Suku Fore Hidup di Papua Nugini, Gemar Makan Otak Manusia, Ritual Mereka Sangat Mengerikan!

Editor: Mirna Tribun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kebiasaan suku di Papua Nugini yang gemar memakan otak manusia ternyata bak pisau bermata dua.

Menurut investigasi yang telah dilakukan, dengan memakan otak maka mereka, suku Fore, rentan terserang penyakit sapi gila.

Baca: Pose Sambil Lihatkan Aurat, Foto Selfie Aurel Hermansyah Disindir Pedas Netizen

Baca: TERPOPULER - Putri Diana Suka Pakai Alat Seks Hingga Ramalan Roy Kiyoshi & Tragedi KM Sinar Bangun

Baca: Tak Sangka, Artis Bollywood Rani Mukerji Suka Mencaci dan Menyiksa Suaminya

 Namun disamping itu, mereka juga menjadi kebal terhadap beberapa penyakit lainnya.

Penyakit sapi gila ini pertama kali dikenal di dunia yang lebih luas setelah seorang petugas medis distrik yang bekerja di Nugini memperhatikan bahwa beberapa orang dari suku Fore, yang tinggal di dataran tinggi Papua Nugini, terserang penyakit mematikan.

Para korban akan kehilangan kemampuan berjalan, menelan dan mengunyah.

Pada gilirannya, ini menyebabkan penurunan berat badan dan kematian.

Pada puncaknya, penyakit ini menyebabkan kematian sekitar 2 persen dari suku per tahun.

Suku Fore melakukan ritual pemakaman yang termasuk pesta-pesta mayat di mana para pria memakan daging dari sanak keluarga mereka yang sudah meninggal sementara para wanita memakan otak mereka.

Namun mereka tidak tahu betapa bahaya itu, karena molekul mematikan hidup di otak manusia yang menyebabkan kematian jika dimakan.

Sedangkan ritual itu dijalankan dengan maksud sebagai tanda hormat untuk orang yang mereka cintai.

Setelah ritual makan otak manusia dilarang di Papua Nugini pada 1950-an, penyakit itu pun kemudian mulai menghilang.

Namun, para ilmuwan yang menyelidiki suku itu kini telah menemukan bahwa kebiasaan makan otak suku Fore telah menghasilkan perkembangan resistensi genetik terhadap penyakit.

“Ini adalah contoh yang mencolok dari evolusi Darwin pada manusia," ucap John Collinge dari unit prion Institute of Neurology di University College London.

Epidemi penyakit yang memilih perubahan genetik tunggal justru akan memberi perlindungan lengkap terhadap demensia.

Collinge menambahkan bahwa timnya kini melakukan penyelidikan lebih lanjut karena penemuan itu dapat membantu para ilmuwan untuk mengobati berbagai macam penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Jalan ke depan dengan penelitian ini adalah untuk memahami struktur molekul prion yang menyebabkan penyakit ini dan proses yang terlibat. (Intisari.grid.id/Muflika Nur Fuaddah)

Banyak Yang Tak Tahu, Inilah Suku Lingon Asli Indonesia dengan Mata Biru, Mirip Orang Eropa

Suku Lingon ()

Orang bermata biru biasanya datang dari Benua Eropa dan banyak orang menginginkannya.

Dari sekian banyak suku di Indonesia, ada satu suku yang memiliki ciri khas seperti orang Eropa, dengan mata birunya.

Mereka adalah suku Lingon yang tinggal di dalam hutan Halmahera.

Mungkin, tidak banyak yang mengetahui keberadaan suku ini karena letaknya di tempat terpencil dan jarang terlihat oleh dunia luar, meski Pulau Halmahera sendiri adalah salah satu pulau terbesar di Maluku.

Ciri fisik penduduk Suku Lingon yang seperti orang Eropa.

Suku Lingon bukanlah suku yang berasal dari ras Weddoid, Melanesia, Polinesia, ataupun Mongoloid seperti kebanyakan penduduk di Halmahera.

Suku ini justru termasuk dalam ras kaukasoid, sehingga tampilan fisik mereka menyerupai orang Eropa.

Konon beberapa ratus tahun yang lalu, ada sebuah kapal Eropa yang karam dan tenggelam di perairan Halmahera.

Beberapa penumpang yang selamat dan terdampar di pulau ini kemudian menetap di pulau ini.

Hal itulah yang diduga menjadikan orang Eropa tersebut sebagai asal-usul nenek moyang Suku Lingon.

Mereka menetap selama ratusan tahun, kemudian mulai membentuk kelompok suku sendiri.

Ada yang mengatakan bahwa suku Lingon juga menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, seperti kepercayaan awal suku lain di Nusantara.

Secara fisik, penampilan masyarakat suku Lingon memang sangat mirip dengan orang Eropa.

Mereka memiliki tubuh lebih besar daripada ukuran tubuh orang Indonesia pada umumnya.

Kulit mereka putih, dengan karakter wajah yang membuat mereka sedikit banyak mirip dengan masyarakat Eropa.

Ada dugaan bahwa suku Lingon sebenarnya sudah punah, meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan hal tersebut.

Ada pula yang mengatakan bahwa orang suku Lingon sudah berbaur dengan suku-suku lain di Kepulauan Maluku.

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Suku Lingon, Asli Indonesia dengan Mata Biru yang Keberadaannya Misterius, http://bangka.tribunnews.com/2018/05/15/suku-lingon-asli-indonesia-dengan-mata-biru-yang-keberadaannya-misterius?

Yuk Follow instagram tribunpontianak. 

Berita Terkini