Sambut Natal, Sutarmidji Minta Bulog Pantau Ketersediaan Beras Medium di Pasaran

Penulis: Syahroni
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Kalimantan Barat H Sutarmidji

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menghadapi Hari Natal dan Tahun Baru 2018, Gubernur Kalbar, Sutarmidji meminta secara tegas kepada Bulog terus memantau ketersediaan beras medium di pasaran. 

Ia tekankan jangan sampai masyarakat Kalbar, apalagi saat ini umat Nasrani akan menghadapi Natal mendapatkan beras dengan harga eceran tertinggi, maka peranan Bulog sangat diharapkan untuk menstabilkan dan memastikan pasokan beras Medium dipasaran. 

Baca: Harisson: Kapuas Hulu Tak Ada Pegawai Harian Lepas Kesehatan

"Terus perhatikan kebutuhan pasar, terus pasok dan saya berharap ini diperhatikan serius oleh Bulog. Memang sampai hari ini pantauan kita harga beras relatif stabil. Beras kualitas  premium juga harus diperhatikan keberadaannya," ucap Sutarmidji, Senin (17/12/2018).

Saat ini menurut, Sutarmidji yang di butuhkan masyarakat sebagian besar  adalah beras medium.  Kemudian beras Bansos harus segera di distribusikan. 

"Cadangan pangan daerah-daerah yang  masih tersedia, saya harap  didistribusikan untuk kebutuhan masyarakat. Sebetulnya kalau cadangan beras untuk sampai enam bulan kedepan, yang ada di gudang Kalimantan Barat masih sangat tersedia dan ini menunjukkan bahwa pemerintah siap," tambah Sutarmidji. 

Baca: Wiranto Perintahkan Kapolri Cari Dalang Penyerangan Polsek Ciracas, Usut Tuntas

Kemudian Midji juga menyinggung keberadaan elpiji 3 kilogram yang akhir-akhir inimengalami kelangkaan harus segera ditangani oleh Pertamina. 

"Kaitan dengan gas elpigi 3 kg, memang beberapa waktu  ini selalu terdapat kelangkaan keberadaan gas elpiji. Padahal pertamina berdasarkan data sudah memasuk 106 persen dari kebutuhan," jelas Midji setelah pihak Pertamina menghadap pada dirinya. 

Sejauh ini disebutnya, tabung gas 3 Kg yang beredar dimasyarakat  85 persen dan hanya sekitar 15 persen tabung diluar 3 Kg. Data tersebut menunjukan bahwa sangat banyak gas 3 kg beredar dimasyarakat. 

Midji menjelaskan, bahwa tabung gas non subsidi sebetulnya banyak beredar dan tersedia berapapun kebutuhan masyarakat. 

"Saat ini yang jadi masalah adalah yang subsidi, tabung 3 kg sudah di edar setiap harinya 133 unit. Satu tabung itu rata rata bisa di gunakan oleh rumah tangga  bisa sampai 6 atau 7 hari. Jadi hitungan kita itu lebih dari cukup," jelasnya. 

Kemudian masalahnya  banyak usaha mikro yang berkaitan seperti restoran, sebenarnya cukup besar dan omsetnya diatas Rp700 ribu  perhari masih menggunakan gas subsidi. 

"Kemudian yang antri rata-rata  sebagaian besar bukan mereka yang membutuhkan. Tapi mereka yang menjadi suruhan untuk mendapatkan gas dengan 3 Kg tersebut karena selisih harganya mencapai  Rp7 ribu," ujarnya. 

Hal ini disampaikannya menunjukkan bahwa ada rantai distribusi yang perlu di perbaik oleh Pertamina.

Pertamina harus berani menindak agen dan pangkalan yang tidak bisa menyediakan kepastian gas elpigi 3 kg di area mereka.

Pertamina boleh meminta bantuan kepada kepolisian untuk menekan jangan sampai terjadi kelangkaan lagi. Kalau memang laporan Pertamina tersebut benar dan jujur.

"Sementara ini saya bisa percaya dengan apa yang di sampaikan. Tetapi saya minta dia tegas atau mencabut izin pangkalan yang tidak menyalurkan sesuai dengan aturan. Agen-agen yang menyalurkan tidak sesuai aturan,"tegasnya. 

Selain itu, Midji meminta Pertamina  terus pantau sampai ke daerah dan pastikan seluruh Kalbar harga elpigi 3 kg tidak membuat masyarakat di beratkan karena adanya distribusi yang tidak benar. Distribusi yang tidak terawasi dan pembiaran terhadap pelangaran- pelanggaran dari aturan yang ada.

"Saya beri waktu Pertamina untuk siap-siap dan terus lakukan ikhtiar sebelum Natal ini semua sudah selesai. Tidak ada lagi kelangkaan elpigi 3 Kg," pintanya.

Berita Terkini