Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Jenazah KS, wanita yang ditemukan di semak-semak, Dusun Sungai Buluh, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Landak, dimakamkan pihak keluarga.
Pemakaman KS diketahui dari postingan akun Facebook Vhany Ivha, Kamis (21/9/2017).
(Baca: Akhir Pelarian Pelaku Pembunuh Bidan Cantik Kalteng di Sintang, Ini Kronologis Penangkapannya! )
Dalam beberapa foto yang dipostingnya, tampak beberapa orang berada di sekitar makam KS.
Menggunakan tenda berwarna biru, KS diketahui dimakamkan di Ngabang.
"RIP keysia...sampai bertemu lagi di YERUSALEM baru,,Tenanglah bersama BAPA di surga...smga kel yg di tinggalkan di beri kekuatan dan ketabahan...amin. Yg sabar dan kuat ntuk pak Pdt maxi dan keluarga..." tulis akun Vhany Ivha.
Melihat postingan itu, beragam komentar netizen meluncur.
"Semoga penyebab kematian nya segera terungkap ya mi." tulis akun Ina Anwar.
(Baca: Mayat Wanita-Pria Tanpa Busana di Ngabang, Tangis Ayah KS Pecah Saat Pemakaman )
Sementara itu, jenazah TJN (38) akan dikremasi di Yayasan Bhakti Suci yang terletak di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya.
Dari hasil penelusuran Tribunpontianak.co.id, sekilas, rumah Yayasan yang diberi nama Yayasan Sejahtera Kubu Raya sepi tak ada penghuni maupun penjaga.
Satu diantara warga yang ditemui di sekitar berinisal CC, menuturkan dari kemarin hingga hari ini, ia belum melihat adanya datangnya mayat yang hendak dikremasi.
"Belum ada saya lihat dari kemarin sampai hari ini, biasanya jika ada, dan ada keluarganya akan disimpan dulu selama tiga hari, baru dikremasi," tuturnya, Kamis (21/09/2017).
Ia mengatakan, prosesi kremasi tersebut akan dilakukan didepan halaman tidak jauh dari gedung yayasan Sejahtera tersebut.
Namun, karena tidak ada tanda-tandanya, ia pun menyarankan agar menuju ke Yayasan Halim, karena disanalah tempat kremasi pada umumnya.
Ketika sampai di Rumah Kremasi Yayasan Halim, penjaga Ameng tampak sedang menunggu proses kremasi satu diantara mayat selesai.
Saat ditanya mengenai adanya kremasi seorang laki-laki yang ditemukan meninggal dunia di Landak, ia pun mengaku tidak tahu.
"Tidak tahu, semalam memang ada tiga orang mayat laki-laki datang, tapi saya tidak tau yang mana, dan semua sudah diambil keluarga, kalau sekarang yang dikremasi sudah tua," tuturnya.
Ia mengatakan, proses kremasi adalah pembakaran mayat menjadi abu dan menggunakan waktu sekitar empat jam.
"Kalau sudah menjadi abu, biasanya akan dibuang ke Laut atau disimpan di Vihara," katanya.
Namun, kata dia, tidak semua orang Tionghoa, dikremasi, karena ada juga yang ditanam.
(Baca: Akhir Pelarian Pelaku Pembunuh Bidan Cantik Kalteng di Sintang, Ini Kronologis Penangkapannya! )
Untuk melakukan kremasi, pihak keluarga jelasnya, harus membuat surat di Yayasan Halim serta dengan administrasinya.
Dan harus ada juga surat pernyataan yang ditanda tangani oleh pihak keluarga, karena jika langsung dibawa, tidak akan bisa.
"Kalau orang bunuh diri atau tabrakan harus surat dari dokter, kalau Rumah Sakit harus dari Dokter. Semua yayasan, jika ingin kremasi di Yayasan Halim," ujarnya.
Ameng nengatakan, bahan baku untuk kremasi adalah solar dan mesin, mayat dimasukan dalam mesin.
"Selain disini juga ada di Pura Bali. Cuma menggunakan tungku," ujar Pria yang sudah menjadi penjaga kremasi sekitar 12 tahun ini.