Kak Seto Harap di Pontianak Ada Satgas Perlindungan Anak dan Ajak Orangtua Tinggalkan Pola Asuh Lama

Penulis: Anggita Putri
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto usai menghadiri seminar dengan tema Vegan Lifestyle Good For All dan juga Expo sebanyak 108 makanan vegan yang diadakan oleh Indonesia Vegetarian Society (IVS) Kalimantan Barat yang diselenggarakan di Hotel Ibis Pontianak, Minggu (17/11/2019).

PONTIANAK - Dr Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto merupakan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Ketua Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif, Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia, Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nakula Sadewa.

Selain itu Kak Seto juga merupakan Ketua World Vegan Organisation (WVO).

Kak Seto hadir sebagai narasumber di seminar dengan tema " Vegan Lifestyle Good For All" dan juga Expo sebanyak 108 makanan vegan yang diadakan oleh Indonesia Vegetarian Society (IVS) Kalimantan Barat yang diselenggarakan di Hotel Ibis Pontianak, Minggu (17/11/2019).

Dalam kesempatan tersebut Kak Seto membagikan Rahasia mendidik anak dengan penuh cinta.

Ia berharap jangan ada lagi kekerasan dalam mendidik anak dan mendidik anak harus penuh kasih sayang dan cinta.

Itulah hal yang terus ia kampanyekan dan para orang tua juga harus berani berubah.

"Kalau jaman dulu anak di jewer di pukul, dicubit, dibentak tapi sekarang sudah bukan jamannya lagi. Jadi mendidik harus penuh dengan nuansa persahabatan," ujarnya.

KNPI Sambas Sebut Perlindungan Anak dan Perempuan Baru Sekedar Jargon

Konselor Ellen Tekankan Pentingnya Pola Asuh Orangtua Harus Ikuti Perkembangan Zaman

Jan Ethes, Cucu Presiden Jokowi Ternyata Tak Akrab dengan Gadget, Selvi Ananda Punya Pola Asuh Ok!

Ia mengatakan dua tahun lalu sudah membuat gerakan nasional Sasana atau Saya Sahabat Anak. Mulai dari Presiden, menteri, gubernur sampai ayah bunda mau menjadi sahabat anak.

"Kali ini saya akan mendemonstarsikan cara mendidik anak tapi intinya dengan pola asuh yang penuh kasih sayang dan tidak memposisikan sebagai bos atau komandan tapi sebagai sahabat anak," ujarnya.

Selain itu, dari pola makan anak sekarang ada teori baru bahwa makanan empat sehat lima sempurna sudah tidak berlaku bahkan kementrian kesehatan sudah memutuskan kalau ini teori lama.

"Jadi makanan yang sehat untuk manusia adalah nabati yang justru dari tumbuhan bukan daging dan segala macam ," ujarnya.

Dari gerakan vegan dimana- mana mulai di pelopori tentang makanan sehat.

Ia sendiri sudah sejak 2012 menerapkan pola makan vegan yang ia rasa menjadikan dirinya lebih sehat, fit.

"Di usia 68 tahun saya masih bisa dan mampu push up , joging dan mengikuti aktivitas lainnya," ucapnya.

Di Usia anak sekarang diterapkan makanaan vegan tidak masalah bahkan ada yang anak sudah di dalam kandungan sudah vegetarian .

Terkait dengan lingkungan ia katakan pendidikan yang harus diterapkan adalah pendidikan ramah anak dan kreatif yang membuat anak belajar dengan senang bukan ketakutan atau stress .

"Pesan saya kepada orang tua untuk mengubah cara jaman kolonial dalam mendidik anak karena sekarang sudah di jaman milenial dan pengasuahan anak harus di sesuaikan karena anak ini sumber informasi ini sudah banyak. Lalau sampai orang tua memaksa takutnya malah anak-anak kabur. Jadi diluar sana sudah menunggu berbagai pelaku menyimpang ," tegasnya.

Ia mengatakan prilaku menyimpang saat ini bisa terjadi karena tidak nyamannya suasana atau keadaan dalam keluarga.

Peran orang tua artinya ibarat melindungi anak perlu orang sekampung.

"Saya berharap sekali bisa di bentuk satgas perlindungan anak atau seksi perlindungan anak tingkat RT dan ini sudah di bentuk sebelumnya di Taggerang Selatan tahun 2012 dan mendapat rekor muri Indonesia dan seluruh RT nya sudah dilengkapi Sparta seksi atau satgas tingkat rukun tetangga ," jelasnya.

Jadi terciptanya satgas ini untuk saling mengontrol karena dalam amanat UU sering orang tidak tahu bahwa siapapun yang mengetahui ada kekerasan anak dan tidak bisa menolong atau melapor itu sanksinya bisa 5 tahun penjara.
Kedua juga sudah ada di Banyuwangi, dan Kabupaten bengkulu Utara.

"Mundahan ke empat bisa di Kota Pontianak seluruh RT nya dilengkapi dengan sparta," harapnya.

Ini adalah gerakan inisiatif warga biasanya ada ketua RT, sekretaris RT dan ketua seksi dan biasanya ada seksi keamanan dan seksi lainnya dan boleh ditambah 1 seksi lagi yakni seksi perlindungan anak .

"Jadi warga kalau ada apa-apa tidak perlu melapor jauh-jauh dan bisa lapor langsung ke RT. Jadi kalau anak yang aneh bisa segera laporkan dan RT akan segera memanggil orang tuanya," pungkasnya.

Berita Terkini