Bupati Sambas Atbah Suhaili Komit Ciptakan Pasar Untuk Produk Pertanian
SAMBAS - Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, meminta kepada Dinas Pertanian untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian.
Selain itu kata Atbah, Pemerintah juga berupaya menciptakan pasar untuk memasarkan produk hasil pertanian Sambas.
"Kita harus dorong produktifitas tinggi, tapi juga mendorong untuk menciptakan pasar sehingga bisa di serap oleh pasar," ujarnya, Jum'at (23/8/2019) di kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Atbah menegaskan, peluang pasar itu ada. Hanya saja perlu komitmen dan sedikit kajian untuk bisa segera di terapkan.
Baca: Dapat Bantuan Alsintan, Khairudin Harapkan Produktivitas Petani Meningkatkan
Baca: Yayan Kurniawan Sebut Alsintan Dibagikan ke 32 Kelompok
Baca: Daud Yordan Nilai Hisar Mawan dan Sunardi Terus Berkembang
"Perlu kerja nyata dan real yang bisa kita lakukan untuk menciptakan pasar bagi petani. Dan sekarang itu ada PKH dan itu bisa dijadikan pasar, dengan sistem e-warung, yang bisa di jadikan sebagai potensi pasar dengan menggunakan berasa lokal," katanya.
"Selain itu juga ada pasar yaitu pekerja atau karyawan perusahaan yang ada di Sambas itu sekitar 17 ribu maka ini juga peluang pasar. Selain itu juga ada ASN di Sambas, yang juga bisa kita maksimalkan," ungkapnya.
Selain itu, Atbah juga mengungkapkan jika peluang Ekspor-Impor di Sambas juga sangat terbuka.
Jika nanti aturan sudah di sahkan oleh Kementerian Perdagangan, maka proses Ekspor-Impor di PLBN Aruk sudah bisa di lakukan.
"Sekarang juga sedang kita siapkan adalah produk untuk Ekspor-Impor, dan yang sedang kita dorong untuk di ekspor adalah beras. Dan nanti ketika aturannya sudah di tanda tangani oleh Menteri Pertanian, maka bisa kita bisa mulai kegiatan ekspor-impor itu," jelasnya.
Lebih lanjut, ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sambas itu juga berharap agar Alsintan yang sudah di berikan kepada para Gapoktan dan Poktan bisa di maksimalkan dengan baik.
"Alhamdulillah, ini adalah upaya dari negara untuk membantu para petani di Sambas. Dengan di bantu peralatan, seperti hand traktor, dan pompa air," katanya.
"Harapan kita, ini harus sejalan dengan kemampuan kita menggunakan alatnya, jangan sampai rusak dan tidak di rawat sehingga hanya menjadi besi tua yang tidak di pakai. Di Jepang petaninya tua-tua, tapi mereka pintar akan teknologi, untuk itu kita bisa mencontoh mereka," tutupnya.