PPKN Kelas 6
Soal Tugas Bab 1 PPKN Kelas 6 Kurikulum Merdeka Lengkap Kunci Jawaban Siap Mengerjakan Ulangan
Terutama untuk mengasah kemampuan diri pada pelajaran materi dan soal di Bab 1 Tugas 1 pada halaman 7.
Lima sila Pancasila sesungguhnya memiliki sifat saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri. Jika salah satu sila dihilangkan, hilanglah makna kesatuan yang terkandung dalam Pancasila. Dengan demikian, ketika kita hendak mengamalkan Pancasila, kita tidak boleh menganggap bahwa satu sila dalam Pancasila lebih penting dari sila-sila yang lain karena kelimanya merupakan satu kesatuan yang bulat dan padu. Mohammad Hatta sebagai salah seorang perumus Pancasila menyatakan sebagai berikut, “Karena Pancasila adalah lima
asas yang merupakan ideologi negara maka kelima sila itu merupakan satu keatuan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asas itu erat sekali, berkait-kaitan, berangkaian, tidak berdiri sendiri”.
Sila pertama dalam Pancasila menjadi dasar memimpin atau menjiwai dari keempat nilai sila lainnya. Untuk itu, dalam pengamalan Sila Ketuhanan yang Maha Esa tidak sebatas hormat-menghormati agama dan kepercayaan, tetapi juga menjadi dasar dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, menjadikan agama sebagai dasar untuk membangun persatuan dan kedamaian, menghargai
perbedaan, dan berupaya menyejahterakan kehidupan sesama sebagaimana nilai yang diajarkan dalam sila Kedua sampai Kelima. Begitu pun sebaliknya, pengamalan nilai-nilai pada sila kedua sampai kelima merupakan bentuk keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana diajarkan oleh sila Pertama.
Di dalam Pancasila, kemuliaan manusia tergantung pada perkataan dan perbuatannya pada sesama dan alam. Bila kalian memuliakan orang lain, sesungguhnya kalian memuliakan diri kalian sendiri. Sebaliknya, bila kalian merendahkan seseorang, kalian sedang merendahkan diri kalian sendiri sebagai sesama manusia. Ketika kalian senantiasa berbuat baik, kalian dapat berbuat adil pada diri kalian sendiri ataupun orang lain. Mengingat hal ini membuat kita selalu berupaya menjaga sikap, menghormati pihak lain, baik manusia maupun alam semesta. Menghormati pihak lain dengan tulus dan rendah hati merupakan bukti tindakan menjunjung adab, sopan santun, atau akhlak terpuji.
Ketika semua orang dapat menjaga adab atau sopan santun, hubungan antarindividu maupun antarkelompok akan harmoni. Dengan demikian, kerukunan dan persatuan akan terjaga. Oleh karena itu, sila ketiga, Persatuan Indonesia, menjadi sila yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat yang sangat majemuk. Dengan adab yang selalu dijunjung, persatuan menjadi kuat sehingga berbagai permasalahan dapat dihadapi bersama.
Dalam budaya kita dikenal peribahasa “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Peribahasa ini berisi nasihat untuk menjaga kebersamaan dan persatuan dalam situasi senang ataupun sulit. Tanpa adab, persatuan mudah pecah dan masalah akan sulit diselesaikan.
Persatuan adalah modal bagi suatu masyarakat untuk mencapai kemajuan. Bila dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat tidak ada persatuan, kemajuan bersama akan sulit tercapai. Salah satu cara menyelesaikan masalah atau merencanakan kegiatan untuk kemajuan bersama adalah dengan musyawarah. Agar musyawarah berjalan lancar dan bermanfaat, semua peserta musyawarah hendaknya saling menghormati dan mengutamakan hikmah atau kebijaksanaan. Para perumus Pancasila menempatkan pentingnya musyawarah untuk menjaga persatuan dan kemajuan bersama pada sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Kemajuan suatu keluarga, sekolah, atau masyarakat akan bernilai baik bila semua warganya merasakan keadilan. Para pendiri bangsa menghendaki semua warga negara dan semua kelompok mendapat kesempatan yang sama untuk hidup aman, damai, sejahtera, dan maju bersama. Tidak boleh ada warga yang dibedakan, disingkirkan, atau diperlakukan tidak adil.
Seluruh sila dalam Pancasila saling berhubungan dan saling menguatkan. Sebagai anak bangsa yang baik, sudah seharusnya kita belajar membiasakan diri untuk mengamalkan seluruh sila-sila Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas 1
Menemukan Contoh Sikap yang Mencerminkan Hubungan Antarsila dalam Pancasila
1. Sebutkan contoh sikap yang menunjukkan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa mendorong sikap menghormati semua agama dan kepercayaan pada setiap kesempatan.
Jawaban :
Pelajar tersebut menghargai hari besar keagamaan teman-teman, sehingga menunjukkan penghormatan penuh, contohnya, apabila Idul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak, atau juga Tahun Baru Imlek dirayakan dengan antusias, maka dirinya selalu menyatakan bahwa “Selamat Idul Fitri, Natal, atau selamat hari raya” terhadap teman-temannya yang mayoritas menganut agama tersebut, meskipun ketika hari besar keagamaan itu datang ia tak melaksanakannya sama sekali.
Direferensikan dari subtem tersebut: “Menjungjung sikap hormat tatkala teman sedang melaksanakan ibadah, misalnya tidak salaman ketika sedang berdoa atau melakukan ritual”.
2. Sebutkan contoh sikap yang menunjukkan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa membiasakan para pelajar bersikap baik pada sesama di mana pun berada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.