Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Sultan Sintang Pangeran Ratu Sri Kesuma Negara HRM Ikhsan Perdana Ismail Tsyafioeddien sambut baik wacana pembangunan Tugu Burung Garuda di Kabupaten Sintang. Pembangunan tugu sebagai bentuk penghargaan sejarah agar selalu diingat dan tak lekang oleh zaman.
“Kesultanan Sintang mendukung pembangunan Tugu Burung Garuda. Agar masyarakat, terutama generasi muda tahu sejarah lambang negara Indonesia,” ungkapnya kepada Tribun Pontianak, Rabu (26/7/2017).
Sultan menerangkan secara singkat sejarah lambang Kerajaan Sintang yakni burung garuda. Burung garuda yang dijadikan lambang Kerajaan Sintang terletak pada seperangkat gong mahar pernikahan Patih Lohgender asal Majapahit kepada Putri Dara Juanti pada abad ke-XIV.
Baca: Ini Koleksi Clothing-an Secret Weapon di Numskull Store
Patung garuda berkepala manusia dan bermahkota ini terletak di puncak tiang penyangga berukiran ular naga. Tiang penyangga memiliki dua kepala naga di kedua ujungnya.
“Lambang negara Indonesia memang cikal bakalnya dari lambang Kerajaan Sintang yang dipinjam oleh Sultan Hamid II. Peminjaman itu ada bukti dan saksinya. Lambang garuda itu jadi ide dan inspirasi Sultan Hamid mendesain lambang negara sekarang ini,” terangnya.
Baca: Antisipasi Penyelundupan Narkoba, Karutan Terapkan Sistem Baru
Rentetan sejarah ini tidak bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia. Sultan menegaskan tidak mempermasalah Sultan Hamid II diusulkan sebagai pahlawan berkat jasanya merancang lambang negara. Sultan bersyukur lambang Kerajaan Sintang jadi cikal bakal lambang negara Indonesia.
“Kami malah berterimakasih lambang negara diinspirasi dari Kerajaan Sintang. Semua harus tahu sejarah. Jangan lupa asal-muasal sejarah ini. Kita tidak meminta balas jasa, tapi harus diingat sejarah sebenarnya. Ini harus disosialisasikan ke seluruh masyarakat, karena masih banyak yang belum tahu,” tukasnya.