SAKSI KATA
Hidup Mati di Gunung Bawang Bengkayang! Agil dan Rekannya Disambar Petir, 12 Jam Tersesat
Petir menyambar tenda mereka. Agil, yang sadar sepenuhnya, menenangkan rekan-rekannya yang terpental dan sebagian merasa lumpuh.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Marlen Sitinjak
"Saya bilang, kalau memang pengen hidup, paksa ya, semangat terus. Pikirkan orang rumah, keluarga," kenangnya.
Ega berhasil merangkak, sementara Fadhil juga dipaksa untuk bergerak. Namun, Almarhum Alponso disebut Ali dalam keadaan pingsan.
Karena khawatir akan bahaya jika membopong Alponso sementara petir masih menyambar, mereka akhirnya meninggalkannya di tenda dan segera turun gunung.
Mereka mulai turun sekitar pukul 07.00 pagi dalam kondisi basah kuyup, tanpa jaket memadai, dan tanpa alas kaki. Semua barang-barang tertinggal di puncak.
Setelah turun, mereka berdiskusi untuk mencari jalan keluar. Sempat ada wacana untuk langsung turun ke kampung, namun Agil menyarankan untuk menunggu cuaca terang dan kembali ke puncak untuk mengambil barang-barang penting serta memeriksa kondisi Alponso.
”Kalau kita turun ke kampung, itu makan waktu yang banyak. Karena kondisi kita semuanya ada yang kurang fit, yang ada kita sampai ke kampung tuh sore,” jelas Agil.
Sekitar pukul 09.00 pagi, cuaca mulai terang. Agil, Fadhil, dan Ali memutuskan untuk kembali ke puncak.
Agil dan Fadhil fokus mengambil barang-barang penting seperti ponsel, kompor, gas, dan pakaian kering. Sementara itu, Ali fokus memeriksa keadaan Alponso.
Saat tiba di puncak, Alponso sudah pucat dan bibirnya kering. Ali sempat memberikan napas buatan, dan terdengar suara napas samar seperti ada air. Fadhil melihat bahwa lidah Alponso tergigit.
Saat mereka bersiap turun lagi, Agil melihat rambut Ali berdiri. Ia menyadari itu tanda adanya tegangan listrik dan langsung berteriak menyuruh semua turun.
Agil, Fadhil, dan Ali segera menuruni puncak. Ali yang berada di belakang menyaksikan sambaran petir ketiga, yang diduga menjadi penyebab meninggalnya Alponso.
Agil sendiri mengalami luka bakar di betis kanan. Celananya robek dan gosong. Ia merasa kebas dan perih yang baru terasa saat terkena air. Ia bersyukur karena kakinya masih bisa berjalan meski nyeri.
Awal Mula Tersesat
Setelah kembali turun dari puncak, kelompok Agil yang berjumlah enam orang berkumpul di hutan lumut. Mereka sepakat membagi diri. Tiga orang dengan kondisi lebih baik Agil, Ali, dan Yolen berjalan lebih dulu, sementara tiga lainnya yang lemah tinggal menjaga Yolen di puncak.
Agil, yang berada di depan bersama Yolen dan Ali, mulai merasa ada yang aneh saat menuruni Pos 4 Bayang.
Gunung Bawang Bengkayang
Tragedi Gunung Bawang
Gunung Bawang
tragedi pendaki gunung bawang
Bengkayang
Pendaki Tersambar Petir
Cuaca Ekstrem Kalimantan Barat
Pendaki Tersesat
pendaki tersesat gunung bawang
Kisah Selamat Pendaki
Korban Sambaran Petir
Medan Berbahaya Gunung Kalbar
SAKSI KATA PONTIANAK
| TEKA-Teki Kematian Mirawati Kayong Utara, Polisi Kantongi Identitas Terduga Pelaku, Siapakah Dia? |
|
|---|
| Modus Korupsi Skandal Dana Hibah Gereja Kalimantan Evangelis Petra Sintang, Negara Rugi Rp3,7 Miliar |
|
|---|
| KRONOLOGI Pria di Sintang Bunuh Calon Istri Gegara Uang Rp1,1 Juta, Pelaku Tidur di Samping Mayat |
|
|---|
| DUGAAN Sementara Penyebab Wanita Pekerja Sawit di Lubuk Batu Kayong Utara Tewas Mengenaskan di Mess |
|
|---|
| KRONOLOGI Lengkap Penemuan Jasad Wanita Pekerja Sawit Tewas Berlumuran Darah di Mess Kayong Utara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/PENDAKI-GUNUNG-BAWANG-Meninggal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.