Gempa Palu

Saat Ombak Tsunami Menerjang, Pasha Ungu dan Istri Berlari ke Dataran Tinggi

Editor: Mirna Tribun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau Pasha Ungu bersama istrinya, Adelia Wilhelmina.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Banyak cerita pilu para korban di balik tragedi gempa dan tsunami Palu 3 hari lalu, Jumat (28/9).

Ada banyak orang terpisah dengan keluarganya, kehilangan orangtua hingga kabur dengan pakaian seadanya saat menyelamatkan diri.

Baca: MENCENGANGKAN, Satu Sekolah di Kota Ini Ditemukan 12 Siswinya Hamil

Baca: Belum 24 Jam, Ini Deretan Gempa yang Terjadi di Beberapa Wilayah Indonesia, Warga Berlarian Panik

Baca: Hamil Ketiga Kalinya, Penyanyi Ini Akui Siap Siaga, Padahal Bukan Suami Asri Welas

Baca: Bukan Chris Brown, Agnez Mo Pamer Foto Mesra dengan Bule Ganteng di Bali

Salah satunya perjuangan Pasha 'Ungu' dan istrinya Adelia saat menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami Palu.

Seperti yang diketahui saat ini Pasha Ungu menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palu.

Ketika kejadian gempa tsunami Palu, Pasha dan Adelia pun menjadi salah satu korban bersama puluhan ribu warganya.

Melansir dari Tribunnews.com, kakak Pasha Ungu, Rully menceritakan perjuangan adiknya bersama sang istri menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami Palu.

Rully mengatakan Pasha dan Adelia sempat melarikan diri ke dataran tinggi sebelum tsunami terjadi.

"Intinya beliau ke daerah dataran tinggi waktu ada gempa dan tsunami. Jadi waktu ada info gempa, Pasha langsung menjauhi area pantai bersama Adelia. Kalau anak-anak semua ada di Bogor," kata Rully.

 

Sempat diceritakan kalau Pasha dan Adelia berhasil selamat usai menaiki sebuah jembatan dan berlari ke dataran tinggi saat ombak tsunami menerjang.

Pasha memang sempat berada di kawasan pantai, karena memang jadwalnya untuk meninjau persiapan acara ulang tahun Kota Palu.

"Bayangkan berapa tamu yang datang dari luar daerah. Bahkan infonya pagi dan terakhir sore, Pasha masih memeriksa keadaan dan persiapan festival yang dekat kawasan pantai," tuturnya.

Usai kejadian Pasha dan Adelia memang sulit dihubungi lantaran jaringan komunikasi ke Palu mendadak susah.

Melansir dari Kompas.com, Pasha dan Adel memang sedang berada di pantai yang jadi pusat tsunami sebelum tsunami melanda Palu.

Hal ini juga dikonfirmasi sang manajer, Diego.

"Dia (Adel) bilang, kemarin pas malem-malem itu ada acara di pantai. Sekian jam kemudian ada tsunami. Jadi (tempat) acaranya rata juga (tersapu tsunami," ungkap Diego.

Diego juga mengungkapkan bahwa acara di pantai tersebut harusnya diselenggarakan dalam rangka perayaan HUT Palu terpaksa batal, menyusul adanya gempa dan tsunami.

Sebelum memberi kabar pada Diego, Adel sempat tak bisa dihubungi dan ponselnya tidak aktif hampir 12 jam.

"Kemarin sih handphone Adel sempet enggak aktif 12 jam. Ternyata tuh Adel emang diungsikan, tidak boleh tinggal di rumah," ujar Diego.

"Jadi, diungsikan tidur di tenda sama warga. Terus tadi pagi dia baru bales WhatsApp aku. Katanya, masih ada gempa-gempa kecil, bahaya, jadi dia tidur bareng deh sama warga," tutupnya.

Halaman
12

Berita Terkini