"Nah yang kedua ini dia tangkap pada hari pertama imlek, dan memang dibawa untuk atraksi," katanya.
Diakui olehnya memang Norjani semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pawang ular.
"Untuk kronologis pastinya saya kurang tahu, tapi dia ini memang pawang yang menurut saya tahu celanya."
"Biasanya bisa ular ini dihabiskan dulu ke dalam gelas seperti ular yang pertama dan kemuidan dilepas untuk atraksi," tuturnya.
Maka untuk kejadian ia dipatok ular pada hari pertama imlek tersebut menurut Samuel mungkin dikarenakan bisa ular belum terkuras habis.
"Untuk ular yang kedua ini bisa nya belum habis terkuras mingkin, baru satu gigi saja yang dihabiskan sementara dari gigi yang satunya belum."
"Karena mungkin dia merasa sudah habis bisanya kemudian dilepas untuk atraksi dan dipatoklah di bagian kepala dan bagian tubuh lainnya," paparnya.
Ia mengatakan Norjani tinggal bersama anak-anaknya dan istrinya sudah meninggal, dimana kesehariannya beladang.
"Istrinya sudah meninggal dan dia ini ada buat pondok-pondok di gunung tempat dia menoreh getah dan berladang."
"Biasanya juga dia tangkap ular dan disimpan di pondoknya tersebut," pungkasnya.