Aksi Mahasiswa Kibarkan Bendera Tauhid, Kutuk Teror Pembataian di Selandia Baru

Penulis: Muhammad Rokib
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebebasan Kalimantan Barat (Kalbar) mengibarkan Tauhid dan Panji Rasulullah di Tugu Digulis Untan, Jumat (22/3/2019).

Aksi Mahasiswa Kibarkan Bendera Tauhid, Kutuk Teror Pembataian di Selandia Baru

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Puluhan mahasiswa berorasi sambil mengibarkan Bendera Tauhid dan Panji Rasulullah di kawasan Bundaran Tugu Digulis Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat (22/3/2019) sekira pukul 16.00 WIB.

Kutukan keras dan kecaman terhadap teror dan pembantaian terhadap umat muslim di seluruh dunia khususnya yang baru-baru ini terjadi di Selandia Baru dengan lantang disuarakan oleh mereka, sesekali mereka meneriakkan "Allahuakbar".

Puluhan mahasiswa itu berasal dari berbagai kampus di Pontianak yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan.

Baca: BURSA TRANSFER : 10 Peringkat Teratas Pemain Bernilai Jual Pasar Tinggi, Kylan Mbappe Termahal

Baca: VIDEO: Suasana Apel Gelar Pasukan Jelang Pemilu 2019

Baca: VIDEO: PLN Kunjungi Tribun Pontianak di HUT Tribunnews.com ke 9

Baca: VIDEO: Polres Kayong Utara Apel Gelar Pasukan

Sejumlah personel kepolisian terlihat siap siaga mengamankan dan mewanti-wanti terhadap adanya ancaman keributan atas aksi tersebut.

Dijumpai di lokasi, Koordinator aksi, Muhammad Fadhil (23) menegaskan bahwa hari ini mereka menggelar aksi solidaritas untuk korban pembantaian di Selandia Baru.

Dalam aksinya mereka menuntut solusi kepada semua pihak terkait agar umat muslim memperoleh hak rasa aman diseluruh belahan bumi manapun.

"Jadi tak hanya mengecam tindakan biadab tersebut, kami juga menuntut solusi konkret agar umat muslim terjaga keamanannya, tidak mudah ditindas seperti sekarang ini," ujar Fadhil pada Tribun.

Fadhil menyebutkan, umat muslim seperti sering menjadi bulan-bulanan dimana mereka ditindas, dan diteror di berbagai belahan bumi ini.

"Karena kejadian serupa bukan kali pertama, tapi telah terjadi di berbagai negara. Seperti yang menimpa muslim Rohingya, muslim Uighur dan di berbagai negara lainnya yang luput dari perhatian dunia," timpalnya.

Dalam aksi ini, Fadhil menjelaskan agar hal serupa tidak terjadi lagi, mereka menuntut adanya konstitusi syariat dan khilafah yang dinilainya mampu memberikan keamanan terhadap umat muslim.

"Agar hal ini tak terjadi lagi, kita meminta agar Negara Indonesia beralih ke pemerintahan syariat dan khilafah. Hanya dengan itu umat muslim benar-benar terjaga keamanannya," tegasnya.

Saat ini kata dia, mereka sudah bergerak dan menyuarakan syariat dan kekhilafahan dikampus-kampus.

"Jadi kita menyuarakan bahwa ideologi Islam itu dapat menyelamatkan umat di lingkungan kampus. Kenapa di kampus, karena memang kampus yang dapat merubah situasi politik Indonesia, seperti gerakan 98. Itulah yang menjadi dasar gerakan kita," tuturnya.

Tauhid dan Panji Rasululah yang mereka bawa menyatakan degan tegas bahwa mereka bukan bagian dari partai politik manapun.

"Kita murni bergerak untuk umat, dari umat untuk umat, tidak berpihak ke manapun dan tidak ditunggangi pihak manapun apalagi partai politik, jadi murni dari umat untuk umat," pungkasnya.

Berita Terkini