14 Kelompok Meriahkan Festival Ngamping di Tri Mandayan, Yunisa Sebut Merawat Tradisi Lokal
Event Ngamping digelar bertujuan untuk membangkitkan serta melestarikan budaya ngamping. Kegiatan itu disambut antusias masyarakat.
Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Sambas Yunisa menyaksikan pergelaran budaya Ngamping perdana di Dusun Saiyung Desa Tri Mandayan Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kamis 31 Juli 2025.
Kegiatan budaya lokal Ngamping merupakan tradisi turun temurun masyarakat Sambas membuat olahan makanan dari bahan baku padi hasil panen raya.
Event Ngamping digelar bertujuan untuk membangkitkan serta melestarikan budaya ngamping. Kegiatan itu disambut antusias masyarakat.
Warga dari berbagai dusun tergabung dalam 14 kelompok peserta ikut lomba Ngamping. Mereka terdiri dari perwakilan RT bahkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tri Mandayan.
Pada kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Sambas Yunisa bersama tim turut serta mempraktikkan cara tradisional mengolah amping. Dimulai dari menumbuk padi dengan lesung hingga proses pengolahannya.
Yunisa mengatakan, Pemerintah Desa Tri Mandayan Kecamatan Teluk Keramat, berhasil dan sukses menggelar Festival Ngamping di Dusun Saiyung. Dia mengatakan, kegiatan budaya ini bertujuan melestarikan tradisi lokal.
"Festival Ngamping sendiri merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen, yang diwujudkan dalam bentuk pesta rakyat," ujarnya.
Dia menjelaskan, dirinya senang dapat menyaksikan langsung festival ini. Yunisa mengapresiasi inisiatif Pemerintah Desa Tri Mandayan yang telah mendukung program pelestarian budaya yang diusung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Tri Mandayan atas penyelenggaraan Festival Ngamping ini. Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam melestarikan kearifan lokal,” ujar Yunisa.
Baca juga: Warga Temukan Mayat Wanita di Sawah, Diduga Meninggal Usai Bakar Bekas Batang Padi
Lebih lanjut, Yunisa menjelaskan, Ngamping merupakan budaya turun-temurun yang telah lama hidup di tengah masyarakat Kabupaten Sambas. Tradisi ini sarat makna, sebagai bentuk syukur atas limpahan rezeki dari hasil panen.
“Ngamping adalah bagian dari akar budaya masyarakat kita. Festival ini menjadi bukti nyata kepedulian masyarakat Tri Mandayan dalam menjaga tradisi leluhur,” tuturnya.
Yunisa juga berharap agar festival ini tidak hanya berhenti di tingkat desa. Ia mendorong pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk menjadikan Festival Ngamping sebagai agenda resmi tahunan di tingkat kabupaten.
“Saya berharap ke depan Festival Ngamping bisa dikemas lebih besar dan menarik, sehingga bisa menjadi destinasi budaya unggulan yang mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara,” jelas Yunisa. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Gubernur Ria Norsan Nilai Pendidikan yang Berkualitas Penting Dalam Kemajuan Suatu Daerah |
![]() |
---|
Perpustakaan Jendela Ilmu Wajok Hilir Raih Juara 1 Lomba Perpustakaan se-Kabupaten Mempawah 2025 |
![]() |
---|
Warga Temukan Mayat Wanita di Sawah, Diduga Meninggal Usai Bakar Bekas Batang Padi |
![]() |
---|
Ekspor-Impor Kalbar Juni 2025: Ekspor ke Tiongkok, Belanda, dan Bangladesh Masih Mendominasi |
![]() |
---|
Asap Karhutla Pekat, Polres Kubu Raya Imbau Warga Pakai Masker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.