Indonesia Lawyers Club

ILC TVOne Tadi Malam, Sampai Teriak! Debat Panas Tensi Tinggi Ferdinand Hutahaean Vs Razman Arif

Penulis: Jimmi Abraham
Editor: Jimmi Abraham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Debat panas tensi tinggi Razman Arif Nasution vs Ferdinand Hutahaean saat ILC bertema El Clasico Jokowi VS Prabowo: Siapa Pemenangnya?, Selasa (09/04/2019) malam WIB.

ILC TVOne Tadi Malam, Sampai Teriak! Debat Panas Tensi Tinggi Ferdinand Hutahaean Vs Razman Arif 

Indonesia Lawyers Club (ILC) adalah acara diskusi di stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa mulai pukul 20.00 WIB. 

Topik-topik hangat yang jadi buah bibir di masyarakat Indonesia selalu dibahas di forum ILC.

Tak hanya soal politik, tapi juga bidang lain seperti sosial, hukum, kesehatan dan bidang-bidang lainnya.

Kupasan menjadi tajam karena menghadirkan narasumber berkompeten dan profesional.  

Juru Bicara Tim kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin Razman Arif terlibat debat tensi tinggi dengan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Ferdinand Hutahaean saat ILC bertema "El Clasico Jokowi VS Prabowo: Siapa Pemenangnya?", Selasa (09/04/2019) malam WIB. 

Perdebatan tensi tinggi dan sengit itu bermula ketika Ferdinand Hutahaean menginterupsi pernyataan Razman Arif yang dirasa merugikan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Baca: Tantang Pemirsa di ILC TVOne, Effendi Gazali : Percaya Lembaga Survei Membiayai Sendiri Surveinya?

Baca: LIVE ILC TVOne Sedang Berlangsung, Karni Ilyas Jelaskan Terkait Pertemuannya dengan Jokowi & Prabowo

"Bang Razman, apa yang abang sampaikan tadi tidak elok bang. Itu rasis," ungkap Ferdinand Hutahaean.

"Siapapun Prabowo dan siapapun orangtuanya dan apapun agamanya tidak perlu disampaikan seperti itu. Dan Pak jokowi apapun agamanya, siapapun orangtuanya, tidak perlu seperti itu," timpal Ferdinand Hutahaean.

Menurut Ferdinand Hutahaean, pernyataan yang disampaikan oleh Razman Arif menjurus kepada isu identitas.

"Hati-hati, kita jangan isu Pilpres yang sudah panas itu menjadi lebih panas," kata Ferdinand.

Tidak perlu lama, Razman Arif membantah apa yang dikritisi oleh Ferdinand Hutahaean.

"Pak Ferdinand, saya tidak memanaskan bidang itu. Saya hanya katakan ijtima ulama," tepisnya.

Razman Arif menambahkan itjima ulama menghendak seorangnya ulama menjadi pendamping Prabowo.

"Ke sana arahnya, jangan dibelok-belok. Kan dulu kita sama," kata Razman Arif. 

Baca: Hotman Paris Beri Reaksi Kasus Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Siap Berjuang Adili Pelaku?

Baca: Sampaikan Empati, Youtuber Reza Arap Oktovian Video Call Siswi SMP Pontianak Korban Pengeroyokan

Seusai pernyataan itu, keduanya langsung terlibat adu mulut. Tensi diskusi menjadi tinggi dan panas. Ferdinand Hutahaean dan Razman Arif saling sahut-sahutan mempertahankan argumen.

"Bang Razman ikut gak di dalam ijtima ulama itu," tanya Ferdinand. 

"Saya ini pengacara Habib Riziq, saya dari sana," jawab Razman Arif. 

Ferdinand kemudian mengulang pertanyaannya kepada Razman Arif.

"Pertanyaan saya, Bang Razman ikut gak dalam Ijtima ulama itu?," timpal Ferdinand sembari menunjuk-nunjuk. 

Razman Arif kembali menjawab dengan nada tinggi.

"Saya lebih tahu ijtima itu dari anda," ujar Razman Arif.

Ferdinand Hutahaean merespon jawaban Razman Arif dengan nada tinggi.

"Yang tahu hal ijtima itu adalah yang hadir di situ," tegas Ferdinand.

Melihat Razman Arif dan Ferdinand Hutahaean saling membantah dengan nada tinggi, Karni Ilyas langsung memotong pembicaraan dengan iklan komersial. 

Berikut cuplikan video debat tensi tinggi antara Ferdinand Hutahaean vs Razman Arif :

Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi, Effendi Gazali menantang pemirsa yang saksikan ILC TVOne secara langsung di studio maupun lewat layar kaca, Selasa (09/04/2019) malam. 

