TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sekretaris Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi di Kalbar, M Rizal menuding ada unsur kesengajaan dalam pengentryan C1 yang salah di website KPU. Ia beralasan, kekeliruan itu tak hanya dilakukan hanya sekali.
"Kalau kelirunya sekali dua kali kita dapat maklumi. Tetapi, jika kekeliruan entry tersebut berulang terus, dan selalu terjadi, maka publik akan berpendapat bahwa ada unsur kesengajaan dalam proses entry dimaksud," katanya, Selasa (23/4/2019).
Rizal mengatakan, pihaknya memonitoring laporan melalui pesan Whatssapp (WA) adanya salah entry di seluruh Indonesia yang diklaim mencapai ratusan. Kesalahan itu, dikatakan juga terjadi di Kalbar, termasuk beberapa di Sambas dan Kota Pontianak.
"Protes atas entry tersebut sudah disampaikan ke pihak KPU dan Bawaslu. Selain itu, BPN/BPP dengan segenap partai koalisi serta seluruh relawan dan masyarakat lainnya terus mencermati update Real Count KPU, dan jika menemukan kesalahan tersebut akan dipersoalkan di Medsos, dengan target KPU memperbaiki entry yang salah tersebut," katanya.
Baca: Mahfud MD Bicara Persoalan Hitung Suara di Website KPU, Saya Juga Dapat Laporan di Jawa Barat
Terkait kesalahan entry data, Komisioner KPU RI, Viryan Aziz sebelumnya menegaskan, pihaknya tidak melakukan kecurangan dalam proses entry. Ia memastikan sistem penghitungan dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) transparansi.
"KPU tentu tidak menginginkan itu, kita mempersiapkan jajaran tim operator seluruh Indonesia di 514 Kabupaten Kota jumlahnya belasan sampai dengan maksimal 25 orang, dari unsur masyarakat, jadi sebenarnya itu melibatkan masyarakat juga, bukan hanya KPU. Tapi dari unsur KPU, ada KPU Kabupaten Kota serta ditambah masyarakat dan itu terbuka untuk rekrutmennya," kata Viryan, Senin (22/4/2019).
Para operator tersebut, kata dia, sudah disiapkan, serta dilakukan bimbingan teknis (Bimtek). Pihaknya juga sudah melakukan tiga kali simulasi penggunaan Situng.
"Namun demikian, dimungkinkan kekeliruan itu terjadi dan memang terjadi terakhir di 56 TPS, nanti kita terus update apabila masih ada yang keliru entry. Point pentingnnya, keliru entry bukan bentuk kecurangan, ini bisa dikonfirmasi begini, Situng dibuat dengan dua bentuk, ada kegiatan scan dan kegiatan entry," tuturnya.
Baca: TPS 02 Lubuk Kakap Kecamatan Hulu Sungai Ketapang akan Laksanakan PSU
Kegiatan scan, diterangkannya form C1 apa adanya, KPU RI melarang jajarannya selain KPPS yang melakukan perubahan terhadap formulir model C1 karena harus di scan apa adanya. Yang kedua, lanjutnya, angka-angka di form C1 dientry jumlahnya untuk memudahkan pemberian informasi kepada pemilih, kepada masyarakat terkait dengan infografis perolehan suara.
"Kalau ada dugaan kecurangan, justru sebaliknya, desain Situng sejak awal menggunakan prinsip transparansi dan terbuka," bebernya.
Baca: Pemilihan Suara Ulang di TPS 01 Kecamatan Kalis Ada Unsur Pidana
Transparansi, diungkapkan Viryan adalah dengan menscan apa adanya form C1. Ketika terjadi selisih dengan situng entry, maknanya memang keliru, karena discannya tidak dirubah, artinya, kata dia, publik pun bisa tahu.
"Kalau operator mau melakukan manipulasi tentunya juga merubah scan C1. Tentu hasilnya sama, namun misalnya yang dilakukan manipulasi, namun sebagian besar yang ditemukan sampai sekarang di scan C1-nya beda, dientry beda. Ini berarti kekeliruan karena kedua dokumen tersebut dienty dan input jajaran kami di KPU Kabupaten Kota," terangnya.
Mantan Komisioner KPU Kalbar ini pun menegaskan jika penghitungan secara elektronik tersebut hanya alat bantu yang bersifat sementara. "Jadi itu bukan hasil final, berapapun hasilnya itu hanya alat bantu sementara, hasil final nanti berdasarkan rekapitulasi penghitungan suara berjenjang yang sekarang sedang berlangsung ditingkat kecamatan," imbuhnya.
Baca: Hasil KPU Pilpres 2019 Terbaru: Suara Prabowo - Sandi Menanjak Naik, Suara Jokowi - Maruf Amin?
Lebih lanjut, Viryan pun menargetkan agar kemudian scan dan entry diselesaikan dengan segera dari yang ditarget tujuh hari. Tapi, pihaknya terus berupaya dengan target itu.
“Mengapa agak lambat, karena sebelumnya Situng menscan dan mengentry lima kelompok pemilihan, jadi semua discan dan dientry. Namun, sekarang kita hanya fokus di Pilpres dan hasilnya pergerakan cukup baik, lebih cepat dari sebelumnya. Dan, mudah-mudahan bisa rampung paling tidak hasilnya signifikan dalam tujuh hari ke depan," pungkasnya.