Pengeroyokan di Seburing

Usai Rekontruksi Kasus Wardi di Seburing, Duka Mendalam Masih Menyelimuti Keluarga

Dia mengungkapkan, saat malam kejadian anaknya itu hanya diam di rumah. Lalu datang beberapa temannya dan bersantai di depan teras.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/IMAM MAKSUM
AYAH KORBAN - Munziri, ayah kandung korban Wardi, di rumahnya Dusun Parit Lintang, Desa Serumpun, Kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas, Jumat 25 Juli 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Meski rekonstruksi kasus pengeroyokan terhadap Wardi (26) telah dilakukan, namun duka mendalam masih dirasakan Munziri ayahnya, Jumat 25 Juli 2025.

Matahari kian meninggi saat jam menunjuk pukul 09.30 WIB. Di sebuah rumah Dusun Parit Lintang, Desa Serumpun, Kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas, seorang pria baru saja pulang dari sawah.

Dia adalah Munziri, ayah kandung korban kasus pengeroyokan, Wardi. Di rumah itu, Munziri tinggal dengan istrinya, ibu kandung Wardi.

Munziri menceritakan bahwa dirinya tak menyangka kalau nasib tragis harus menimpa anaknya yang meninggal dunia dengan cara janggal.

“Saya sangat tidak menyangka kalau kejadiannya harus seperti ini,” ungkap Munziri, Jumat 25 Juli 2025.

Dia mengungkapkan, saat malam kejadian anaknya itu hanya diam di rumah. Lalu datang beberapa temannya dan bersantai di depan teras.

Duka Ayah Wardi Korban Pengeroyokan di Sambas: Anakku Pulang dengan Luka, Lalu Pergi untuk Selamanya

“Malam itu sebenarnya dia ada di rumah, bersama beberapa temannya santai di depan teras,” ungkapnya.

Dia tidak mengetahui bila malam tersebut anaknya pergi untuk menonton hiburan musik di Desa Seburing.

“Jadi dia itu ada di rumah, namun memang malam itu tidak ada pamitan, biasa dia keluar cuma dekat, malam itu juga tak ada siaran ada band,” katanya.

Betapa terkejutnya Munziri saat Rabu 9 Juli 2025 dini hari pintu rumahnya diketuk. Ia terjaga dari tidur lalu membuka pintu rumah.

Namun ia melihat anaknya Wardi sudah dalam kondisi setengah sadar dengan menahan rasa kesakitan akibat dikeroyok.

“Anak saya diantar temannya kondisi sudah setengah sadar, menahan sakit di area kepala dan bahu,” katanya.

Merasa kondisi anaknya terluka parah, dia bergegas membawa Wardi menuju RS Pemangkat untuk mendapat penanganan medis.

"Saat lihat anak sakit saya langsung bawa ke rumah sakit malam itu juga," terangnya.

Setelah sampai menggunakan mobil di RS Pemangkat, anaknya mendapat sejumlah tindakan medis, mulai visum hingga Scan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved