BMKG Deteksi Adanya 22 Titik Api di Kabupaten Mempawah

Penulis: Ramadhan
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Mempawah, Nurdeka Hidayanto saat diwawancarai, Selasa (2/3/2019).

BMKG Deteksi Adanya 22 Titik Api di Kabupaten Mempawah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mempawah memaparkan hasil pencitraan Satelit Terra Aqua dan SNPP tentang keberadaan titik api (hotspot) di wilayah Kabupaten Mempawah ada 22 titik.

Hal ini disampaikan oleh Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Mempawah, Nurdeka Hidayanto mengatakan bahwa berdasarkan hasil pencitraan Satelit Terra Aqua dan SNPP tentang keberadaan titik api (hotspot) di wilayah Kabupaten Mempawah ada 22 titik.

“Dari hasil pencitraan Satelit Terra Aqua dan SNPP tentang keberadaan titik api (hotspot) di wilayah Kabupaten Mempawah ada 22 titik," ujar Nurdeka kepada Tribun, Selasa (2/4/2019).

Baca: Perum Bulog Terus Perkuat Penjualan Komersil di Kalbar

Baca: Desa Batuah Kubu Raya Terdiri dari 23 RT  

Baca: Daftar Top Skor Piala Presiden, Bruno Matos Memimpin, Jalilov dan Rakic Mengancam

Baca: Diduga Karena Sering di Cakar Emak-Emak, Tangan Sandiaga Uno Infeksi

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa titip api tersebut tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Mempawah.

"Titik api tersebut ada 2 di Siantan, 5 di Segedong, 3 di Sadaniang, 2 di Anjungan, dan 10 di Sungai Pinyuh,” ungkapnya.

Selain itu, Nurdeka juga menutur mengenai prediksi turunnya hujan di Kabupaten Mempawah.

Dimana BMKG memprediksi akan turun hujan di wilayah Kabupaten Mempawah diperkirakan bulan April-Mei 2019, dengan intensitas sedang, yakni 100–300 milimeter dan sifatnya Normal.

"Hujan akan turun di wilayah Kabupaten Mempawah diperkirakan bulan April-Mei 2019, dengan intensitas sedang, yakni 100–300 milimeter dan sifatnya Normal," imbuhnya.

Tak hanya itu, Nurdekan mengatakan bahwa hujan diprediksi akan berkurang berlangsung sepanjang Juni-Oktober 2019, dengan intensitas rendah, yakni 0-100 milimeter, dengan sifat bawah normal.

"Hujan diprediksi akan berkurang berlangsung sepanjang Juni-Oktober 2019, dengan intensitas rendah, yakni 0-100 milimeter, dengan sifat bawah normal," terangnya.

Kemudian, Ia menambahkan bahwa perkiraan curah hujan ini merupakan hasil monitoring dinamika El nino, dipole mode, suhu muka air laut wilayah Indonesia dan pergerakan angin muson, serta pergerakan awan di wilayah Kalimantan Barat melalui citra Satelit Himawari.

"Sedangkan prakiraan cuaca di Provinsi Kalimantan Barat statusnya masih akan ada hujan dalam beberapa hari kedepan. Tetap waspada asap terutama pada pagi hari," tutupnya.

Berita Terkini