TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Masyarakat Ketapang seperti di Kelurahan Kauman Kecamatan Benua Kayong menyelenggarakan ritual Robo-robo di pinggir Sungai Pawan, Rabu (9/12/2015). Ratusan warga mengikuti Ritual ini hingga memadati lokasi kegiatan.
"Robo robo merupakan adat istiadat yang masih melekat di masyarakat Ketapang khususnya pesisir seperti Kauman ini. Kita laksanakan sudah turun temurun," kata Ketua Panitia Robo-robo Kelurahan Kauman, Ermansyah di sela-sela kegiatan.
Ia menjelaskan warga Kauman yang melaksanakan Robo-robo turun ke hamalam rumah. Kemudian beramai-ramai ke pinggir Sungai Pawan mengikuti ritual Robo-robo. "Ritual ini dilakukan pada rabu terakhir bulan Safar tiap tahun," ungkapnya.
Selain itu ada juga warga melaksanakan acara Robo-robo di rumah masing-masing. Tujuan untuk doa tolak bala atau meminta keselamatan dari Tuhan. "Pada acara ini kita minta keselamatan dari Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.
Menurutnya ritual Robo-robo sudah ada di Ketapang sangat lama. Lantaran situs muslim tertua di Kalimantan ditemukan di Ketapang tercatat pada 1600 masehi. "Jadi Robo-robo merupakan budaya dahulu berakulturasi dengan peradaban muslim," jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ketapang, Yulianus mengatakan Robo-robo ini dilaksanakan tidak dalam rumah. Warga membentangkan tikar dan membaca doa selamat di halaman rumah atau di pinggir sungai.
Makanan yang dihidangkan bisanya ketupat colet sajian khas Ketapang. "Ritual Robo-robo ini pada umumnya dilakukan warga pesisir. Di antaranya di Daerah Padang, Sungai Jawi, Sungai Pelang, Kalinilam, Sukabaru, Tuan-tuan dan Kauman," katanya.