Sabina Linin, SFIC melakukan penandatanganan berita acara, dilanjutkan dengan pelantikan direksi Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang dengan masa bakti 2020-2023.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Sr. Yulita Imelda, SFIC dan Sr. Lidwina, SFIC untuk menjadi saksi dalam pelantikan Direksi Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang.
Dalam homilinya, Uskup Agung Pontianak juga menegaskan bahwa untuk ulang tahun yang ke 110 tahun, tentu usia yang tidak muda lagi.
“Jika kita melihat momen ulang tahun semacam ini, pastinya kita juga tidak terlepas dari melihat masa lalu, menjalani hari di masa kini dan melihat jauh ke masa depan,” katanya Sabtu (5/9/2020).
Ia mengatakan bahwa melihat masa lalu, artinya tidak boleh melupakan para inisiator, para pendiri dan terutama mereka yang sudah mendahului menghadap Bapa di surga.
Mgr. Agus mengajak semua anggota untuk berdoa agar tetap dilindungi Tuhan dan ia yakin mereka yang sudah bersama Bapa di Surga sudah mendoakan generasi saat ini yang bekerja.
Selanjutnya, tantangan selalu ada maka dari itu Mgr. Agus menekankan kepada para dokter sebagai pribadi yang bekerja mereka tidak bisa berdiri sendiri, harus ada kebersamaan untuk melanjutkan karya yang mulia ini.
Oleh karena itu dengan kesempatan ini Uskup Agus memohon bantuan Tuhan untuk bisa melanjutkan karya rumah sakit yang sungguh-sungguh dibutuhkan di saat ini.
“Hari ini, akan dilantik para direksi yang baru, mari kita doakan mereka agar mampu melanjutkan karya yang sudah dimulai 110 tahun yang lalu,” katanya.
Selaras dengan Injil yang dibacakan sabtu itu, di dunia ini tidak ada hal yang sempurna.
Tadi dalam Injil kita mendengar bahwa Yesus dikecam oleh orang Farisi karena dianggap melanggar peraturan karena hari sabat orang tidak boleh bekerja tetapi murid-murid Yesus memetik Gandum pada hari sabat.
“Saudara-saudari yang terkasih, ini pertanda bahwa tidak ada kebijakan didunia ini yang sempurna. Oleh karena itu dalam Gereja Katolik ada istilah yang dikatakan Ecclesia reformata semper reformanda atau Gereja Reformasi yang terus membaharui diri atau gereja diperbaharui terus menerus,” tegas Uskup.
Sekarang pro dan kontra, sehat dulu atau makan dulu?
Bagi Uskup ini sama halnya dengan mendebatkan telur atau ayam yang lebih dahulu. Pro dan kontra itu yang membuktikan bahwa kebijakan yang ada dimuka bumi ini tidak semua sempurna.
Banyak contoh yang bisa diambil, salah satunya yaitu.
“Suatu ketika ada perempuan yang tertangkap berzinah, dibawa ke hadapan Yesus,"
"Dan menurut aturan setempat wanita ini harus dihukum mati. Namun Yesus mengatakan; siapa yang tidak bersalah dan tidak pernah berbuat dosa hendaklah ia melemparkan batu pertama kalinya.
"Dan satu-satu pun mundur dari yang tua sampai yang muda. Cara Yesus mengatakan saya pun tidak akan melempar batu kepada kamu, tapi pergilah dan jangan berdosa lagi," tuturnya.
Mgr. Agustinus Agus juga mengajak untuk merenungkan perumpama itu karena, kadang dalam masyarakat penguasa hukum tidak digunakan untuk kepentingan banyak orang.
“Kadang-kadang dalam hidup kita, kita memakai hukum bukan untuk kepentingan orang banyak, bukan untuk keadilan orang tapi untuk rezeki kita sendiri, kantong sendiri, kelompok sendiri dan sebagainya,” ujarnya.
Sebagai ketua Direksi baru ia mengatakan bahwa situasi saat ini merupakan situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan secara normal, dan karena itu ia berhadap semua tim untuk bisa sama-sama bergandengan tangan dan bekerja dengan motto yang sudah dipilih dan diperbaharui.
Sebagai ketua direksi yang baru, dr. Nurtanti Indriyani, MPH juga menyampaikan informasi aktivitas-aktivitas selama pandemi covid19.
Baik dari kinerja maupun keadaan kunjungan pasien.
“Patut disyukur dengan situasi ini, Rumah Sakit Santo Vincentius tidak melakukan rasionalisasi seperti mem-PHK karyawan atau merumahkan karyawan, sebab untuk saat ini kita belum sampai pada tahap SDM yang dikurangi,” katanya (05/09/2020).
Ia juga mengatakan bahwa untuk bekerja dirumah sakit itu diibaratkan sebuah kapal yang harus berlayar ditengah ombak, dan ia juga tidak tahu sampai kapan Pandemi Covid19 akan berakhir. Mungkin sampai akhir tahun, mungkin tahun depan atau mungkin saja sampai vaksin covid19 telah ditemukan.
