TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kapal Kargo KM Berkat Anugerah tujuan Bagan Tanjung Piayu, Batam, karam di perairan Tanjung Kelit Kecamatan Senayan kabupaten Lingga pada Minggu (24/6/2018) siang sekitar pukul 12.40 WIB.
Kapal yang membawa 13 orang penumpang terdiri dari 11 laki-laki dan 2 perempuan tersebut berangkat dari Nipah Panjang dan diketahui kapal bermuatan pisang dan kelapa.
Selamat Santo (17) korban selamat kapal tenggelam KM Berkat Anugrah tampak lemas dan masih dalam keadaan trauma mengenang kejadian tersebut.
Baca: Inilah Sosok Korban yang Rekam Detik-detik KM Sinar Bangun Perlahan Karam! Tonton Videonya
Baca: Polsek Entikong Dan Security PLBN Entikong Ungkap Penyelundupan Sabu 3 Kg
Baca: Suasana Halal Bihalal MABM Sekadau di Keraton Kesuma Negara
Siswa kelas dua SMAN 8 Batam ini juga dirundung pilu atas ibundanya yang juga menjadi korban meninggal dunia. Ayahnya yang turut menjadi penumpang kapal tersebut selamat dan masih dalam kondisi lemas.
Santo menyebutkan, saat kejadian tenggelamnya kapal, pompa air mengalami kerusakan, dan mesin pun mati seketika.
"ABK-nya itu bilang pompa air mati, air masuk juga, mesin langsung mati dan makin lama kapal tenggelam," cerita awalnya, Minggu (24/6/2018).
Anak bungsu dua bersaudara ini dengan menggunakan baju kaos biru itu, menyampaikan saat kapal sudah pada posisi tenggelam, ombak yang menghempas kapal membuat posisi berbalik-balik.
"Ombaknya waktu itu kuat, dan kapal sempat berbalik-balik sebanyak dua kali," ujarnya.
Usai itu, Santo yang bisa berenang ini, mendapat arahan dari ayahnya untuk bisa bertahan hidup.
Santo, korban selamat sekaligus anak korban meninggal saat KM Berkat Anugerah karam di perairan Lingga, Minggu (24/6/2018) (tribunbatam/endra kaputra)
"Bapak bilang usaha sendiri ya, bapak pegang ibumu ini," ucapanya.
Bertahan selama 4 jam terkantung-kantung di lautan, ternyata pegangan tangan bapaknya kepada ibunya terlepas saat ombak kembali menghantam kapal.
"Bapak kondisinya juga lemas, dan mamak langsung terlepas dan tenggelam. Itu aja ABK nyelam untuk angkat mamak sampai ke permukaan," sebutnya.
Berselang 4 jam lamanya, kapal Oceana yang menyelamatkan penumpang tenggelam, lebih dahulu mengangkat Santo sebelum bapak ibunya.
Santo, beserta ayah dan jenazah ibunya usai di tolong kapal Oceana dibawa ke daerah Tanjung Kelik.
"Katanya namanya Tanjung Kelik, masih di Senayang. Barulah bapak telepon kakak saya memberi kabar atas musibah yang terjadi," ujarnya.
Sambung ceritanya, awalnya Santo beserta Bapak dan Ibunya mudik ke daerah Nipah Panjang Jambi.
"Biasa memang pakai kapal itu, cuma saat itu muatannya banyak kali gak seperti biasa. Naik kapal itu karena sampai ke kampung hanya kapal itu, ongkosnya bayar Rp 250 ribu," ucapnya.
Santo yang masih dalam kondisi lemah, juga terlihat beberapa luka goresan yang terdapat dibagian kaki bagian dengkul dan betis.
"Ini mau istirahat dulu bang, soalnya masih pusing, badan juga pegal-pegal. Masih juga kebayang kejadian itu, masih ingat mamak," ucapnya yang langsung masuk ke rumah untuk beristirahat. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Detik-detik Karamnya KM Berkat Anugerah di Lingga, Inilah Kesaksian Anak dari Korban Meninggal!