TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - PEMBATALAN Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Kalbar merupakan buntut dari defisit APBD Pemprov Kalbar senilai Rp 691 miliar. Tak hanya siswa, kekecewaan juga dirasakan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).
Kekecewaan semakin besar lantaran pembatalan dilakukan enam hari sebelum hari H pelaksanaan O2SN yang seharusnya berlangsung pada 6 Agustus 2018 ini.
Baca: Sawera Sedih O2SN Batal, Buntut Defisit Anggaran Pemprov Kalbar
Baca: Ketua Pengcab IPSI Pontianak Ikut Prihatin Batalnya O2SN Provinsi
Ketua MKKS Kota Pontianak Wartono mengaku sudah mengetahui pembatalan O2SN ini.
Ia menjadi orang pertama yang mendapatkan surat dari Disdikbud Provinsi Kalbar.
Dibatalkannya O2SN ini, kata Wartono, sangat berpengaruh pada siswa dan sekolah.
Baca: VIDEO TEASER : Disdik Batalkan O2SN Tingkat SMA
"Apalagi ditingkat kabupaten-kota sudah melakukan seleksi dan menetapkan perwakilan masing-masing. Kalau ditingkat provinsi dibatalkan dan bagaimana nanti untuk menyeleksi perwakilan ditingkat nasionalnya," ucap Wartono kepada Tribun, Jumat (3/8/2018).
Wartono yang juga menjabat sebagai kepala SMA Negeri di Pontianak ini menegaskan, buntut pembatalan O2SN tingkat provinsi ini memberikan pengaruhnya yang sangat luar biasa, terutama mental anak menjadi down, lantaran sudah diseleksi dan melakukan persiapan matang.
"Tapi mau diapakan lagi, karena kebijakan ada pada Disdikbud Provinsi Kalbar. Kami sangat kecewa, karena waktu itu sudah terjadwal dan surat sudah diberikan dan dikonfirmasi bahwa pelaksanaannya dilakukan 6 Agustus. Tahu-tahunya tanggal 1 Agustus ada pembatalan. Ini sangat mengecewakan semua pihak mulai dari MKKS, sekolah sampai para siswa yang mewakili Kota Pontianak dan peserta di kabupaten kecewa," tegas Wartono.
Hal yang membuat pilu dan sangat kecewa, lanjutnya, seleksi diserahkan pada MKKS kabupaten/kota menggunakan anggaran masing-masing.
"Tiba-tiba dibatalkan dan ini membuat persiapan dan dana yang dikeluarkan kabupaten/kota sia-sia. Kekecewaan kami luar biasa. Puluhan juta sudah dikeluarkan MKKS untuk menyeleksi ditingkat kota tapi tidak dilaksanakan ditingkat provinsi," ungkapnya.
Ia memastikan, persiapan matang sudah dilakukan para siswa. Siswa sudah siap tempur. Biaya juga sudah banyak dikeluarkan siswa.
"Kalau pihak provinsi mengkonfirmasi jauh hari mengenai pembatalan ini, mungkin kami dapat terima dan persiapan tidak dilakukan. Ini enam hari sebelum pelaksanaan dibatalkan, jelas kami sangat kecewa," pungkasnya.