Mempawah Dalam Data
48 Destinasi Wisata Budaya di Kabupaten Mempawah, Makam Keramat hingga Rumah Adat
Makam Opu Daeng Menambon dulunya dikenal dengan nama Sebukit Rama adalah sebuah bukit yang ramai atau banyak dikunjungi...
Makam Wak Tapak (Sheikh Abdurahman) merupakan salah satu Pesona Religi/Budaya berlokasi di Kelurahan Tanjung Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah. Wak Tapak sendiri adalah anak dari Syeikh Ali bin Faqih al-Fathani yang merupakan ulama besar pada masa raja Opu Daeng Manambon.
10.Masjid Jamiatul Khair
Masjid Jamiatul Khair merupakan salah satu masjid tua di Kalimantan Barat, masjid Jamiatul Khoir merupakan masjid kerajaan dari Kesultanan Mempawah di Kabupaten Pontianak provinsi Kalimantan Barat. Pertama kali dibangun pada tahun 1906 oleh Panebahan Mempawah Mohammad Atufik Akamaddin. Lokasi Masjid Jamiatul Khair tak jauh dari Keraton Amantubillah kesultanan Mempawah. Bersama dengan Keraton Amantubillah, Masjid Jamiatul Khair menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Mempawah. Lokasi Masjid Jamiatul Khair Masjid Jamiatul Khair berdiri di tepian sungai Mempawah. Ditempatkan di pinggir sungai supaya memudahkan masyarakat menuju masjid, karena pada saat itu sungai dijadikan jalur transportasi utama untuk aktivitas masyarakat. Belum ada pembangunan jalan raya dan lainnya. Lokasi masjid ini juga tidak jauh dari Istana Amantubillah yang merupakan Istana Kerajaan Mempawah.
11. Benteng Kota Batu
Benteng Kota batu dibangun pada masa Pemerintahan Panembahan Adijaya Kusuma Jaya. Benteng Pertahanan ini dibuat pada saat Syarif Kasim Al-Qadri (Keponakan Panembahan Adijaya Kusuma Jaya) dari Kerajaan Pontianak yang memang berselisih paham dengan Pamannya Panembahan Adijaya Kusuma Jaya. Dengan bantuan Belanda Syarif Kasim dapat menguasai Istana Kerajaan Mempawah, setelah menguasai Istana Kerajaan Mempawah Syarif Kasim Al-Qadri ini selalu merasa takut dan terancam karena pasukan Panembahan Adijaya Kusuma Jaya dan anak-anaknya terus berupaya dengan melakukan penyerangan-penyerangan untuk mengambil alih Istana Kerajaan, karena perasaan takut inilah sehingga Syarif Kasim membuat Benteng Pertahanan disekeliling Istana untuk mengantisipasi penyerangan mendadak pasukan Panembahan Adijaya Kusuma Jaya.
12. Makam Raja-Raja Mempawah
Makam Raja-Raja Mempawah ini merupakan makam umum kerabat istana Kerajaan Mempawah Termasuk istri dan keturunannya dan ini masih diperuntukan sampai sekarang. Pada komplek makam Raja-Raja Mempawah yang terletak di Mempawah Timur ini juga terdapat Makam Ratu Kesuba Istri dari Opu Daeng Manambon yang merupakan cucu dari Panembahan Senggauk, juga terdapat Makam Raja-Raja yang pernah memimpin di Kerajaan Mempawah.
13. Makam Habib Husein Alqadri
Makam Habieb Husin Al-Qadry, terletak di Desa Sejegi Kecamatan Mempawah Hilir. Beliau adalah tokoh penyebar agama Islam yang bergelar Tuan Besar. Sebelum datang dan menetap di Kerajaan Mempawah, beliau terlebih dahulu datang dan menetap di Kerajaan Matan Ketapang. Kehadirannya di Kerajaan Matan memberikan pengaruh yang besar bagi penyebaran Agama Islam dimasanya, sehingga kemasyuran nama beliau sampai di Kerajaan Mempawah, yang membuat Opu Daeng Manambon mengirimkan utusan mengundang beliau datang ke Kerajaan Mempawah untuk menjadi guru agama tapi awalnya ditolak Habieb Husin sampai akhirnya terjadi perselisihan dengan Panglima Matan yang melakukan tindakan yang tidak disenangi oleh Habieb Husin yaitu konspirasi yang didalangi oleh Panglima Matan menghabisi Naehoda Aehmad.
