Perantau Asal Semarang Cari Peruntungan Mendorong Gerobak Jual Kerajinan Tangan Keliling Pontianak
Ia juga mengatakan terkadang dagangan yang dibawanya laku cepat, namun tidak jarang ia pulang dengan hasil minim.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Di tengah ramainya kendaraan yang melintas di Jalan Dr. Sutomo, Kecamatan Pontianak Kota, tampak seorang lelaki sedang beristirahat di pinggir jalan bersama gerobak jualannya.
Nono, seorang warga asal Semarang, telah merantau ke Pontianak sejak tahun 2022 untuk berjualan kerajinan peralatan rumah tangga.
Kerajinan yang dijualnya meliputi sapu, centong nasi, tudung saji, tempat duduk anak, bakul, hingga celengan, dengan harga mulai Rp25 ribu hingga Rp260 ribu.
"Yang paling murah itu centong nasi Rp25 ribu, lalu yang paling mahal tudung saji dari rotan Rp260 ribu," ujar Nono saat ditemui di Jalan Dr. Sutomo, Kecamatan Pontianak Kota pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Nono mengucapkan bahwa kerajinan yang dijualnya didatangkan dari Semarang dengan menggunakan kapal.
Ia menambahkan sebelum menjadi penjual kerajinan rumah tangga tersebut, Nono sempat menjadi petani kopi di kampung halamannya.
"Panen kopi itu setahun sekali, jadi waktu kosongnya banyak. Makanya saya pilih ikut teman merantau ke Pontianak," ungkap Nono.
Setiap hari, Nono memulai aktivitas berjualan pukul 07.00 WIB dengan mengelilingi kota Pontianak dengan rute yang berbeda-beda.
Ia merantau menjadi penjual bersama empat rekannya dan tinggal di belakang Rumah Adat Melayu.
Baca juga: Hari Pengayoman ke-80, Wali Kota Pontianak Ajak Warga Tingkatkan Kepedulian Lewat Donor Darah
Ia juga mengatakan terkadang dagangan yang dibawanya laku cepat, namun tidak jarang ia pulang dengan hasil minim.
"Pernah seharian keliling sampai Jalan Sungai Raya Dalam, tidak laku satu pun. Tapi kadang ada saja baru keluar rumah, jalan dua langkah saja sudah ada yang beli," ceritanya sambil tertawa.
Dalam sebulan, Nono rata-rata menjual 100 buah kerajinan dengan pendapatan sekitar Rp1,5 juta.
Nono juga mengatakan bahwa biasanya pulang ke kampung halamannya di Semarang setahun sekali saat Lebaran.
"Kalau ramai, kadang satu bulan hampir habis dagangannya. Tapi ya namanya jualan, kadang laku, kadang tidak," pungkasnya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
PKKMB 2025 UPGRI Pontianak, Edi Kamtono Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan |
![]() |
---|
Polres Kayong Utara Gelar Upacara Hari Kesaktian Pancasila dan Kenaikan Pangkat |
![]() |
---|
Orang tua Siswi SMP 01 PGRI Pulau Kumbang Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan MBG |
![]() |
---|
Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Ini Pesan Wabup Susana Herpena |
![]() |
---|
Kadiskes Kalbar Dorong Akreditasi Klinik dan Awasi Limbah Medis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.