Annisa Fitri Yusuf dan Suara Perempuan yang Dihidupkan Lewat Seni
Annisa menyebut bahwa pengalaman kuliahnya membuatnya lebih peka dalam membaca teks dan konteks.
Penulis: Peggy Dania | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Menulis sejak kecil, menggambar di pinggir buku, dan membuat puisi tentang hujan itulah potongan awal perjalanan Annisa Fitri Yusuf mengenal seni.
Namun seiring waktu, ia menemukan bahwa seni bukan hanya soal ekspresi tetapi juga alat pencatatan, perlawanan dan penyembuhan.
“Saya suka menulis di buku harian, membuat puisi kecil tentang hujan, dan menggambar di pinggir buku pelajaran. Ketertarikan itu semakin tumbuh ketika saya mulai menyadari bahwa ekspresi seni bisa menjadi cara untuk menyampaikan perasaan yang sulit diungkapkan secara langsung terutama sebagai perempuan yang hidup dalam struktur sosial yang cukup kaku,” ujar Annisa, Jumat 4 Juli 2025.
Perempuan kelahiran Sentebang, 24 Januari 1999 ini menempuh pendidikan Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret. Baginya, dunia akademik membuka cara pandang baru dalam berkarya.
“Kuliah di Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia membuka cara pandang saya terhadap bahasa, narasi, dan representasi. Saya jadi lebih sadar bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga struktur kuasa. Perspektif ini saya bawa ke dalam karya seni saya, terutama saat bekerja dengan isu identitas, gender, dan budaya lokal,” katanya.
Annisa menyebut bahwa pengalaman kuliahnya membuatnya lebih peka dalam membaca teks dan konteks.
“Ilmu tersebut sangat memperkuat landasan teoritis dalam proyek-proyek seni saya, yang seringkali menggabungkan pendekatan edukatif dan artistik secara bersamaan,” ucapnya.
Tak mudah menjadi perempuan di dunia seni, terlebih di Kalimantan Barat yang struktur sosialnya masih kental dengan patriarki. Tapi justru dari tantangan itulah Annisa memilih untuk bersuara lebih keras melalui karya.
“Salah satu tantangan terbesar adalah menghadapi budaya patriarki yang masih kuat baik secara sistemik maupun dalam praktik keseharian. Kadang suara perempuan dianggap tidak cukup penting, atau posisi kepemimpinan perempuan di bidang seni masih diragukan,” ujarnya.
Menurutnya tantangan lain juga terletak pada minimnya dukungan infrastruktur dan apresiasi terhadap seni berbasis perempuan atau yang mengangkat isu-isu kritis. Tapi justru dari situ saya belajar untuk membangun jaringan, menciptakan ruang, dan memperjuangkan representasi perempuan dalam kepemimpinan seni.
Bagi Annisa, seni punya peran yang sangat penting dalam memperjuangkan isu-isu perempuan dan kesetaraan gender.
“Seni punya kekuatan luar biasa sebagai media penyadaran. Ia bisa masuk ke wilayah emosi dan empati, membuka ruang dialog yang tidak konfrontatif namun tetap tajam. Dalam konteks isu perempuan dan kesetaraan gender, seni dapat menjadi jembatan untuk menyuarakan pengalaman-pengalaman tubuh perempuan yang sering kali disenyapkan, diremehkan, atau distigma,” ungkapnya.
Baca juga: Komunitas Beyquator Bangkitkan Nostalgia Beyblade di Kalimantan Barat
Selain itu menurutnya seni bisa menjadi alat untuk menciptakan narasi tandingan, membangun solidaritas, dan bahkan menyembuhkan luka-luka yang diwariskan oleh ketimpangan struktural. Perannya tidak hanya estetis, tapi juga politis dan spiritual.
Salah satu karya yang paling personal bagi Annisa adalah sebuah pertunjukan yang menyentuh soal tubuh dan tradisi.
“Pesurong: Perempuan Membawa Piring Keenam. Ini adalah karya instalasi dan pertunjukan yang mengangkat tubuh perempuan Melayu Sambas dalam konteks adat, budaya makan bersama, dan struktur patriarki. Karya ini menggali bagaimana perempuan kerap dibebani simbol-simbol kesopanan dan pelayanan tanpa diakui sebagai subjek,” tambah Annisa.
Beberapa Kades Bermasalah, DPMD Kapuas Hulu Ingatkan Kelola DD untuk Kepentingan Masyarakat |
![]() |
---|
Pemkab Sambas Usulkan Penyempurnaan Akses Internet di Perbatasan |
![]() |
---|
DAFTAR Lengkap Pejabat Pimpinan Utama Pemkot Singkawang, Cek Juga Jabatan yang Masih Kosong |
![]() |
---|
Harga TBS Sawit Kalbar Periode IV Agustus 2025 Naik Jadi Rp 3.274 per Kg |
![]() |
---|
PERSIAPAN Seleksi Porpov Kalbar 2026 Pertina Kubu Raya Imbau Seluruh Sasana Tinju Mendaftarkan Diri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.