Setelah kejadian itu Habieb Husein Menerima undangan Opu Daeng Manambon untuk datang dan menetap ke Kerajaan Mempawah dengan syarat harus mencarikan suatu tempat di Kerajaan Mempawah dimana banyak tumbuh pohon-pohon nipah. Tempat tersebut akhirnya ditemukan yaitu diujung sungai antara dua pulau kecil dan oleh Opu Daeng Menambon dibangunlah sebuah rumah untuk tempat tinggal dan sebuah surau. Pada tanggal 8 Muharam 1169 H (1949 M) Habieb Husin meninggalkan Kerajaan Matan menuju Mempawah dengan menggunakan 2 buah perahu pengantar dan 2 buah perahu penjemput dari Kerajaan Mempawah yang dipimpin oleh Pangeran Mangku anak Opu Daeng Manambon. Setelah kedatangan Habieb Husin ramailah orang-orang dari berbagai daerah datang menuntut ilmu agama sehingga ada juga yang sengaja datang untuk berdagang.
Dikarenakan banyaknya perahu-perahu yang datang dan berlabuh disekitar tempat tinggal atau tempat mengajar Habieb Husin Al Habsyi Al Qadri yang menancapkan kayu atau bambu panjang (Galah) untuk mengikat perahu-perhhu tersebut, maka daerah ini dikenal dengan sebutan “Galah Orang†yang sekarang berubah menjadi Galaherang.
14. Makam Panembahan Adinata
Makam Adinata ini sudah berumur lenih dari 100 Tahun, dan ini juga diketahui oleh keturunan Kerajaan Mempawah, namun sampai sekarang Makam Adinata yang juga merupakan Khasanah Peninggalan Kerajaan Mempawah ini masih menyisakan misteri mengenai nama aslinya walaupun beliau juga diketahui merupakan keturunan Raja Kerajaan Mempawah,karena apabila panggilan Adinata ini berupa gelar siapa pula nama aslinya, karena Makam Panembahan adinata dengan nama asli Gusti Amir yang juga pernah menjadi Raja Ke-4 Kerajaan Mempawah berada di Komplek makam Raja-Raja Mempawah.
15. Sheikh Muqarabbin Al-Qatiri
Sheikh Muqarabbin Al-Qatiri merupakan sahabat dan juga membantu Habieb Husin dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada masyarakat. Sheikh Muqarabbin Al-Qatiri seorang ulama yang berasal dari NTT. Beliau datang ke Mempawah setelah diminta oleh Habieb Husin untuk membantunya mengajar di Kerajaan Mempawah.
16. Makam Sheikh Hafal
Sheikh Hafal adalah nama panggilan dari Sheikh Muttabi’in yang merupakan sahabat dan juga membantu Habib Husin dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama kepda masyrakat di kerajaan Mempawah. Sheikh Muttabi’in ini seorang ulama yang hafal Al-Quran sehingga beliau digelari dan lebih dikenal dengan panggilan Sheikh Hafal.
17. Makam Keramat Songkok
Makam Keramat Songkok yang terdapat di Desa Sejegi ini batu nisannya dari batu bulat yang mirip dengan songkok atau kopiah yang tertelungkup, oleh karena itu makanya makam ini disebut makam keramat songkok. Belum ada yang mengetahui secara pasti asal usul makam tersebut tetapi menurut beberapa sumber bahwa makam Keramat Songkok ini merupakan salah satu orang penting dan berjasa pada Sejarah Kerajaan Mempawah. Jadi makam Keramat Songkok ini merupakan salah satu Khasanah Peninggalan Kerajaan Mempawah. Makam Keramat Songkok ini menjadi semakin dikenal banyak orang yang berziarah sekaligus menyampaikan maksud atau niatnya, para peziarah ini tidak hanya masyarakat setempat tapi juga masyarakat dan daerah lain.
18.Makam Opu Berahima
Opu Berahima ini juga sebut Waris Sembilan. Dimana beliau memiliki anak sembilan orang yang sekarang anak dan keturunannya sebagian besar hidup dan tinggal menetap di Kota Mempawah dan sekitarnya. Selain itu beliau juga merupakan keluarga dari Opu Daeng Manambon yang sengaja datang dari Kerajaan Luwu menuju Mempawah. Makam ini terletak di kawasan Opu Daeng Menambon.
