Tercatat! Sudah 14 Orang di Mempawah Terjangkit Virus HIV/AIDS Dalam 6 Bulan Terakhir

Penulis: Muhammad Rokib
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Mempawah, Mukhtar Siagian saat ditemui Tribun di Ruang Kerjanya Kantor Diskes Kabupaten Mempawah, Jalan R. Kusno, Tengah, Mempawah Hilir, Kamis (28/2/2019).

Tercatat! Sudah 14 Orang di Mempawah Terjangkit Virus HIV/AIDS Dalam 6 Bulan Terakhir

MEMPAWAH - Penyakit menular yang paling menakutkan bagi manusia adalah Human Immunodeviciency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dimana sampai saat ini belum ada ditemukan ramuan apapun untuk mengobatinya.

Para peneliti dan ahli medis baru menemukan ramuan obat yang bisa mengontrol inveksi virus HIV agar tidak cepat mencapai puncaknya yakni Acquired Immuno Deviciency Syndrome (AIDS) yang secara patofisiologi dijabarkan sebagai sekumpulan gejala penyakit akibat serangan virus HIV.

Para penderita HIV AIDS disebut sebagai Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) dimana saat ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI  sebanyak lebih kurang 620 ribu warga Negara Indonesia mengidap HIV AIDS.

Kabupaten Mempawah sendiri merupakan wilayah pesisir dan jalur perlintasan ekonomi dimana Mempawah memiliki dermaga di pantai-pantai dan menjadi jalur penghubung antara Kota/Kabupaten lainnya.

Baca: Pengamat: Pembangunan Duplikasi Jembatan Kapuas I Sangat Mendesak

Baca: HEBOH Warga Kalbar Dikabarkan Meninggal dan Hidup Lagi, Pura-pura Mati Atau Dalami Ilmu Spiritual?

Baca: Penetapan Caleg Kabupaten Sanggau Terpilih Usai Putusan MK

Hal itulah yang membuat Kabupaten Mempawat tidak bisa melepaskan diri dari penyebaran virus HIV AIDS, ditambah lagi sebab lain seperti pola hidup masyarakat yang masih kurang pengetahuan tentang penyakit menulat mematikan itu.

Itulah yang dipaparkan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Mempawah melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular, Mukhtar Siagian, pada Senin (29/7/2019).

Saat ditemui di ruang kerjanya, Mukhtar mengungkapkan tahun 2019 sampai bulan Juni sudah terdata 14 orang yang baru terjangkit HIV AIDS. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 lalu kata dia, sudah terdata 35 orang yang baru terjangkit.

"Data penderita HIV AIDS di Kabupaten Mempawah sampai detik ini sudah ada 49 orang yang baru terjangkit. Untuk tahun ini saja sampai Juni kemarin ada 14 orang, tahun 2018 ada 35 orang dan itu semua penderita baru," ungkapnya.

Lebih dalam Mukhtar menjelaskan, para penderita HIV AIDS tersebut didominasi oleh kaum homoseksual atau mereka menyebutnya lelaki sama lelaki (LSL) dan para pekerja seks komersial (PSK), disampaikan itu ada juga penderita yang berprofesi beragam seperti sopir bahkan pria hidung belang dan pengguna narkoba.

"Profesi apa yang lebih banyak itu sulit untuk dijelaskan, yang pasti mereka didominasi oleh LSL, PSK, para sopir, pria hidung belang dan pemakai narkoba," ujarnya.

Berdasarkan data kita, kata Mukhtar, jika di klasifikasi kan berdasarkan jenis kelamin antara pria dan wanita itu jumlah penderitanya seimbang, dan mereka tersebar di sembilan Kecamatan yang ada di Kabupaten Mempawah.

"Sebaran penderita HIV AIDS ini merata di semua Kecamatan, ada yang di Kota Mempawah, daerah Jungkat yang tahun lalu paling banyak dari sana, Anjongan, Sungai Pinyuh, bahkan daerah terluar seperti Sadaniang dan Toho juga ada," ungkapnya.

Mukhtar mengatakan bagi mereka yang menderita HIV AIDS dan terdata di Dinas Kesehatan maka akan di rehabilitasi secara rutin di RSUD Rubini, mereka tidak dipungut biaya apapun, karena obatnya gratis.

"Ada obat khusus mereka namanya ARV, meski itu tidak mengobati secara total, setidakya iti bisa mengontrol penyakit mereka agar tidak semakin parah, makanya kalau mereka rutin minum obat itu tidak akan terkena AIDS," jelasnya.

Selama ini kata Mukhtar, faktor yang cukup dominan sebagai perantara penyebab HIV AIDS adalah para pengguna narkoba yang memakai jarum suntik secara bergantian.

"Penggunaan narkoba dengan jarum suntik secara bergiliran itulah agen penularan paling cepat, sebab jika di kategori kliniskan, mereka yang memakai narkoba ini cenderung berperilaku seks bebas, jika sudah terjangkit mereka berpotensi menularkan kepada temannya, bahkan keluarga," tuturnya.

Bagi mereka yang menderita HIV AIDS atau lebih dikenal dengan sebutan ODHA kata Mukhtar, pihaknya berupaya keras untuk merangkul dan merehabilitasi mereka, tantangan demi tantangan terus mereka hadapi.

"Bagi kita tantangan paling berat adalah kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap HIV AIDS, banyak yang belum tahu apa itu, bagaimana cara mengontrol, dan kemana mereka harus melaporkan, ditambah lagi stigma aib yang menerpa para ODHA," ungkapnya.

Saat ini kata Mukhtar, Dinas Kesehatan sudah bekerja maksimal untuk mendeteksi dini pengidap HIV AIDS melalui pemeriksaan dan sosialisasi yang gencar dilakukan oleh Puskesmas. Namun semua itu masih belum cukup, kembali lagi ke tingkat pengetahuan masyarakat kata dia, banyak yang tidak mau memeriksakan status HIV AIDS nya.

"Kita rutin sosialisasi melalui Puskesmas, contohnya setiap ibu hamil iti wajib di periksa, tapi masih banyak juga yang tidak mau di periksa, itu kita wajibkan tapi tidak bisa memaksa, makanya sekarang saya imbau masyarakat harus sadar memeriksa kan dirinya," ujarnya.

Mukhtar menjelaskan, sulitnya mengantisipasi penyebaran HIV AIDS ini dikarenakan masyarakat belum sadar atas status kesehatan mereka, ditambah lagi HIV AIDS yang memiliki masa inkubasi cukup lama membuatnya sulit untuk di deteksi dini.

"HIV AIDS ini seperti fenomena gunung es, sebab Kabupaten Mempawah ini tampak biasa saja tidak ada tanda-tanda HIV bisq subur disini, tapi ternyata baru enam bulan saja sudah ada 14 orang baru yang terkena, maka dari itu saya minta kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan," pungkasnya. 

Berita Terkini