“Istilahnya, kita harus bersiap dengan hal yang terburuk, dan berharap dengan hal yang terbaik,” katanya.
Ia berharap kedepannya, manajemen baru untuk periode ini harus beradaptasi dan berinovasi dengan tema covid19, karena ini tidak bisa dihindari. Salah satunya dengan cara mempercepat transformasi digital.
“Artinya penguatan dibidan IT, salah satunya kita mengurangi kontak dengan kontak dengan pasien atau pengunjung dengan harapan mengurangi kontak dengan pasien untuk mencegah penularan covid19,” tutur dr.Nurtanti.
Kedepannya ia juga berharap dapat mengembangkan teknologi kedokteran yang harapannya dapat digunakan dalam pelayanan kepada pasien.
Perkembangan teknologi itu juga ia mengatakan dapat mengefisiensi dibidang segala pelayanan, dengan tidak mengurangi mutu dan keselamatan pasien.
Dalam kesempatan itu pula, sebagai ketua Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius Singkawang Sr. Sabina, SFIC mengucapkan selamat datang kepada seluruh pengurus direksi baru.
Ia juga mengatakan bahwa melihat situasi saat ini, dimana covid19 ini sudah melanda seluruh dunia.
Ia menyampaikan ada hal pokok yang bisa dilakukan di masa pandemi ini.
“Meskipun pandemi covid19 melanda dunia, tentu dibalik itu juga ada hal positif yang bisa dipetik dalam masalah yang sedang berkembang saat ini. Salah satu contoh, sekarang keluarga bisa bersama-sama duduk di rumah,” tutur Sr. Sabina, SFIC (05/09/2020).
Ia berharap dengan kepengurusan baru ini, untuk bersama-sama bekerja dan menjalankan tugas masing-masing agar mengedepankan semangat pelayanan kepada masyarakat.
“Kalau pelayanan kita bagus, saya rasa Tuhan juga akan membantu kita untuk memberikan hal yang terbaik,” tambahnya.
Selaras dengan itu, dalam kesempatan sambutan Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus juga mengingatkan untuk melihat kembali ke Motto yaitu melayani dengan kasih.
“Kasih bisa kita tunjukkan dengan gestur, gerak badan, dan kasih kita bisa lakukan dengan tutur kata dan cara kita berbicara dengan orang. Sebagai orang yang berada didalam organisasi Rumah Sakit St. Vincentius Singkawang, harus memilki sikap kebersamaan,"
"Ibarat kata ‘berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’ dan situasi saat ini sangat diperlukan,” tutur Uskup Agus.
Sebagai Pemilik Rumah Sakit St. Vincentius Singawang, Mgr. Agustinus Agus mengatakan bahwa tentu dari pihak Keuskupan akan memperhatikan, jika ada masalah dan kasus sekarang pasti pasti juga turun tangan.
Namun, Mgr. Agus menganggap rumah sakit ini adalah anak yang sudah dewasa, bagaimana mengatasi masalah secara dewasa, tapi secara pribadi sebagai Uskup Agung Pontianak, tidak akan pernah mau lepas tangan dari situasi Rumah Sakit St. Vincentius ini, karena memang milik Keuskupan.
Uskup Agung Pontianak juga mengharapkan keterbukaan antara rumah sakit dengan keuskupan karena sebagai Rumah Sakit adalah pelayanan yang sungguh muliah dan itu sudah dimulai sedari 110 tahun yang lalu.
Uskup Agung Pontianak juga menegaskan jika anggota melayani dengan kasih, dan bicara melayani tidak melulu bicara tentang uang.
"Kasih itu juga bisa ditunjukkan dengan senyuman untuk orang, memberi salam, memberi hormat dan sikap empati kepada orang lain,” ujarnya.
Sebelum menutup sambutannya, Mgr. Agus berpesan jangan pernah main-main dengan tutur kata dan bahasa karena itu sangat penting dalam sikap melayani.
“Dimana ada kasih, disitu ada Tuhan dan kalau disitu ada Tuhan maka tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan. Maka jika anda mengandalakan Kasih maka Tuhan hadir disitu dan Tuhan akan memberikan solusi,” tegas Mgr. Agus sembari menutup sambutannya.
Dalam pandemi Covid 19 Seperti ini, ia ingatkan bahwa jangan tanya kapan selesai.
Anggap saja Covid19 ini tidak akan selesai karena berangkat dari situlah tim yang melayani diajak untuk memiliki semangat berjaga-jaga.
Jangan juga terlalu menganggap remeh, dan jangan juga terlalu takut berlebihan terhadap covid19.
Namun hal yang harus dimiliki adalah sikap netral dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi, artinya seimbang dalam hidup.
Karena hidup ini selalu ada kompromi dan pada akhirnya tidak ada yang sempurna.
Sebab, dari zaman Adam dan Hawa tidak ada lagi yang mudah di dunia ini.
“Berbuatlah dan bekerjalah dalam iman dan kasih, untuk kemuliaan Tuhan,” tambah Mgr. Agus.
Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan Foto bersama dan makan siang bersama seluruh tamu undangan. (*)