19. Makam Imam Kulat
Imam Kulat merupakan seorang guru agama yang terkenal dengan kelebihan atau kemampuan beliau memindahkan perahu Panglima Awang Janggut Putih (berasal dari Kerajaan Brunai) dari dalam air ke atas daratan sewaktu Panglima dan para awak perahunya sedang tertidur pulas. Dan baru diketahui oleh Awang Janggut Putih setelah bangun dari tidur mendapati perahunya sudah berada diatas daratan. Dengan keajaiban yan dirasakannya ini Awang Janggut Putih memutuskan untuk tidak lagi pulang ke Kerajaan Brunai, tapi meminta izin kepada Opu Daeng Manambon untuk tinggal di Kerajaan Mempawah agar bisa berguru kepada imam Kulat.
20. Makam Daeng Talibe
Daeng Talibe adalah suami dari Daeng Fatimah yang makam nya terdapat di Desa Sui Bakau Kecil. Kedua suami istri ini merupakan Panglima Perang Kerajaan Mempawah, dimana khusus kepada Daeng Fatimah ditugaskan menjaga wilayah perairan Kerajaan Mempawah yang dipusatkan di daerah Pulau Temajo. Sedangkan Daeng Talibe ditugaskan menjaga daerah perairan pantai Kuala Mempawah dan sekitarnya dan tugas ini dijalankannya dengan baik dan penuh tanggung jawab sampai beliau meninggalkan dunia dan dimakamkan di Desa Sui. Bakau Kecil.
21. Makam Sheikh Ali Assagaf
Syech Ali Assagaf bernama asli Sy. Ali Bin Sy. Jaafar Assagaf istrinya bernama Syarifah Assyurah Alqadri yang juga masih merupakan keturunan Kesultanan Pontianak, dari pernikahannya yang pertama ini beliau memiliki 7 orang anak yaitu : 1. Sy. Mahmud 2. Syh. Mariam 3. Syh. Maimunah 4. Sy. Abdullah 5. Sy. Abdurahman 6. Sy. Yusuf 7. Sy. Abdurahim Dan dari pernikahannya yang kedua dengan wanita keturunan madura anak dari pak selina memiliki keturunan 4 orang anak yaitu : 1. Sy. Ahmad 2. Sy. Jaafar 3. Syh. Halimah 4. Syh. Nur Syech Ali Assagaf meninggal dunia di Desa Pasir Palembang dan dimakamkan di sana. Dalam kesehariannya beliau sangat sederhana sehingga tidak ada masyarakat sekitar yang tahu kalau beliau memiliki kelebihan atau karomah,namun setelah Syaihkina Warabithina Farkholbariy An-Naqsybandiy seorang syech keturunan Madura datang menemui dan langsung memeluk beliau, barulah masyarakat sekitar tahu kalau di daerah mereka ada seorang alim ulama yang memiliki karomah, sehingga banyak masyarakat yang menjadi murid beliau. Setelah beliau meninggal dunia makamnya dirawat dan dijadikan tempat ziarah serta tempat wisata religi bagi mereka yang memiliki niat atau keinginan, dan ternyata banyak masyarakat yang merasa niat atau keinginan baiknya terkabulkan.
22. Makam Keramat Kepiting
Makan Keramat Kepiting ini adalah makam Dua Panglima Kerajaan Mempawah yang bernama Sayyed Hasyim dan Sayyed Ibrahim yang meninggal dalam pertempuran yang terjadi di Kuala Mempawah antara Kerajaan Mempawah melawan Kerajaan Sambas.
23. Makam Keramat Wan Salim
Makam Keramat Wan Salim ini meupakan makam orang yang pertama kali membuka lahan dan menetap di Kelurahan Pasir Wan Salim ini, tapi belum ada yang tau pasti mengenai asal-usul beliau, hanya diketahui kalau beliau nama aslinya Sy. Salim Assagaf dan memiliki anak bernama Wab Jaafar atau Sy. Jaafar Assagaf dan keturunan dari Wan Jaafar ini lah banyak yang masih hidup dan menetap di Kelurahan Pasir Wan Salim.
