Pentingnya Belajar Bahasa Inggris dan Tips Membuat Essai
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Lilis Patria Mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris semester 6, Universitas Tanjungpura membagikan tips dan trik menulis essai yang pernah membawanya pergi ke Pulau Jeju, Korea untuk pertukaran budaya secara gratis, dan berbagi kisah singkatnya di Pulau Jeju.
Berikut tips untuk membuat essai menurut Lilis Patria, jumat (8/3/2019).
Hal yang pertama harus diperhatikan dalam membuat essai yaitu kalimat pertama harus menarik, untuk mendapatkan perhatian pembaca.
Baca: Sandiaga Uno Janji Hapus Pajak untuk Penulis, Percetakan, dan Penerbit Buku
Baca: Danlantamal XII Pontianak Terima Kunjungan Kepala Wilayah Bank Rakyat Indonesia Jakarta 3
Baca: Lokasi Warkop Dengan Internetan Ngebut dan Murah Meriah di Pontianak
Lalu ada introduction, body, dan kongklusion yang harus spesifik.
"Cara belajar membuat essai gak susah banget kalau sudah biasa nulis kita sudah bisa memilih diksinya untuk menarik perhatian orang lain , dan kita juga harus banyak membaca," ujar Lilis kepada Tribun Pontianak.
Lilis mengatakan waktu datang ke Pulau Jeju, pada saat Korea saat musim Summer, cuaca terasa beda dengan panas di Indonesia.
Korea sangat sejuk, mataharinya mendung, dekat dengan lautan, kotanya rapi, dan susah menemukan sampah sedikitpun disana, serta wisatanya ramai pengunjung dari Asia.
"Banyak wisata yang saya kunjungi dan yang paling menarik adalah Hamdoek beach, seperti bali namun lebih ramai daripada Bali," ujarnya.
Baca: Selesai Peresmian Tol Terpanjang di Indonesia, Jokowi Hadiri Acara Kampanye Sekelik Lampung
Baca: Kecamatan Simpang Hilir Kayong Utara Miliki 34 SD, Ini Nama-namanya
Baca: VIDEO: Live Stream Persija Jakarta Vs Madura United, Macan Kemayoran Cadangkan Pemain Bintang
Di Jeju selama dua minggu, Lilis tinggal di hotel khusus yang sudah disiapkan di daerah Jeju.
Lilis menceritakan pengalaman menariknya bisa belajar banyak hal dengan orang Korea, masyarakat disana ramah, karena memang sudah budaya mereka .
"Setiap bangun pagi selalu mengucapkan annyeonghaseyo," ucapnya.
Dari Indonesia Lilis hanya berbekalkan uang saku sebesar Rp. 500 ribu, karena semuanya sudah full funded.
Lilis mengatakan kalau makanan Korea terasa hambar dan banyak makanan pedas, disana ia keseringan makan mie dan nasi Korea berbeda dengan tektur nasi di Indonesia.
"Selama disana jadi homesick pengen makan makanan Indonesia," ucap Lilis.
Lilis mengaku sudah belajar bahasa Inggris dari SMP, dan ikut Story Telling dan lomba, saat kuliah iapun mengambil jurusan bahasa Inggris.
"Pentingnya mengetahui bahasa Inggris karena Bahasa International," ujar Lilis.
Lilis mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi dosen Bahasa Inggris, sosial preneurship, dan juga ingin membuka khursus belajar bahasa Inggris gratis. setelah S1 ia juga ingin mencari beasiswa ke luar negeri.