SOAL TUGAS Pilihan dan Essay PAI Kelas 10 Bab 10 Lengkap Jawaban Kurikulum Merdeka Deep Learning

Terdiri dari soal pilihan ganda dan essay dilengkapi dengan kunci jawaban.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Tribunpontianak.co.id/sid
SOAL LATIHAN - Pembelajaran soal lengkap dengan kunci jawaban pada Pelajaran PAI kelas 10 Bab 10 sebagai panduan belajar. Setiap soal ini akan menjadi panduan untuk meningkatkan pemahaman. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Soal latihan tugas ulangan harian semester pelajaran PAI kelas 10 kurikulum merdeka.

Pembelajaran Bab 10 Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia  (Metode Dakwah Islam oleh Wali Songo di Tanah Jawa) di halaman 305.

Terdiri dari soal pilihan ganda dan essay dilengkapi dengan kunci jawaban.

Untuk memudahkan dalam belajar serta dapat melatih kemampuan serta ingatan peserta didik terhadap materi pelajaran.

Untuk itu, untuk mempersiapkan diri, banyak berlatih soal sebagai persiapan dalam menghadapi ulangan atau ujian semester.

Penilaian Pengetahuan

Baca juga: SOAL Ulangan Harian dan Semester Tugas PAI Kelas 10 Bab 9 Lengkap Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka

A. Berikanlah tanda silang (X) pada opsi jawaban A, B, C, D atau E yang merupakan jawaban yang paling tepat!

1. Tradisi minum tuak, kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa sebelum datangnya Wali Songo, diluruskan oleh para wali dengan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian serta pelan-pelan dan
bertahap. Metode ini disebut dengan….
A. Tadrij
B. Takfiri
C. Tarkhim
D. ‘Adamul Haraj
E. Ahlul Halli wal ‘aqd

Jawaban : A

2. Dalam menyebarkan ajaran Islam para Wali Songo juga tidak mengusik tradisi asli masyarakat Nusantara, tidak menyakiti, bahkan tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka, namun memperkuatnya dengan cara-cara
yang islami. Pendekatan ini disebut dengan….
A. Tadrij
B. Takfiri
C. Tarkhim
D. ‘Adamul Haraj
E. Ahlul Halli wal ‘aqd

Jawaban : A

3. Salah satu fokus dakwah Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik adalah penghapusan sistem kastanisasi pada ajaran Hindu, yaitu pengelompokan atau penggolongan manusia berdasarkan golongan tertentu. Kasta yang terdiri dari golongan tokoh agama, pendeta dan rohaniawan yang bekerja di bidang spiritual adalah kasta….

A. Brahmana
B. Ksatria
C. Waisya
D. Sudra
E. Biasa

Jawaban : A

4. Sunan Ampel mengenalkan ajaran yang sangat berkaitan dengan kebiasaan masyarakat kala itu, yaitu ajaran Moh Limo. Moh Limo berasal dari bahasa Jawa yaitu emoh (tidak mau) dan limo (lima). Artinya ajaran yang mengajak
masyarakat untuk tidak mau berjudi, mengundi nasib dan memasang taruhan adalah….
A. moh main
B. moh maling
C. moh madat
D. moh ngombe
E. moh madon

Jawaban : A

5. Inti dari ajaran Sunan Drajat adalah Catur Piwulang (Empat Pengajaran). Makna dari salah satu ajaran untuk Paring teken marang wong kang kalunyon lan wuto adalah….
A. memberikan pertolongan kepada orang yang sedang kesulitan
B. memberikan pakaian kepada orang yang sedang kedinginan
C. memberikan makan kepada orang yang sedang kelaparan
D. memberikan tempat berteduh bagi orang yang kehujanan
E. memberikan tempat tinggal bagi orang yang tuna wisma

Jawaban : A

6. Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada umat Hindu, Sunan Kudus melakukan strategi sebagai berikut….
A. membangun pancuran wudu berjumlah 8 dan meletakkan arca di atasnya
B. tidak menghapus tradisi dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat 
C. tidak menyembelih sapi pada saat Idul Adha karena sapi adalah hewan yang dianggap suci bagi umat Hindu
D. membiarkan pelaksanaan selamatan, upacara adat, pemberian sesajen tetap berkembang di masyarakat
E. menyusun syair-syair yang berisi tentang kecintaan kepada Allah Swt. dan disenandungkan dengan iringan musik gamelan

Jawaban : C

7. Pandangan politik Sunan Giri, sering dijadikan rujukan, bahkan ketika Raden Patah melepaskan diri dari kerajaan Majapahit untuk mendirikan  Kerajaan Demak Bintoro, Sunan Giri dipercaya meletakkan dasar-dasar kerajaan masa perintisan atau ahlal-halli wa al-‘aqd, yaitu….
A. sebuah lembaga yang berwenang dalam memutuskan pengangkatan pemimpin dalam politik Islam
B. sebuah lembaga yang memberikan keputusan tentang vonis atau hukuman bagi orang yang melakukan kesalahan
C. sebuah lembaga yang menyusun peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pemerintahan
D. sebuah lembaga yang mengurus tentang pengelolaan upeti dan pajak dari masyarakat
E. sebuah lembaga yang menentukan arah kebijakan politik dan strategi perang kerajaan

