Tak Becus Urus Elpiji 3 Kg, Gubernur Sutarmidji Ancam Laporkan Pertamina Kalbar ke Presiden
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat meminta pihak Pertamina segera mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram, yang akhir-akhir ini susah didapat masyarakat.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, menyebutkan kelangkaan yang ada saat ini jangan sampai menyusahkan masyarakat Nasrani yang tengah menghadapi perayaan Natal.
"Kita minta kepada Pertamina untuk segera mengatasi kelangkaan elpiji 3 Kg. Saya minta segera karena saudara-saudara kita yang Nasrani akan merayakan Natal," kata Sutarmidji saat diwawancarai, Minggu (16/12/2018).
Ia meminta jangan bebankan masyarakat Kalbar dengan kenaikan harga elpiji yang semakin tidak jelas.
Baca: BREAKING NEWS: Heboh! Pria di Serdam Ditemukan Tewas Tergantung, Korban Sempat Titip Pesan
Baca: Yuk! Nikmati Semangkuk Ramen Pedas Dengan Topping Ayam
Baca: Kodam XII Tanjungpura Peringati HUT Korps Infantri di Landak, Begini Suasananya
Distributor menurutnya harus diawasi dan siapa yang bertanggungjawab atas alur distribusi.
Semua mesti transparan.
"Saya tak mau dengar janji-janji lagi, karena kelangkaan ini sepertinya di Kalbar saja," tegas Sutarmidji mengultimatum Pertamina.
Ia menegaskan apabila distribusi gas elpiji 3 kilogram masih tak jelas, dan masyarakat masih kesulitan mendapatkannya, Sutarmidji akan mengambil langkah cepat.
Dirinya akan melaporkan pihak Pertamina kalbar kepada presiden bahwa tak beres melakukan distribusi.
"Kalau masih tak jelas, saya akan surati Presiden bahwa distribusi elpiji di Kalbar tidak genah. Saya serius dan sekali lagi saya minta Pertamina jelas tentang hal ini," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pontianak 2 Periode ini juga menekankan bahwa Operasi Pasar bukanlah solusi yang efektif mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kalbar.
Baca: BREAKING NEWS: Warga Heboh Penemuan Mayat di Kecamatan Kalis, Sepeda Motor Tertinggal di Lokasi
Baca: Kodam XII Tanjungpura Peringati HUT Korps Infantri di Landak, Begini Suasananya
Baca: Update Stok Darah Dari Berbagai Golongan di Markas PMI Sanggau, Minggu (16/12/2018)
Warga Kesulitan
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram memang sudah dialami masyarakat sejak November lalu.
Seorang pedagang gorengan keliling yang tinggal di Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir, Zainal Arifin, mengungkapkan sudah sekitar dua pekan ia kesulitan mencari tabung gas 3 kg.
Dirinya yang pada siang ini turut mengantri di Kecamatan Mempawah Timur untuk mendapatkan gas 3 kg ini mengungkapkan bahkan pernah tidak jadi berjualan karena ia tidak berhasil mendapatkan gas.
Bahkan Kali ini, gas di dalam tabung ukuran 3 kg miliknya masih tersisa cukup banyak, namun ia memilih untuk langsung membeli yang baru, agar mengantisipasi kehabisan gas.
"Sekitaran 2 mingguan lah susah cari ini, saya Makai 1 minggu kalau untuk jualan itu 2 tabung, aga langka ini sudah, cari dimana - mana ndak ada, adapun harganya Rp 25 ribu per tabung di dekat rumah sana,” kaat Zainal.
“Klau ada ndak Maslaah lah, tapi kemarin ndak ada, jadi sempat juga ndak jualan berapa hari, tunggu dapat gas baru jualan," ungkap Zainal.
Baca: Hadapi Manchester United, Jurgen Klopp Berpeluang Pecahkan Rekor Dibuat Tahun 2008
Baca: Luas Hutan Semakin Berkurang Akibat Pertambangan, Sutarmidji Ingatkan Pentingnya Reklamasi
Zainal berharap kelangkaan ini dapat cepat teratasi, agar pedagang kecil seperti dirinya dapat lancar mencari rejeki.
Sejumlah ibu rumah tangga di Kapuas Hulu, Putussibau, juga mengeluh terkait langkanya Gas Elpiji seberat 3 Kilogram (Kg) di Putussibau dan sekitarnya.
Keluhan dirasakan seperti Warga Putussibau Selatan Dwi Ratna, menyatakan kalau dirinya mencari tabung gas elpiji ukuran 3 kg sudah mutar-mutar Kota Putussibau.
Semuanya toko tidak menjual tabung gas tersebut.
"Untung saja ada yang berbait hati, punya tetangga mau dipakai karena dia ada stok 2 tabung gas di rumah. Kalau tak ada tetangga baik hati, bisa tak bisa masak kami," ujarnya kepada Tribun, Rabu (21/11/2018).
Ibu rumah tangga itu berharap, dinas terkait dan pihak agen gas elpiji untuk segera mengoperasikan kembali tabung gas elpiji ukuran 3 kg di Putussibau.
"Jangan terlalu lama kelangkaan gas elpiji ini," ungkapnya.
Baca: 4 Daerah Belum Meraih WTP, Ini Harapan Gubernur Sutarmidji
Baca: Rakerda DPD Walubi Kalbar, Sutarmidji Imbau Ciptakan Harmonisasi Antarumat Beragama
Warga Putussibau lainnya, Bibik Asya mengatakan dirinya kemarin (Minggu lalu) juga berkeliling cari tabung gas elpiji ukuran 3 kg di Putussibau.
"Alhamdulillah dapat tapi harganya Rp 35 ribu di toko. Apapun harganya tetap dibeli," ujarnya.
Ibu tiga anak ini juga tak mengetahui, apakah hari ini (Rabu) masih saja kelangkaan gas elpiji ukuran 3 atau tidak.
Karena gas elpiji ukuran 3 kg dirumahnya masih ada.
"Jangan sampai langka lah, nanti bisa tak masak," ungkapnya.
Desak Polisi
Pengamat Ekonomi Untan Prof Eddy Suratman mengatakan problem saat ini, dimana masyarakat sulit mendapatkan Elpiji 3 kg memang sebuah persoalan yang harus segera dituntaskan.
Saya melihat dengan kepala sendiri, di Parit Haji Husen II, masyarakat mengantre membeli Gas LPG 3 kg, sulit memang mendapatkan gas ini.
Baca: Tahun Ajaran Baru 2019, Sutarmidji Pastikan Biaya Pendidikan SMA/SMK Negeri Gratis!
Baca: Gubernur Kalbar Sutarmidji: Berhentilah Korupsi Atau Penegak Hukum Memberhentikannya
Ini terjadi hampir disemua daerah Kalbar dan artinya masif, Pertamina harus membuktikan data mereka, apabila mengatakan ada penambahann dan pasokan normal.
Jadi ada proses yang tidak beres dalam rantai distribusi, kalau saya melihat seperti itu, apalagi pihak Pertamina mengatakan kalau menambah pasokan dan sudah cukup segala macamnya.
Maka sangat gampang pihaknya menelusuri itu, harusnya kalau pertamina sudah mengatakan cukup dan pasokan ditambah polisi harus bergerak turun tangan melalukan penyelidikan dimana permasalahannya.
Data Pertamina diambil, dimana kelebihan itu, siapa agennya, dititik mana, lalu berapa dia dapatnya, kemudian berapa dia jual.
Jangan-jangan ada permainan orang-orang tertentu yang mengambil keuntungan supaya harga naik. Kemudian mereka mengambil keuntungan berlebih.
Dampak terhadap ekonomi tetap ada, kalau harga gas ini naik, karena gas yang sulit inikan gas yang paling murah untuk rakyat kebanyakan.
Warung-warung kecil umumnya menggunakan itu, kalau gas itu naik tentunya mereka tidak mungkin menanggung beban itu sendirian.
Mereka akan membebankan itu pada konsumen dan tentu dengan menaikan harga.
Tapi saya inginnya problem distribusi ini dicek terlebih dahulu, Pertamina mengatakan pasokan stabil bahkan ditambah, mereka harus bisa membuktikan.
Baca: Prediksi Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Champion: Saksikan Live Undian 16 Besar Liga Champions
Baca: Gusti Ramlana Ajak Masyarakat Mulai Terapkan Sistem Digital
Distribusi itu kemana saja mereka sampaikan, kalau Pertamina yakin pasokan tidak ada bermasalah dan saya harap mereka mengundang aparat penegak hukum melakukan penyelidikan.
Jangan membuat situasi ini menjadi tidak stabil, termasuk tidak stabil politik.
Karena ini berkaitan langsung dengan ekonomi rakyat dan akhirnya lari kepolitik, apalagi kita akan menghadapi Pilpres.
Kok petugas ini tidak sentisitif terhadap isu-isu semacam ini.
Itu yang saya khawatir, ujung-ujungnya konflik dibawah karena hal sepele macam ini, maka sensitiflah terhadap persoalan ini.
Sangat mudah menelusurinya, karena rantai pasokan yang sudah terdata. Saya harap pihak kepolisian turun tangan. (SYAHRONI/FERRYANTO/SAHIRUL HAKIM/TRIBUN PONTIANAK)