Mahasiswa Pertanian Untan Ciptakan Komposter, Solusi Mengurangi Sampah Kota Pontianak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Enam orang mahasiswa Fakultas Pertanian Untan berhasil membuat alat untuk membuat sampah organik menjadi pupuk cair dan kompos.
Kelompok sosial prenuer ini diberi mereka nama Rumah Uppo yang berhasil memikat hati Wali Kota Pontianak atas alat yang mereka buat.
Saat dipajangkan saat Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019 di Kelurahan Kota Baru, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono langsung memesan dua Komposter dari Rumah Uppo tersebut dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Hamdanu juga memesan untuk digunakan dirumahnya.
Baca: Gelar Anev Bulanan, Kapolres Landak Tekankan Anggota Kedepankan Pelayanan Humanis
Baca: Stop Pungli, Bhabinkamtibmas Polsek Sebangki Gencar Sosialisasi
Mereka tertarik setelah melihat hasilnya berupa kompos dan pupuk organik cair yang ditampilkan Rumah Uppo.
Ketua Rumah Uppo, Renopati (24) mengaku kelompoknya terdiri atas enam orang yang memiliki visi misinya sehingga berinovasi mengembangkan alat untuk mengubah sampah menjadi barang yang bernilai.
"Kami adalah sosial prenuer yang bergerak dibidang sosial dan lingkungan. Kenapa kita hadir, awalnya kita melihat bahwa potensi sampah di Kota Pintianak menjadi masalah,"ucap Renopati saat diwawancarai, Jumat (8/3/2019).
Ia melihat, 400 ton sampah dihasilkan setiap harinya apabila tidak ada terobosan yang dilakukan maka akan menjadi masalah kedepannya. Terlebih 80 persen adalah sampah organik dan 20 persennya adalah sampah nonorganik maka semakin besar peluang untuk mengembangkan Komposter yang dibuat mereka.
"Itu adalah msalah yang harus ditangani dan dicarikan solusinya. Kami dari mahasiswa pertanian menciptakan inovasi alat yang dinakaman Komposter. Semoga ini bisa menjawab persoalan sampah yang ada," ucapnya.
Lanjut disampaikannya, alat yang dikembangkan tersebut karena adanya masalah sampah dimasyakat, pihaknya ingin memberikan solusi khususnya untuk rumah tangga.
"Ini juga membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah. Dari alat yang kami buat ini, dapat menghasilkan dua produk, baik pupuk organik cair maupun pupuk organik kompos," jelasnya.
Renopati berharpa masyarakat dapat mengubah sampah itu menjadi berkah baik untuk tanaman maupun lingkungan.
"Selama ini kami memberikan pendampingan pada masyarkat dan diharapkan sampah berkurang karena masyarakat sendiri dapat mengolah sampahnya menjadi pupuk," ujarnya.
Setelah diteliti, setiap rumah tangga normalnya menghasilkan sampah organik 2 kg perharinya. Maka dengan adanya pengolahan sendiri ia yakin akan mengurangi sampah yang ada di Kota Pontianak ini.
Baca: KPU Kapuas Hulu Pastikan Tak Ada WNA Masuk Dalam DPT
"Satu alat komposter kami jual dengan harga Rp850 ribu dan lengkap dengan pendampingan diawal dari Rumah Uppo sampai berhasil,"ujarnya.
Selain menciptakan Komposter, Rumah Uppo juga membuat zat pengurai sampah organik sehingga bisa menjadi pupuk kompos.
"Rumah Uppo juga menjual zat pengurai sampah organik , yaitu Bioaktivator yang dibuat sendiri. Sangat mudah membuatnya, dengan komposisi air cucian beras, air kelapa, gula, ragi dan terasi. Sebulan permentasinya sudah jadi," jelas Renopati.
Bioaktivator inilah yang disemprot pada sampah organik yang ditampung dalam tong penampungan guna mengurai sampah organik.
"Kalau mau beli dipasar juga ada, tapi masyarakat membuat sendiri lebih gampang karena bahan bakunya ada dirumah tangga," pungkasnya.