Tantangan itu berupa pertanyaan terkait seberapa yakin seseorang terhadap lembaga-lembaga survei yang membiayai survei secara mandiri.

"Berapa dari anda di studio ini percaya lembaga-lembaga survei kita sedang membiayai sendiri setiap kali melakukan survey? Ada yang percaya di studio ini?," tanyanya saat ILC bertema "El Clasico Jokowi VS Prabowo: Siapa Pemenangnya?" pada Selasa (09/04/2019) malam.

Baca: LIVE ILC TVOne Sedang Berlangsung, Karni Ilyas Jelaskan Terkait Pertemuannya dengan Jokowi & Prabowo

Baca: Hotman Paris Beri Reaksi Kasus Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Siap Berjuang Adili Pelaku?

Baca: Fakta Siswi SMP Pontianak Dikeroyok 12 Siswa SMA: Kepala Dibenturkan ke Aspal hingga 3 Aktor Utama

Tidak cukup di studio, Effendi Ghazali langsung bertanya kepada penonton yang mungkin menyaksikan lewat layar kaca. 

"Dan yang di rumah ada yang percaya?," timpalnya.

Namun, tidak ada satu orangpun yang merespon dan mengiyakan di studio. Bahkan, Karni Ilyas tampak tertawa kecil ketika Effendi Ghazali menyanyakan hal itu. 

"Jadi begini. Apa yang kamu tipu, aku pun tipu kamu. Artinya, tidak sedikit publik merasa lembaga survei memang engkau menipu aku, maka ketika dikau menanyakan kepadaku. Aku pun menipu kamu," imbuh dia.

Effendi Gazali mengatakan pengambilan istilah El Clasico dalam tema ILC malam ini merupakan judul luar biasa.

Jika berkaca dari hasil survei, maka hasil survei bisa jadi indikator penentuan pemenang Pilpres 2019. 

Namun, catatannya jika survey berjalan sebagaimana biasanya dan sebagaimana adanya.

"Dengan jumlah survei yang besar menyatakan pasangan 01 yang akan menang. Dan sangat sedikit, seperti terkesan tidak terkenal lembaga yang menyatakan 02 menang. Kalau semua normal-normal saja, ya 01 yang menang," terang Effendi Gazali. 

Baca: Streaming ILC TVOne, Warganet Sebut Rocky Gerung, Adian Napitupulu, Budiman Sudjatmiko & Fadli Zon ?

Baca: Merasa Disudutkan, KPPAD Kalbar Laporkan Akun Twitter Ziana Fazura

Untuk hasil lembaga-lembaga survei hari ini, Effendi Gazali mencoba melihat dari sudut pandang dengan memparalelkannya dengan false truth Alan Sokal yang dilakukan dengan memasukkan tulisan pada jurnal terkenal Social Text.

Alen Sokal melakuan tes memasukkan sebuah tulisan dengan dua pendekatan. Pertama, kelihatan isinya bagus. Kedua, memuji-muji dengan menggunakan posisi ideologis dari editornya apakah diterima atau tidak.

"Ternyata diterima. Baru kemudian dia (Alan Sokal_red) buat tulisan lain bahwa semua yang saya tulis itu bohong. Semua itu hoaks," jelasnya. 

Effendi Ghazali mencontohkan ketidakpercayaan hasil lembaga surevi pernah terjadi di Amerika Serikat. Menurut dia, kita tidak mesti berpegang kepada lembaga survei terkenal, tapi lembaga survei kecilpun bisa akurat kalau mampu menangkap apa yang sedang ada dalam masyarakat. 

"Misal DKI Jakarta. Lembaga-lembaga survei pada Pilkada mengatakan hasilnya berada dalam margin of error, ternyata kemudian Anies Baswedan itu menang dengan selisih 15,9 persen," timpal dia. 

Contoh lain Pilkada Jawa Tengah, ada lembaga survei memberikan Sultan Said dan Ida hanya 13 persen, namun hasilnya mencapai 41,22 persen. 

"Di Jawa Barat, ada yang memberikan Sudrajat Said itu 8 persen, tapi hasil akhirnya 28,74 persen," tutur dia. 

Effendi Gazali melihat fenomena Pilpres 2019 kali ini hampir sama dengan di Amerika Serikat. 

"Dikatakan agak gampang membenci Trump atau it's hard to like Hillary Clinton," tandasnya. 

Berikut cuplikan video Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi, Effendi Gazali saat ILC, Selasa (09/04/2019) malam :

Indonesia Lawyers Club (ILC) adalah acara diskusi di stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa mulai pukul 20.00 WIB. 

Lebih dekat dengan kami, follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak :

Berita Terkini