24. Makam Keramat Suduk-Suduk
Makam Keramat Suduk-Suduk merupakan makam Panglima dari Palembang yang mati dalam pertempuran, dan terapung apung di sungai Mempawah tepatya di sekitar Pasir Palembang dan dimakamkan di Desa pasir Palembang. Makam ini disebut Keramat Suduk-Suduk karena dulunya makam ini hanya ditandai dengan tumbuhnya pohon suduk-suduk sampai akhirnya didapati diatas makam tersebut batu yang duduknya seperti batu nisan yang dipercaya tumbuh dengan sendirinya sehingga makam tersebut dikeramatkan.
25. Makam Ratu Intan
Ratu Intan adalah istri pertama Panembahan Akkamadin Raja Kerajaan Mempawah yang meninggal di Sui Bakau Kecil dan di makamkan disana.
26. Makam Syeikh H.M Ali Pattani
Makam Syeikh H.M Ali Pattani merupakan salah satu Pesona Religi/Budaya berlokasi di Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah.
27. Makam Nek Ugur
Makam Nek Ugur merupakan salah satu Pesona Religi/Budaya berlokasi di Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah. Nek Ugur merupakan orang yang di tetuakan oleh masyarakat Sadaniang dahulu. Dikabarkan Nek Ugur merupakan orang sakti yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
28. Rumah Adat Dayak Sadaniang
Rumah Adat Dayak Sadaniang merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah.
29. Rumah Adat Bugis
Rumah Adat Bugis merupakan peninggalan Daeng H. Abdurrahim merupakan seorang kepala Desa Wajok Hilir di tahun 40-an, beliau berumur 78 tahun. Daeng H. Abdurrahim meninggal pada tahun 1950. Rumah Adat Bugis sekarang ini di rawat oleh ahli waris bernama H. Agustini, Rumah Adat Bugis ini bahkan sudah memiliki akte notaris no. 14 tahun 2006.
30. Makam Assayid Ali Bin Muhammad Al Mahdaly
Sayyid Ali bin Muhammad al-Mahdaly adalah seorang ulama yang berasal dari Timur Tengah tepatnya yaitu Yaman. Beliau datang ke Indonesia sebagai juru dakwah. Menyebarkan ajaran Islam keberbagai daerah. Daerah terakhir yang dijadikan tempat tinggal untuk menyebarkan ajaran Islam beliau memilih daerah Sungai Kunyit dibagian pedalaman. Beliau datang ke Sungai Kunyit sebelum Indonesia,Merdeka Sayyid Ali merupakan seorang sufi, selama masa hidupnya beliau menghabiskan waktunya banyak untuk mengdekatkan diri pada Sang Pencipta yaitu kepada Allah SWT, pemilik jiwa dan raga manusa. Keseharian beliau banyak dihabiskan berdzikir pada Allah dirumahnya. Beliau sangat baik dan bijak. Dengan ketaatan beliau, atas izin dan kehendak-Nya. Beliau seringkali membantu mengobati orang-orang yang terkena penyakit. Membacakan ayat-ayat asy-syifa pada air putih lalu diberikan pada orang yang sakit. Beliau juga dipercayai menjadi hakim untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh masyarakat saat itu.
31. Goa Maria Bernadette
Goa Maria yang terlektak dibukit dengan latar belakang air terjun dan berlokasi di Desa Sepang, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
32. Rumah Adat Dayak Toho
Rumah Adat Dayak Toho merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
33. Makam Patih Patinggi
Makam Patih Patinggi merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
34. Goa Maria Ratu
Merupakan tempat ziarah bagi pemeluk agama Kristen Katolik dan berlokasi di Desa Terap, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
35. Goa Maria Lembah Rivotorto
Goa Maria Lembah Rivotorto berlokasai di Desan Terap sekitar 5.000 meter dari jalan raya, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
36. Nek Kebak
Nek Kebak merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Anjungan, Kabupaten Mempawah.
