Tangkal Radikalisme, UPGRI Pontianak dan Polresta Gelar Seminar Kebangsaan
Kegiatan berlangsung di Aula Hadari Nawawi, Rektorat Universitas PGRI Pontianak, pada Kamis 24 Juli 2025.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Universitas PGRI Pontianak bekerja sama dengan Polresta Pontianak menggelar Seminar Kebangsaan bertema “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila untuk Mencegah Masuknya Paham Radikalisme, Intoleransi, dan Terorisme di Kalangan Mahasiswa”.
Kegiatan berlangsung di Aula Hadari Nawawi, Rektorat Universitas PGRI Pontianak, pada Kamis 24 Juli 2025.
Acara dihadiri oleh Rektor Universitas PGRI Pontianak Muhammad Firdaus jajaran dosen, serta ratusan mahasiswa. Kapolresta Pontianak diwakili oleh Kasat Intelkam, AKP Reynaldi Guzzel.
Hadir pula sejumlah narasumber kompeten yang memberikan pemaparan terkait upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
Tampil sebagai pembicara dalam seminar ini yakni Syamsul Bahri selaku Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kota Pontianak, Briptu Muhammad Mursid dari Divisi Pencegahan Satgaswil Kalbar Densus 88 Polri serta Salim Saliyo, mantan narapidana kasus terorisme.
Dalam sambutannya, Rektor UPGRI Pontianak Muhammad Firdaus menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang harus menjadi pelopor gerakan anti-terorisme, anti-radikalisme, dan anti-intoleransi.
“Mahasiswa harus berada di garda depan untuk menjaga keutuhan bangsa dari ancaman ideologi menyimpang yang merusak sendi-sendi kebangsaan,” ujarnya.
Seminar resmi dibuka oleh AKP Reynaldi Guzzel yang mengajak seluruh elemen kampus untuk berkolaborasi dalam mencegah berkembangnya paham radikal dan terorisme, khususnya di lingkungan mahasiswa.
Baca juga: Harga Emas di Pontianak Hari Ini, Toko Mas Permata Alami Penurunan Harga
“Radikalisme merupakan ancaman nyata yang dapat merusak pertahanan negara dari dalam. Oleh karena itu, peran aktif mahasiswa sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Dalam pemaparannya Syamsul Bahri mengajak mahasiswa untuk mengedepankan moderasi beragama sebagai langkah strategis dalam menangkal radikalisme dan terorisme. Ia menekankan pentingnya memahami ajaran agama secara utuh dan tidak tekstual.
Sementara itu, Briptu Muhammad Mursid dari Densus 88 menguraikan bahwa intoleransi adalah pintu masuk utama seseorang bisa terpapar jaringan terorisme. Ia mengingatkan pentingnya mahasiswa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, Salim Saliyo sebagai mantan napi terorisme membagikan pengalamannya dan memberikan peringatan kepada mahasiswa agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
“Banyak generasi muda yang terpapar paham radikal karena pengaruh media sosial. Jika ada masalah, jangan diumbar di media sosial, karena itu bisa menjadi celah masuknya doktrin ekstrem,” tuturnya.
Ia menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam bermedia sosial serta perlunya verifikasi terhadap setiap informasi yang diterima, terutama yang berpotensi menyesatkan dan memecah belah.
Seminar kebangsaan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas PGRI Pontianak dalam upaya mencegah berkembangnya paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Kalimantan Barat. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu Gelar Gerakan Pangan Murah |
![]() |
---|
Sembang Pantun Pagar Budaya Semarakkan Bumi Galaherang Mempawah |
![]() |
---|
Gubernur Kalbar Imbau Mahasiswa hingga Masyarakat Tetap Tenang dan Tidak Terprovokasi |
![]() |
---|
Solidaritas untuk Affan, Mahasiswa Sintang Duduk Bersama Polisi Gelar Doa |
![]() |
---|
Panen Raya Jagung di Lahan Percontohan Polsek Jongkat Polisi & Petani Bersatu untuk Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.