Parmusi Dukung Dakwah Melalui Kemandirian Ekonomi Dai dan Masyarakat

Penulis: Jimmi Abraham
Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslimin Indonesia (PW PARMUSI) Kalimantan Barat Periode Tahun 2017-2022 berfoto bersama dengan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PARMUSI Drs H Usamah Hisyam di Hotel Borneo, Jalan Merdeka, Sabtu (24/3/2018).

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Ketua Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslim Indonesia (PW PARMUSI) Kalimantan Barat Periode 2017-2022, Burhanuddin A Rasyid menegaskan dakwah bukan hanya diihat dari segi kewajiban antara seorang muslim dengan muslim lainya.

“PARMUSI memandang dakwah sebagai suatau gerakan,” ungkapnya saat diwawancarai Tribun Pontianak, Sabtu (24/3/2018).

Baca: Parmusi Target Terwujud Desa Madani Di Indonesia

Burhanuddin mengatakan gerakan dakwah harus tertata dan terorganisasi secara rapi, baik dari sumber pembiayaan dakwah maupun lainnya.

Berlatar belakang dari hal tersebut, PARMUSI menilai perlu ada kegiatan yang mendukung berkembangnya dakwah melalui kemandirian ekonomi.

Baca: Pelantikan PW PARMUSI Kalbar 2017-2022, Usamah Hisyam Tegaskan Dakwah Perlu Totalitas

“Satu diantaranya bagaimana agar membuat dai-dai berprinsip tangan di atas, bukan tangan di bawah. Kuncinya, ekonomi para dai harus kuat,” terangnya.

Saat ini program desa madani sudah diaplikasikan di Kabupaten Sambas. Di Sambas, beberapa dai sudah disupport dengan penyediaan bibit-bibit kambing.

Bibit kambing itu dipelihara lantas bisa dijual sebagai sumber pendapatan dai.

“Selain itu, ada lahan sekitar 90 hektare untuk 45 dai. Masing-masing dua hektare. Itu untuk sumber kehidupan mereka, sehingga saat berdakwah tidak mikir ekonomi lagi. Kebutuhan sudah tercukupi. PARMUSI bersama masyarakat setempat berupaya membangun masyarakat madani,” jelasnya.

Burhan menerangkan masih banyak program lain PARMUSI di wilayah, terutama dalam menata organisasi di semua kabupaten, kota dan kecamatan.

Sebab, belum semua kabupaten, kota dan kecamatan memiliki cabang PARMUSI.

“PARMUSI baru ada tujuh kepungurusan di Kalbar yakni Sambas, Singkawang, Mempawah, Kubu Raya, Ketapang, Kayong Utara dan Pontainak. Jika PARMUSI ada di seluruh Kalbar, kita harap nanti bisa mempercepat program desa madani,” terangnya.

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dai, PARMUSI juga telah membentuk Akademi Dakwah Indonesia.

Pada program ini, setiap desa mengirim pemuda yang berminat menjadi dai, lantas dididik selama tiga tahun.

“Sekarang sudah ada dai yang hafal Alquran. Ini persiapan untuk pemenuhan kebutuhan dai. Kalau PARMUSI menargetkan satu kecamatan 5 dai. Kalau di Kalbar, kita harap satu desa satu dai. Di Sambas sudah kita penuhi. Dari 193 desa sudah ada 214 dai. Jumlah itu jelas berlebih,” tukasnya. 

Berita Terkini