37. Makam Keramat Siti Sadiah
Siti Sadiah seorang wanita yang kaya raya kelahiran Jawa Tengah yang senang berlayar membawa barang dagangannya dan satu daerah ke daerah lain atau dan satu pulau ke pulau lainnya, hal ini dilakukannya karena suaminya telah meninggal dunia. Walaupun memiliki pekerja dan perahu layar, Siti Sadiah selalu ikut mengawasi barang dagangannya. Pada saat melakukan pelayaran kedaerah kepualauan Kalimantan, didalam perjalanan kapal perahunya dihadang oleh sekawanan perampok atau bajak laut didaerah perairan Kalimantan barat, didalam rombongan Siti Sadiah ini banyak yang terbunuh dan ada juga yang selamat walaupun dalamkondisi krtis ketika melakukan perlawanan. Termasuk Siti Sadiah sendiri juga terbunuh tapi dalam keadaan terpotong-potong, karena tersiar kabar sebelumnya dikalangan bajak laut bahwa Siti Sadiah ini seorang yang berilmu tinggi sehingga walaupun dibunuh, akan hidup kembali kalau tubuhnya masih utuh atau terpisah tapi masih satu daratan, oleh karena itu setelah di potong-potong oleh bajak laut, bagian tubuh Siti Sadiah dikubur didaerah terpisah. Dan salah satu bagian tubuhnya yaitu paha kanan Siti Sadiah dimakamkan didesa Pematang Sukun dan ternyata tempat pemakaman Paha Kanan Siti Sadiah, sekarang dijadikan tempat pemakaman umum.
38. Makam Keramat Jin
Makam Keramat Jin yang terdapat di Desa Sejegi ini diyakini merupakan daerah tempat tinggalnya sejenis Jin Islam atau biasa juga disebut dengan Orang Kebenaran, yang bisa dan bisa disaksikan didaerah ini hanya berupa situs, karena Makam Keramat Jin ini hanya dapat terlihat orang-orang tertentu atau waktu-waktu tertentu. Biasanya orang yang melihat Makam ini hanya secara kebetulan, namun apabila kita sengaja mencarinya kecil kemungkinan menemukan makam tersebut dan ini juga merupakan khasanah peninggalan Kerajaan Mempawah bila dihungkan dengan informasi bahwa Kerajaan Mempawah memiliki Bala Tentara yang tidak terlihat oleh mata atau makhluk halus.
39. Makam Daeng Fatimah | Karaeng Matoa
Daeng Fatimah adalah Istri Daeng Talibe yang makamnya terdapt di Desa Sui Bakau Kecil Kedua Suami Istri ini merupakan Panglima Perang Kerajaan Mempawah, dimana khusus kepada Daeng Fatimah ditugaskan menjaga wilayah perairan Kerajaan Mempawah yang dipusatkan didaerah Pulau Temajo dan tugas ini dijalankannya dengan baik dan penuh tanggung jawab sampai beliau meninggal dunia dan dimakamkan di Pulau Temajo berdampingan dengan makam kerabatnya yg lain yang juga dimakamkan di Pulau Temajo yaitu Karaeng Matoa. Daeng Fatimah atau Fatimah Daeng Takontu lahir pada 10 September 1659, beliau adalah putri tunggal hasil pernikahan Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin dengan gadis bangsawan dari Sanrobone I Daeng Takele. Fatimah sangat dekat dengan ayahnya, tiap ayahnya memberikan latihan pada prajuritnya ia selalu ikut, hingga Fatimah mewarisi jiwa patriotik ayahnya bahkan menguasai ilmu bela diri. Jika sang ayah mendapat gelar Ayam Jantan dari Timur maka seorang penyair Belanda memberi julukan “Garuda Betina Dari Timur kepada Fatimah. Julukan itu diberikan karena keperkasaan Fatimah dalam memimpin pasukannya di setiap peperangan.
40. Rumah Peninggalan Belanda
Rumah Peninggalan Belanda merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi diatas bukit antara Desa Nusapati dan Desa Purun kecil, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah.
41. Tepekong (La Tai Pak)
Tepekong (La Tai Pak) merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah.
42. Klenteng Lo Fong Pak
Klenteng Lo Fong Pak merupakan salah satu Pesona Budaya/Religi berlokasi di Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah.
