Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Publik dikejutkan atas kasus teror dan kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, yang menggugurkan 5 Bhayangkara Polri atas aksi perebutan senjata api oleh Napi Teroris di sana.
Tak berselang lama, publik lagi-lagi terhenyak, dengan aksi penikaman seorang Bintara Polri di tempat yang sama pada malam harinya.
Baca: 11 Pernyataan Sikap DPD KNPI Kalimantan Barat Terkait Teror Bom di Surabaya
Belum tuntas kesedihan itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali dirundung masalah teror. Bom bunuh diri kembali terjadi, kali ini serangan dilakukan di tiga Gereja di Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Tercatat ada 11 korban jiwa meninggal dunia, dan sekitar 40 orang menderita luka-luka akibat kejadian itu.
Keluarga Besar Alumni dan Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kalimantan Barat menilai bahwa Kebhinekaan seakan terkoyak, oleh aksi teror yang mengatasnamakan agama, kendati agama sendiri tak pernah mengajarkan hal itu.
Baca: Pelaku Ujaran Kebencian di Medsos Bisa Diganjar 8 Tahun Penjara
Atas kejadian tersebut dan demi kemanusiaan maka melalui Tribun, GMNI Kalimantan Barat mengeluarkan delapan pernyataan sikap atas aksi biadab tersebut, sebagai berikut :
1. Menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban aksi teror bom di Surabaya, dan aksi teror lainnya di Indonesia.
2. Dengan tegas menolak upaya pelemahan Negara, dengan cara-cara biadab seperti ini, serta memberikan peringatan keras, kepada seluruh orang maupun kelompok yang mencoba mengubah bentuk, dasar, serta sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya yang ada di Kalbar tidak terpancing, terprovokasi, serta terhasut, oleh ungkapan pendukung aksi teror lewat media sosial. Karena saat ini, ditengah kedukaan yang dialami oleh Indonesia khususnya Surabaya, masih ada saja orang yang dengan sadar mengunggah ungkapan yang tidak berempati, dan cenderung mengamini aksi teror tersebut.
4. Mendukung penuh upaya dan langkah-langkah aparat keamanan untuk mengusut tuntas motif pelaku serta otak hingga jaringannya, dan segera menyampaikannya ke publik.
5. Menegaskan kembali nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme adalah semata untuk kemanusiaan, seperti yang sudah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
6. Mendesak seluruh elemen Pemerintah, di tingkat pusat hingga daerah, bahkan ditingkatan desa, untuk meningkatkan pemahamannya akan nilai-nilai Pancasila. Serta memberikan tindakan tegas kepada seluruh ASN serta aparatus lainnya, yang mencoba mendukung tindakan terorisme, bahkan ingin mengoyak kebhinekaan dan mengganti Pancasila sebagai dasar Negara.
7. Mengutuk keras segala tindakan terorisme, yang mengoyak persatuan dan kesatuan Indonesia, yang dengan darah dan air mata direbut dan dirajut oleh para pendiri bangsa, satu diantaranya, Bung Karno.
8. Mengajak semua element masyarakat untuk Melawan segala bentuk upaya dan tindakan terorisme yang ada di Indonesia serta mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk tidak menyebar luaskan foto atau video terkait korban teror.
Dengan seruan "KAMI TIDAK TAKUT", GMNI Kalbar menyatakan berdiri bersama seluruh rakyat Indonesia menyampaikan pernyataan sikap atas sejumlah aksi teror yang sepekan ini mengguncang Indonesia.