Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang, Djoko Suratmiarjo mengatakan, berdasarkan laporan per tanggal 6 Agustus 2018, capaian imunisasi MR di Kota Singkawang masuk di peringkat ke-4 se-Kalbar yaitu sebanyak 12,82 persen.
"Artinya sampai 6 Agustus capaian imunisasi MR kita sudah mencapai 12,82 persen," katanya, Kamis (9/8/2018).
Baca: Pemberian Imunisasi MR di Singkawang Tetap Berlanjut
Baca: Jangan Ditiru! Lakukan Kiki Challenge, Pria Ini Tertabrak Mobil yang Sedang Lewat
Adapun rinciannya, untuk Kecamatan Singkawang Selatan mencapai 12,81 persen, Kecamatan Singkawang Timur mencapai 13,30 persen, Kecamatan Singkawang Utara mencapai 19,97 persen, Kecamatan Singkawang Barat mencapai 13,60 persen dan Kecamatan Singkawang Tengah mencapai 9,25 persen.
"Dari angka ini capaian imunisasi MR di Kecamatan Singkawang Tengah sementara ini masih terbilang rendah," ujarnya.
Dia pun tak menampik, jika rendahnya capaian imunisasi MR di Kecamatan Singkawang Tengah ini disebabkan maraknya informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan jika imunisasi MR belum mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
Sehingga beberapa sekolah khususnya yang muslim meminta penundaan sambil menunggu keputusan bersama antara Kementerian Kesehatan dengan MUI tentang masalah halal dan haram.
Pada prinsipnya, Dinas Kesehatan Singkawang sampai saat ini belum menerima surat tentang penundaan pelaksanaan imunisasi MR.
"Jadi saya sarankan imunisasi tetap berjalan, sementara beberapa sekolah yang menunda kita data saja dulu, mengingat waktu pemberian imunisasi masih berjalan hingga September 2018," tuturnya.
Disamping ada penundaan dari beberapa sekolah, diakuinya juga ada permintaan dari orang tua murid.
"Karena ada beberapa orang tua murid yang menagih kita, meskipun dari sekolah anaknya sudah menunda," jelasnya.
Sehingga diapun menilai, jika keputusan antara halal dan haram ini menjadi satu di antara penghambat imunisasi MR yang sedang berjalan khususnya di Kota Singkawang.
"Kedua, mungkin sosialisasi dari pihaknya masih kurang gencar khususnya di Kecamatan Singkawang Tengah," tuturnya.
Diapun telah menyampaikan ke rekan-rekan (petugas) yang memberikan imunisasi untuk menunda imunisasi kepada anak yang sedang demam, batuk atau pilek.
"Sebaiknya di tunda dulu, jika kesehatannya dipastikan sudah membaik baru boleh diberikan imunisasi, mengingat waktu imunisasi juga masih panjang dan berakhir pada bulan September 2018," katanya.