Kapolda: Ada Tiga Hal Indikator Akibat Terjadinya Karhutla
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Pol Didi Haryono menghadiri acara Borneo Forum ke tiga dalam acara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Hotel Ibis, Kamis (21/3/2019).
Didi mengatakan, Di Kalbar, setidaknya ada tiga hal indikator terjadinya kebakaran hutan dan lahan, yakni kebakaran bawah atau down fire. Ini merupakan kebakaran yang membakar bahan organik di bagian bawah namun di atas permukaan kebakarannya tidak kelihatan. Misalnya kawasan gambut.
"Tahun 2018 lalu kata Didi ada enam orang yang meninggal dunia akibat kebakaran gambut ini. Yang kedua adalah kebakaran yang tampak atau survive fire. Biasanya kebakaran ini terjadi di lahan mineral. Dan yang ketiga adalah from fire atau kebakaran yang terjadi di daun-daun," ujarnya.
Baca: Kapolda Kalbar Sebut Ada 182 Desa di Kalbar Memiliki Potensi Karhutla
Baca: Terjun Padamkan Api, Danramil Pontianak Selatan Ancam Tindak Tegas Pembakar Lahan Gambut
Baca: Lahan Gambut Seluas 10.000 Meter Persegi Terbakar, Sumber Air Berjarak 622 Meter
Dari ketiga indikasi kebakaran ini sudah tentu berdampak pada keberlangsungan hidup masyarakat. Terutama dampak terhadap sisi ekologi, ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat seperti Ispa atau pernafasan.
Padahal, jika dilihat dari faktanya, hutan di kalbar merupakan sepertiga dari penyumbang oksigen yang menjadi paru-paru dunia. Maka dalam kesempatan itu ia meminta semua pihak ikut serta dalam menjaga hutan, terutama hutan di Kalbar.
Seperti dikatakannya, pihak Polda tidak berdiam begitu saja dalam melakukan pencegahan karhutla ini. Ada beberapa langkah strategis yang dilakukan pihaknya dalam melakukan pencegahan karhutla.
Diantaranya adalah melakukan prabencana karhutla, melakukan identifikasi kondisi wilayah yang berpotensi bencana yakni pihak kepolisian melakukan kegiatan dengan preventif dalam operasi bina taruna 1.
"Yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan dampak-dampak kebakaran. Selain itu juga, pihaknya juga melakukan kegiatan reprensif ketika bencana itu datang. Apalagi dalam kondisi darurat yang membutuhkan tenaga pihaknya," sebutnya.
Dia juga menjelaskan dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan ini pihaknya kerap kali menemukan kesulitan terutama mengenai status lahan terbakar tersebut. Apalagi untuk menemukan pihak atau oknum yang harus bertanggung jawab dalam bencana tersebut. Dengan adanya status lahan yang masih bersengketa.