SAKSI KATA

Hidup Mati di Gunung Bawang Bengkayang! Agil dan Rekannya Disambar Petir, 12 Jam Tersesat

Petir menyambar tenda mereka. Agil, yang sadar sepenuhnya, menenangkan rekan-rekannya yang terpental dan sebagian merasa lumpuh.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
EVAKUASI PENDAKI GUNUNG BAWANG - Tim penyelamat mengevakuasi pendaki yang tersesat di Gunung Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), Minggu 3 Agustus 2025 pagi WIB. Satu dari 7 pendaki meninggal dunia akibat tersambar petir. 

"Saya bilang, kalau memang pengen hidup, paksa ya, semangat terus. Pikirkan orang rumah, keluarga," kenangnya.

Ega berhasil merangkak, sementara Fadhil juga dipaksa untuk bergerak. Namun, Almarhum Alponso disebut Ali dalam keadaan pingsan.

Karena khawatir akan bahaya jika membopong Alponso sementara petir masih menyambar, mereka akhirnya meninggalkannya di tenda dan segera turun gunung.

Mereka mulai turun sekitar pukul 07.00 pagi dalam kondisi basah kuyup, tanpa jaket memadai, dan tanpa alas kaki. Semua barang-barang tertinggal di puncak.

Setelah turun, mereka berdiskusi untuk mencari jalan keluar. Sempat ada wacana untuk langsung turun ke kampung, namun Agil menyarankan untuk menunggu cuaca terang dan kembali ke puncak untuk mengambil barang-barang penting serta memeriksa kondisi Alponso.

”Kalau kita turun ke kampung, itu makan waktu yang banyak. Karena kondisi kita semuanya ada yang kurang fit, yang ada kita sampai ke kampung tuh sore,” jelas Agil.

Sekitar pukul 09.00 pagi, cuaca mulai terang. Agil, Fadhil, dan Ali memutuskan untuk kembali ke puncak.

Agil dan Fadhil fokus mengambil barang-barang penting seperti ponsel, kompor, gas, dan pakaian kering. Sementara itu, Ali fokus memeriksa keadaan Alponso.

Saat tiba di puncak, Alponso sudah pucat dan bibirnya kering. Ali sempat memberikan napas buatan, dan terdengar suara napas samar seperti ada air. Fadhil melihat bahwa lidah Alponso tergigit. 

Saat mereka bersiap turun lagi, Agil melihat rambut Ali berdiri. Ia menyadari itu tanda adanya tegangan listrik dan langsung berteriak menyuruh semua turun.

Agil, Fadhil, dan Ali segera menuruni puncak. Ali yang berada di belakang menyaksikan sambaran petir ketiga, yang diduga menjadi penyebab meninggalnya Alponso.

Agil sendiri mengalami luka bakar di betis kanan. Celananya robek dan gosong. Ia merasa kebas dan perih yang baru terasa saat terkena air. Ia bersyukur karena kakinya masih bisa berjalan meski nyeri.

Awal Mula Tersesat

Setelah kembali turun dari puncak, kelompok Agil yang berjumlah enam orang berkumpul di hutan lumut. Mereka sepakat membagi diri. Tiga orang dengan kondisi lebih baik Agil, Ali, dan Yolen berjalan lebih dulu, sementara tiga lainnya yang lemah tinggal menjaga Yolen di puncak.

Agil, yang berada di depan bersama Yolen dan Ali, mulai merasa ada yang aneh saat menuruni Pos 4 Bayang. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved