Bupati Romi: Jangan Pernah Lelah Merawat Tradisi dan Budaya Kayong Utara

Tradisi masyarakat Melayu yang sarat makna ini kembali digelar meriah dan penuh khidmat, sekaligus menjadi pengingat pentingnya bagi kita untuk...

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
DOK PROKOPIM KKU
BUKA FESTIVAL - Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya, menghadiri sekaligus membuka Festival Mandi Safar di Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Sabtu 16 Agustus 2025 Malam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya, menghadiri sekaligus membuka Festival Mandi Safar di Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Sabtu 16 Agustus 2025 Malam.

Tradisi masyarakat Melayu yang sarat makna ini kembali digelar meriah dan penuh khidmat, sekaligus menjadi pengingat pentingnya bagi kita untuk terus menjaga warisan leluhur. 

Dikesempatan ini, Bupati Romi berpesan agar kita semua, jangan pernah lelah merawat tradisi dan budaya Kayong Utara.

"Jangan Pernah Lelah Merawat Tradisi dan Budaya Kayong Utara," ucapnya. 

Kemudian, Bupati Romi menyampaikan Festival Mandi Safar bukan sekadar tradisi, tetapi juga sebuah prestasi besar karena telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Pemerintah Indonesia.

“Festival Mandi Safar adalah budaya di tempat kita yang telah diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia sebagai warisan budaya tak benda. Ini prestasi yang membanggakan dan tidak akan terwujud tanpa kerja keras semua pihak. Atas nama Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, saya mengucapkan selamat dan apresiasi atas keberhasilan ini,” ujar Bupati Romi.

Baca juga: Pimpin Upacara Peringatan HUT ke 80 RI di Kayong Utara, Bupati Romi Tekankan Semangat Persatuan

Selain sebagai warisan budaya, Bupati Romi juga menekankan nilai-nilai moral yang terkandung dalam tradisi ini. Ia menilai, budaya lokal seperti Mandi Safar dapat menjadi instrumen penting dalam membentuk karakter dan jati diri generasi muda.

“Kalau kita cermati lebih dalam, semua tradisi kita sarat pesan moral. Ada banyak pelajaran yang bisa membentuk karakter dan jati diri anak-anak kita. Tradisi seperti ini juga bisa menjadi salah satu instrumen untuk menekan kenakalan remaja, yang saat ini cukup mengkhawatirkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi seluruh pihak terkait yang telah menyelenggarakan festival ini meski kondisi anggaran daerah masih terbatas.

“Dengan kondisi anggaran sekarang, kita tidak banyak mengadakan event, sehingga kami sangat menghargai peran semua pihak terkait, turut melestarikan tradisi sekaligus memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia,” tambahnya.

Turut hadir Wakil Bupati Kayong Utara, Amru Chanwari, Raja Kerajaan Simpang ke-VIII Kayong Utara, Gusti Muhammad Hukma, Ketua TP PKK dan Ketua GOW serta tamu undangan lainnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved