Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH – Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah Mochrizal mengatakan pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata. Sehingga, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Sesuai dengan motto Kabupaten Mempawah Maju Dengan Ilmu maka perlu untuk dimaknai oleh semua komponen masyarakat.
“Pendidikan harus didorong menjadi gerakan semesta, yakni melibatkan seluruh elemen bangsa. Masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli, dan organisasi masyarakat mengorganisasi,”ujarnya.
Makna ini tentu akan berbeda jika hanya sekadar program. Melalui gerakan maka ingin menumbuhkan rasa memiliki pada semua kalangan. "kita ajak semua pihak untuk merasa peduli dan memiliki atas problematika pendidikan agar semua bersedia menjadi bagian dari ikhtiar untuk menyelesaikan problematika itu,”ujarnya.
Kemudian kaitan menumbuhkembangkan potensi anak didik memerlukan karakteristik pendidik dan suasana pendidikan yang tepat.
Melalui peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi amat relevan untuk mengingatkan kembali tentang karakteristik pendidik dan suasana pendidikan. Karakteristik yang dibawa oleh sosok Ki Hajar Dewantara, yang membuat proses belajar menjadi sebuah kebahagiaan dan kegembiraan.
Hal itu, ujarnya, bisa terwujud jika pintu partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan dibuka lebar-lebar.
Maka ia mengajak untuk mengubah perspektif bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan bersama. “Ikhtiar memajukan pendidikan adalah juga tanggung jawab kita semua,” tambahnya.
Wajah masa depan bangsa berada di ruang-ruang kelas. Namun bukan berarti tanggung jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan.
“Secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara. Namun secara moral, mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik,” tandasnya.