43. Panyugu Galumpakng
Panyugu Galumpakng merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
44. Panyugu Bukit Badayu
Panyugu Bukit Badayu merupakan salah satu Pesona Budaya berlokasi di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
45. Rumah Bugis Menjadi Warisan Budaya Mempawah
Rumah Panggung dengan gaya arsitektur Bugis ini masih tegak berdiri. Diyakini bangunan ini sudah berumur hampir 100 tahun. Rumah Panggung ini terletak di jl. sepakat Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Hilir. Dari Jalan raya, rumah bugis ini berjarak sekitar 2 km. Dari hasil wawancara, Rumah Bugis ini merupakan milik Almarhum H. Daeng Subuh dan saat ini didiami oleh anak beliau bernama H. Indo Atuk (umur sekitar 80 tahun). Dibangunan panggung ini, terdapat desain atau ornamen seperti yang ada di Istana Amantullah Mempawah. Diyakini pula pemilik rumah ada kaitannya dengan Kerajaan Amantubillah, terlebih terdapat sebuah manuskrip atau dokumen yang bertuliskan arab melayu yang didalam dokumen tersebut tertulis Tahun 1319 Hijriah. Namun, dokumen ini masih perlu ditelusuri sejarahnya, apakah ada kaitan dengan si pemilik rumah? atau merupakan cerita terpisah. Semoga Rumah Bugis ini, terus dapat tegak berdiri dan dapat diperbaiki guna menjaga keaslian arsitek dan gaya bangunannya.
46. Wisata Religi Masjid Agung Al Falah
Wisata Religi : Masjid agung Al Falah Masjid Agung Al Falah pertama kali di bangun pada tahun 1983. Kondisi bangunan Masjid Agung Al Falah yang sudah tua membuat masjid ini di renovasi kembali. Kawasan masjid ini memiliki luas 48 x 48 meter yang diperkirakan dapat menampung kurang lebih 2.500 jamaah. Masjid ini memiliki tinggi Menara 41,650 meter, tinggi lantai 1 sekitar 4 meter, tinggi lantai 2 sekitar 8 meter serta tinggi kubah utama 12 meter. Masjid Agung Al Falah memiliki sarana tempat wudhu yang luas , halaman luas yang dilengkapi taman air mancur, ruang seketariat, ruang serba guna serta terdapat juga sarana tangga, eskalator, serta sarana Khusus penyandang disabilitas untuk menaiki lantai dua sehingga dapat memudahkan semua kalangan masyarakat dalam melaksanakan ibadah di masjid Agung Al Falah. Masjid ini memiliki ornament yang indah yang membuat para jamaah ataupun pengunjung merasa takjub.
47. MENDU
Mendu merupakan kesenian budaya semacam teater atau wayang orang pada umumnya yang berisi cerita tentang kerajaan. Sanggar Tirai Budaya berasal dari Desa Sungai Duri I Kecamatan Sungai Kunyit merupakan sanggar Mendu yang masih tetap eksis. Kesenian Mendu sudah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Bersama dengan Kepulauan Riau pada tahun 2014.
48. Gua Maria Anjongan: Destinasi Ziarah dan Rekreasi Rohani di Kabupaten Mempawah
Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga menjadi tujuan wisata rohani yang penting bagi umat Katolik. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Gua Maria Anjongan, sebuah situs devosi yang telah menjadi simbol kekuatan iman dan kedamaian batin bagi banyak peziarah. Terletak di Kecamatan Anjongan, Gua Maria ini menghadirkan suasana tenang di tengah alam, ideal untuk berdoa dan merenung. Sejarah Gua Maria Anjongan Gua Maria Anjongan dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Bunda Maria, dan sejak itu menjadi tempat ziarah yang dihormati umat Katolik di Kalimantan Barat. Meskipun tidak sebesar beberapa tempat ziarah Katolik lain di Indonesia, Gua Maria Anjongan memiliki makna spiritual yang mendalam. Setiap tahun, umat Katolik dari berbagai wilayah datang berkunjung untuk berdoa, terutama selama Bulan Rosario (Mei dan Oktober) dan hari-hari besar keagamaan lainnya.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Destinasi Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Mempawah
Destinasi Wisata Budaya Mempawah
Wisata Kabupaten Mempawah
Makam Keramat
Makam Opu Daeng Manambon
Masjid Al Falah
Istana Amantubillah
Keraton Amantubillah
Rumah Adat
| DAFTAR 19 SD Negeri di Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah, Lengkap dengan Alamatnya |
|
|---|
| DAFTAR 19 SD Negeri di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah, Lengkap dengan Alamatnya |
|
|---|
| DAFTAR 11 SD Negeri di Kecamatan Anjongan Kabupaten Mempawah, Lengkap dengan Alamatnya |
|
|---|
| DAFTAR 16 SD Negeri di Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah, Lengkap dengan Alamatnya |
|
|---|
| DAFTAR 18 SD Negeri di Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah, Lengkap dengan Alamatnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Gambar-sejumlah-destinasi-wisata-budaya-Mempawah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.