Jawaban : A

8. Dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, para Wali Songo memanfaatkan tradisi, adat istiadat serta kesenian yang telah berkembang sebelumnya, dan disesuaikan dengan nafas dan ajaran Islam. Di antara para wali yang mahir dalam memainkan kesenian wayang kulit dan menjadikannya sebagai media dakwah yang efektif adalah….
A. Sunan Gresik
B. Sunan Ampel
C. Sunan Bonang
D. Sunan Kalijaga
E. Sunan Gunung Jati

Jawaban : D

9. Salah satu dari Wali Songo yang di masa mudanya pernah melakukan tindakan pencurian dan perampokan kepada pejabat-pejabat korup di kerajaan yang menyelewengkan uang upeti dari masyarakat, kemudian membagikan hasil curian tersebut kepada orang-orang miskin dan terlantar adalah….
A. Sunan Muria
B. Sunan Drajat
C. Sunan Kalijaga
D. Sunan Kudus
E. Sunan Giri

Jawaban : C

10. Berikut ini yang bukan merupakan ragam metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi tanah Jawa, yang memiliki standar ganda sebagai seorang raja sekaligus sebagai seorang ulama adalah….

A. Metode muidlah hasanah/nasihat-nasihat yang baik
B. Metode al-hikmah/menggunakan cara-cara yang bijaksana
C. Metode takfiri yaitu menganggap kafir orang yang tidak satu iman
D. Metode ta’awun yaitu saling tolong menolong dan berbagi ketugasan
E. Metode tadarruj/berjenjang, tingkatan belajar seorang murid (pesantren)

Jawaban : C

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj? Jelaskan!

Jawaban :

Sebab, pendekatan tadrij (bertahap) dan 'adamul haraj (tanpa menyulitkan) untuk memastikan bahwa dakwah mereka dapat diterima dengan baik oleh masyarakat lokal. Pendekatan bertahap ini memungkinkan perubahan tradisi yang sudah mengakar agar dilakukan secara perlahan, sehingga masyarakat tidak merasa tertekan atau dipaksa. Dengan tidak menyulitkan ('adamul haraj), para Wali menjaga dakwah mereka tetap penuh kelembutan dan damai, sehingga ajaran Islam bisa diterima tanpa resistensi yang besar.

2. Mengapa Sunan Kudus memutuskan melarang untuk menyembelih sapi pada saat pelaksanaan hari raya Idul Adha di wilayah Kudus dan sekitarnya? Jelaskan!

Jawaban :

Sunan Kudus melarang penyembelihan sapi pada Idul Adha di wilayah Kudus sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci. Tindakan ini merupakan strategi dakwah untuk menciptakan harmoni antara umat Islam dan Hindu, serta untuk menghindari konflik. Dengan pendekatan ini, Sunan Kudus mampu menarik hati masyarakat Hindu untuk lebih mudah menerima Islam tanpa merasa tersinggung.

3. Bagaimanakah strategi Sunan Bonang dalam melakukan upaya penyebaran Islam di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya? Jelaskan!

Jawaban :

Sunan Bonang menggunakan pendekatan yang kreatif dan kultural untuk menyebarkan Islam di wilayah Tuban. Salah satu strategi utamanya adalah melalui seni, khususnya seni musik dan gamelan, yang disukai oleh masyarakat setempat. Beliau menciptakan syair-syair bernuansa Islami yang disenandungkan dengan iringan musik tradisional. Dengan cara ini, ajaran Islam bisa diterima secara lebih mudah oleh masyarakat yang sudah akrab dengan budaya seni.

4. Mengapa Sunan Gresik menghapuskan sistem kastanisasi yang merupakan tradisi yang berasal dari ajaran agama Hindu sebelumnya? Jelaskan!

Jawaban : 

Sunan Gresik menghapuskan sistem kasta karena Islam mengajarkan prinsip kesetaraan di hadapan Allah Swt. Sistem kasta yang mengelompokkan manusia berdasarkan status sosial bertentangan dengan ajaran Islam yang memandang semua manusia setara, kecuali dalam ketakwaan. Sunan Gresik ingin menghilangkan diskriminasi sosial yang terjadi akibat sistem kasta, sehingga masyarakat dapat hidup dalam keadilan dan kesetaraan.

5. Bagaimanakah pendapatmu, terhadap cara-cara dakwah kontemporer dengan menggunakan propaganda media sosial, yang di dalamnya banyak terdapat ujaran kebencian, memaki-maki, kasar dan tidak beradab baik kepada sesama muslim maupun kepada umat lain? Jelaskan!

Jawaban :

Dakwah yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian, memaki, atau bersikap kasar, baik kepada sesama muslim maupun umat lain, adalah cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dakwah seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang bijak, penuh kasih sayang, dan hikmah. Ujaran kebencian hanya akan menciptakan permusuhan dan perpecahan, yang bertentangan dengan tujuan dakwah untuk menyebarkan kedamaian, persatuan, dan kebaikan. Dakwah harus disampaikan dengan mau'idzah hasanah (nasihat yang baik) dan al-hikmah (kebijaksanaan), sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an. 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved