BioFub 2025: Kolaborasi Global untuk Konservasi, Biologi Masa Depan dan Pembangunan Berkelanjutan
Konferensi ini adalah kesempatan luar biasa bagi kita semua untuk berbagi pengetahuan, ide, dan inovasi dalam upaya konservasi dan keberlanjutan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Universitas Nasional (UNAS), melalui Fakultas Biologi dan Pertanian, khususnya Prodi Sarjana dan Prodi Magister Biologi yang merupakan anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) Cabang Jakarta didukung dan bekerjasama dengan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), menyelenggarakan International Conference on Biodiversity and Future Biology (ICo-BioFuB) 2025 di Cyber Auditorium, Universitas Nasional, Jakarta, Selasa 26 Agustus 2025.
Konferensi Internasional BioFub 2025 ini juga dilaksanakan bersama anggota PBI Cabang Jakarta lainnya, seperti dari Departmen Biologi, Universitas Indonesia Departmen Biologi, Universitas Negeri Jakarta Prodi Biologi.
UIN Syarif Hidayatullah Prodi Pendidikan Biologi, UHAMKA, Jakarta, Prodi Biotechnologi, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Prodi Biologi, Universitas Islam As'syafiiyah serta kolaborator dari Department of Anthropology, Rutgers University, Max Planck Institute of Animal Behavior (Development and Evolution of Cognition) dan Department of Biotechnology, UCSI University.
Sebagai mitra kerjasama dengan Fakultas Biologi dan Pertanian -UNAS, Yayasan Palung (YP) turut berpartisipasi dalam terselenggaranya kegiatan tersebut.
Kegiatan Konferensi internasional tersebut dibuka langsung oleh Dr. Ir. Pramono Anung Wibowo, MM., selaku Gubernur DKI Jakarta.
Dalam sambutannya, Gubernur DKI Jakarta menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah berbagi pengetahuan, ide, dan inovasi untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
“Konferensi ini adalah kesempatan luar biasa bagi kita semua untuk berbagi pengetahuan, ide, dan inovasi dalam upaya konservasi dan keberlanjutan. Saat ini kita menghadapi ancaman serius berupa deforestasi, perubahan iklim, pencemaran, eksploitasi berlebihan, hingga hadirnya spesies invasif yang mengganggu keseimbangan ekosistem,” katanya.
Konferensi ini mengangkat tema “Biodiversitas dan Biologi Masa Depan: Inovasi untuk Konservasi dan Keberlanjutan” dengan tujuan menghadirkan ruang ilmiah global yang mempertemukan akademisi, peneliti, mahasiswa, pembuat kebijakan, praktisi industri, LSM, Pemerintah daerah serta masyarakat umum untuk membahas tantangan dan inovasi dalam bidang biologi, konservasi, serta pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan Konferensi Internasional BioFub 2025 ini dihadiri lebih kurang 200 peserta, terdiri dari peserta undangan dan pemakalah, yang hadir secara on-site maupun on-line.
Jumlah narasumber dan peserta pemakalah berjumlah 73 dari beberapa negara (US, German, Malaysia, Hungaria dan Jepang) dan peserta dari Indonesia (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah). Ragam afiliasi terdiri dari: perguruan tinggi, Lembaga Peneliti, instransi pemerintah, praktisi/industri dan NGO.
Adapun tujuan dari diselenggarakannya Konferensi Internasional BioFub 2025 ini antara lain adalah:
Pertama, menyampaikan hasil riset terbaru di bidang biodiversitas, bioteknologi, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Kedua, Mendorong kolaborasi lintas disiplin dan internasional dalam konservasi keanekaragaman hayati.
Ketiga, menggali peran pendidikan dan komunitas dalam pembangunan berkelanjutan. Dan menjadi wadah dialog antara ilmuwan, pembuat kebijakan, industri, pemerintah daerah dan masyarakat.
• Hari Orangutan Sedunia 2025, Ini Rangkaian Kegiatan yang Yayasan Palung Lakukan Bersama Para Pihak
Dalam kegiatan Konferensi Internasional BioFub 2025 tersebut ada tiga (3) topik penting yang dibahas, yaitu;
1. Biodiversitas-eksplorasi biodiversitas untuk kesehatan, ketahanan pangan, industri, mikrobioma, ekosistem laut, serta biodiversitas lokal.
