Penetapan Cakades di Sambas Jadi Polemik, Ini Tanggapan Bupati Atbah
SAMBAS - Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, saat dikonfirmasi terkait dengan adanya keberatan Bakal Calon Kepala Desa (Cakades) yang keberatan dengan hasil penetapan Cakades dan kemudian menjadi polemik.
Ia menegaskan akan mendalami kembali hal itu. Menurutnya, ia akan cek lebih spesifik terlebih dahulu terhadap masalah tersebut.
"Terkait ada empat calon, namun setelah tes digugurkan satu orang. Itu by accident dan saya akan dalami ke Dinas terkait mengapa itu bisa terjadi. Dan saya akan cek secara spesifik apa alasan-alasannya sehingga tidak di loloskan," kata Atbah, Selasa (9/7/2019).
"Saya ingin ingin jujur dan ikuti aturan yang ada. Dan tidak kepentingan, dan jikalau pun ada kepentingan itu adalah kepentingan negara karena kita adalah aparatur negara, bukan kepentingan kelompok apalagi individu," katanya.
Baca: Lerry Kurniawan Figo: DPRD Akan Surati Dinsos PMD Terkait Polemik Penetapan Cakades di Sambas
Baca: Ketua DPRD Sambas: Kita Akan Surati Dissos PMD Terkait Polemik Penetapan Cakades
Atbah pun mengaku, jika memang memang ada sesuatu yang keliru. Dirinya siap untuk memperbaikinya.
"Saya kalau ada telaah yang spesifik terhadap itu keliru, atau salah kita siap untuk memperbaiki," tegasnya.
Atbah menjelaskan, memang pada aturan yang ada untuk Desa yang memiliki calon di bawah lima orang maka tidak diharuskan untuk ikut fit and proper test.
"Yang penting bagi Desa-desa yang kebetulan di bawah 5 pesertanya atau calonnya tentu tidak ada fit and proper test. Kemudian jika lebih dari 5 maka ada fit and proper test dari tim yang dibentuk oleh Dinsos PMD," ungkapnya.
Baca: Usai Dengar Jawaban Bupati Sambas, Misni: Selanjutnya Rapat Pembahasan Bersama Banggar dan TAPD
Baca: DPRD Kabupaten Sambas, Gelar Rapat Paripurna Mendengarkan Jawaban Bupati Sambas
"Saya pikir kita telah melakukan yang terbaik dengan parameter standar dan persyaratan yang kita inginkan untuk seorang calon kepala Desa. Sehingga jika pandangan-pandangan yang berbeda, tidak masalah. Tapi dalam konteks yang boleh diungkap ataupun perbedaan dari sisi pandang dari pikiran tidak masalah," jelasnya.
Oleh karenanya, saat ini semua tahapan sudah berjalan. Atbah pun meminta agar semua pihak bisa melakukan demokrasi di tingkat dengan dengan aman dan damai.
Serta saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Berbeda pandangan, gagasan dan visi misi ia katakan tidak masalah, karena itu bagian dari mencerdaskan kehidupan berdemokrasi.
"Karena regulasi tentang Pemilu secara umum ada regulasi untuk saling hormat menghormati. Dan demokrasi adalah untuk memilih pemimpin pemimpin yang berkualitas. Yang mempunyai pandangan kedepan yang baik, dan dipilih dari hasil pesta Demokrasi," tutupnya.