2. Konservasi Biodiversitas – strategi berbasis bioteknologi, restorasi ekologi, peran kota, kebijakan dan komunitas, serta mitigasi perubahan iklim.
3. Biologi Masa Depan, rekayasa genetika, CRISPR, bioinformatika, biologi sintetis, bioetika, hingga inovasi berbasis biodiversitas.
Dr. Ence Darmo Jaya Supena, Ketua Perhimpunan Biologi Indonesia, dalam sambutan tertulisnya memberikan sambutan yang menekankan bahwa keanekaragaman hayati adalah fondasi kehidupan yang kini menghadapi ancaman serius.
Sehingga diperlukan inovasi, kolaborasi, dan aksi nyata melalui konferensi ini untuk mencari solusi berbasis sains, teknologi, dan keterlibatan masyarakat demi konservasi dan keberlanjutan.
Dalam kegiatan Konferensi Internasional BioFub 2025 menghadirkan pembicara dari luar negeri dan dari Indonesia yang pada kesempatan tersebut berkesempatan menyampaikan presentasinya, seperti Prof. Dr. Erin Rebecca Vogel dari Rutgers University, Amerika Serikat sebagai keynote speaker menyampaikan materi ilmiahnya bahwa “Konservasi orangutan tidak hanya tentang menjaga hutannya, tetapi juga memastikan integritas ekosistem dan ketersediaan sumber pakan yang menopang kesehatan serta keberlangsungan hidupnya.”
Hasil penelitian Dr. Caroline Schuppli dari Max Planck Institute of Animal Behavior yang juga tentang orangutan, menunjukkan bahwa perkembangan keterampilan orangutan sangat bergantung pada pembelajaran sosial jangka panjang, yang membentuk repertoar budaya penting bagi kelangsungan hidup dan memiliki implikasi besar bagi strategi konservasi.
Disampaikan pula hasil penelitian Prof. Dr. Dedy Darnaedi, MSc, seorang botanis Guru Besar Biologi Universitas Nasional, menegaskan bahwa taksonomi modern dengan dukungan teknologi dapat mempercepat inventarisasi flora Indonesia, namun keberhasilannya bergantung pada komitmen pemerintah dan kolaborasi multi-pihak.
Makalah lainnya yang tak kalah menarik disampaikan dalam kesempatan tersebut disampaikan oleh narasumber Crystale Lim Siew Ying, PhD dari Department of Biotechnology, Faculty of Applied Sciences, UCSI University, Malaysia, menunjukkan bahwa inovasi bioteknologi pada sistem mikroba, seperti meta-omik, AI, CRISPR.
Dan biologi sintetis, berpotensi meningkatkan kesehatan manusia, ketahanan ekosistem, serta keberlanjutan lingkungan, namun harus disertai dengan kerangka bioetika agar selaras dengan nilai masyarakat dan kebutuhan planet Selain itu, sejumlah pembicara dari beberapa propinsi dari Indonesia, Jepang dan Hungaria berbagi wawasan serta hasil riset Biologi terkini yang sangat menarik.
Sebagai penutup, Ketua Panitia yang juga Ketua PBI Cabang Jakarta, Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., menyampaikan “Konferensi ini memperkuat kolaborasi ilmiah dan melahirkan inovasi untuk menjawab tantangan perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.”
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang presentasi riset, tetapi juga sarana memperluas jejaring kolaborasi dan merancang langkah nyata menuju konservasi keanekaragaman hayati dan inovasi berkelanjutan.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Pemprov Kalbar Dukung Pemerataan Dokter Spesialis, Optimalkan Layanan Kesehatan |
![]() |
---|
Lewat Program Kreasi, Pemda Kayong Utara Dorong Pendidikan Berkualitas dan Perlindungan Anak |
![]() |
---|
Pemkab Kubu Raya Raih PENAIS Award 2025 dari Kemenag RI |
![]() |
---|
Permudah Perubahan Status Perkawinan Pasangan Lewat Simadu Kurma |
![]() |
---|
Pemerintah Kabupaten Terbaik Selesaikan Tenaga Teknis Non ASN Hingga Tuntas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.